Seorang Santri Dikabarkan Positif, Pemkot Batu Lakukan Pelacakan
Seorang santri di Batu dikabarkan positif Covid-19. Pemerintah Kota Batu menelusuri jejak kontak santri tersebut.
Oleh
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, melacak orang-orang yang pernah menjalin kontak dengan salah satu santri Al Izzah International Islamic Boarding School Batu yang dikabarkan positif Covid-19. Pelacakan tidak hanya dilakukan terhadap sesama santri, tetapi juga pihak keluarga.
Hal ini dilakukan menyusul ada kabar viral yang diduga berasal dari orangtua santri dari Surabaya. Dalam pesan itu disebutkan bahwa santri sakit diduga akibat sinusitisnya kambuh. Ia kemudian dijemput pulang ke Surabaya dan langsung dibawa ke salah satu rumah sakit sekalian untuk pemeriksaan usap (swab). Ternyata, hasilnya positif Covid-19.
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, Selasa (1/9/2020), mengatakan, pihaknya berusaha berkomunikasi dengan pihak keluarga dan rumah sakit di Surabaya. Pemkot Batu butuh data lengkap karena sebelumnya—saat santri itu menjalani perawatan di Al Izzah International Islamic Boarding School—hasil pemeriksaan cepat (rapid test) terhadap yang bersangkutan nonreaktif.
”Kami berkomunikasi (dengan keluarga dan rumah sakit) melalui Dinas Kesehatan Kota Batu mengenai siapa-siapa yang pernah dia (pasien) temui sebelum 17 Agustus dan setelah 20 Agustus. Nanti kami tracing (lacak),” kata Punjul saat ditemui seusai acara penyerahan sertifikat oleh Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Surya Tjandra di Kota Malang.
Punjul menuturkan kronologi kasus ini. Tanggal 17 Agustus seorang santri Al Izzah International Islamic Boarding School diketahui sakit. Dia kemudian menjalani perawatan di pesantren modern itu. Saat santri tersebut sakit, orangtuanya dari Surabaya datang menemani. Setelah itu, dia merasa sembuh dan pada 20 Agustus dibawa ke Surabaya.
Setelah pulang ke Surabaya, lanjut Punjul, santri itu dibawa ke RS International Hospital dan hasil usap terhadap yang bersangkutan positif. Tidak hanya dia, kabarnya, hasil pemeriksaan terhadap sang ibu juga positif.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kota Batu Muhammad Chori mengatakan, pihaknya sudah melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasien. Ada tiga santri yang telah menjalani tes usap dan isolasi mandiri sejak 23 Agustus. Namun, hingga saat ini hasil tes usap mereka belum keluar.
”Sebelumnya ketiga santri ini telah menjalani rapid test dan hasilnya nonreaktif. Namun, yang bersangkutan ada kontak erat serta ada gejala mengarah ke suspect sehingga harus menjalani pemeriksaan swab,” ujarnya.
Sebelumnya ketiga santri ini telah menjalani rapid test dan hasilnya nonreaktif. Namun, yang bersangkutan ada kontak erat serta ada gejala mengarah ke suspect sehingga harus menjalani pemeriksaan swab.
Koordinator Penanganan Covid-19 Al Izzah International Islamic Boarding SchoolAziz Effendy kepada awak media mengatakan, pihaknya menerima siswa dengan protokol kesehatan ketat. Protokol itu antara lain mengharuskan santri menandatangani surat bermeterai telah melakukan karantina mandiri di rumah selama dua pekan dan menjalani tes cepat di RS Hasta Brata, Batu.
Para santri juga masih harus menjalani karantina selama 14 hari di pesantren. ”Setelah itu ananda (santri) tidak ada tanda-tanda, semua nonreaktif. Namun, memang selalu kami pantau setiap hari. Jadi kesehatan anak, pagi dan sore, kami thermogun. Kadar oksigennya juga kami cek,” ucapnya.
Menurut Aziz, setelah dua pekan berlalu, santri baru diizinkan berkumpul dengan yang lain. Namun, pada 20 Agustus, orangtua mengajak pulang lantaran ada keluhan alergi pada anak. Karena pihak sekolah tidak bisa melarang, sang santri dibawa pulang.
Setelah sampai di Surabaya dan dibawa ke rumah sakit, santri yang bersangkutan baru dinyatakan positif. ”Nah, dinyatakan positif ini harus diklarifikasi. Makanya, saya klarifikasi, ternyata karena bapaknya di luar kota. Ibunya juga seorang dokter. Akhirnya kami lakukan pelacakan di sini,” katanya.
Aziz menjelaskan, ada tiga santri yang bersama santri tersebut di kamar. Setelah dilakukan tes cepat, hasilnya nonreaktif. Setelah itu pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kota Batu.
Pihak sekolah kemudian mendapat rekomendasi untuk dilakukan tes usapterhadap ketiga anak tersebut dan hasilnya belum keluar. Sejak awal, kata Aziz, pihaknya telah mendeklarasi dan menyusun protokol kesehatan secara komprehensif. Langkah ini telah disetujui oleh satgas Covid-19.