Kasus Covid-19 di Ambon Naik 92 Persen, Kesembuhan Diklaim Bertambah
Kasus Covid-19 di Kota Ambon naik 92 persen dan kesembuhan pun bertambah 55 persen dalam satu bulan terakhir. Penerapan protokol kesehatan tetap menjadi kunci utama dalam menekan laju peningkatan kasus.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Berkurangnya kewaspadaan warga serta semakin masifnya pemeriksaan usap tenggorokan (swab) menambah catatan kasus Covid-19 di Kota Ambon yang meningkat 92 persen dalam satu bulan terakhir. Di sisi lain, tingkat kesembuhan diklaim naik signifikan sekitar 55 persen. Kesadaran menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci utama melewati pandemi ini.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon, akhir Juli lalu, jumlah kasus Covid-19 di Kota Ambon sebanyak 751 dengan angka kesembuhan 522 dan pasien meninggal 17 orang. Hingga akhir Agustus, jumlah kasus di Kota Ambon tercatat 1.440 dengan angka kesembuhan 810 dan meninggal 25 orang.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon Joy Adriaansz, di Ambon pada Selasa (1/9/2020), mengatakan, kenaikan kasus itu disebabkan berkurangnya kewaspadaan publik pada bahaya Covid-19. Banyak orang mulai mengabaikan protokol Covid-19, seperti tidak lagi mengenakan masker dan tidak lagi menjaga jarak aman minimal 1,5 meter.
Di sisi lain, lanjut Joy, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon terus melakukan pelacakan dan pemeriksaan swab secara massal. Pemeriksaan itu juga dilakukan bagi ratusan pegawai Pemerintah Kota Ambon. Hingga pekan lalu, sebanyak 81 aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Ambon terkonfirmasi positif Covid-19.
Menurut Joy, tes usap di lingkungan Pemkot Ambon itu dilakukan untuk memastikan agar setiap aparat yang memberikan pelayanan publik benar-benar bebas Covid-19. ”Yang penting juga adalah memberi contoh bagi masyarakat,” katanya. Saat ini, banyak warga enggan menjalani tes swab kendati menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19.
Kewaspadaan berkurang
Pantauan Kompas di Pasar Mardika Ambon pada Selasa pagi, banyak pedagang tidak mengenakan masker saat berjualan. Masker dimasukkan ke dalam saku. Pada saat ada petugas patroli, mereka mengeluarkan masker dari saku lalu mengenakan. Setelah lepas dari pantauan, masker dimasukkan kembali ke saku.
”Harus diberikan sanksi tegas kepada orang-orang seperti mereka ini. Perilaku mereka membahayakan orang lain termasuk pembeli. Sebaiknya pembeli ramai-ramai tidak membeli barang dari pedagang yang tidak mengenakan masker,” kata Awaludin (30), pengunjung pasar tersebut.
Pada Selasa sore, warga mulai memadati ruang terbuka hijau, seperti Taman Pattimura. Mereka berkumpul tanpa memperhatikan jarak aman. Ada juga yang berpose bersama. Banyak dari mereka tidak mengenakan masker. Selama ini, ruang terbuka hijau itu ditutup dan dijaga ketat Satuan Polisi Pamong Praja Pemkot Ambon.
Selain itu, sejumlah jalanan di Kota Ambon, seperti Jalan Telukabessy dan Jalan Jenderal Sudirman, padat merayap pada sore hari. Warga sudah ramai-ramai keluar rumah. Di jalanan, hampir semua warga mengenakan masker, tetapi sebagian tidak dipakai untuk menutup hidung dan mulut. Masker malah digunakan menutup dagu.
Banyak warga termakan informasi sesat yang menyebutkan Covid-19 adalah suatu rekayasa. Isu itu terus menggelinding di ruang publik. Jika ada fakta penanganan Covid-19 yang tidak sesuai harapan, warga lalu mengaitkan dengan isu tersebut. ”Perlu sosialisasi berupa testimoni pada penyintas Covid-19. Cara ini bisa menyadarkan,” ujar Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Provinsi Maluku Benediktus Sarkol.
Benediktus mengapresiasi pencapaian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di semua tingkatan yang berupaya bekerja maksimal untuk menangani pandemi ini. Ia mengajak masyarakat agar patuh dan tidak termakan informasi sesat. Ia berharap, gugus tugas terus menyempurnakan kelemahan serta semakin transparan dalam penanganan. ”Paling penting itu transparansi anggaran Covid-19,” ujarnya.
Sementara itu, hingga Selasa malam, data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku menyebutkan, total kasus di Maluku sebanyak 1.900 dengan angka kesembuhan 1.196 dan pasien yang meninggal 33. Dari 11 kabupaten/kota, wilayah yang terdapat nol kasus ada empat, yakni Buru Selatan, Maluku Barat Daya, Kepulauan Tanimbar, dan Kepulauan Aru.