Sudah 14 Dokter Meninggal di Sumut akibat Covid-19
Dua orang dokter yang bertugas menangani Covid-19 meninggal karena Covid-19 di Medan, Sumatera Utara. Kasus meninggal karena Covid-19 masih terus meningkat di Sumut mencapai 315 orang.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sudah 14 dokter meninggal akibat Covid-19 di Sumatera Utara. Kasus terakhir dua orang dokter yang bertugas menangani Covid-19 meninggal karena Covid-19 di Medan, Sumut. Masyarakat diminta berkontribusi mengurangi beban tenaga kesehatan dengan menerapkan protokol Covid-19.
”Sumut kembali berduka atas gugurnya dua orang tenaga medis yang bertugas merawat pasien Covid-19. Mari kita ringankan beban tenaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan dengan lebih disiplin,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah, Senin (31/8/2020).
Aris mengatakan, dua dokter yang meninggal tersebut ialah dr Daud Ginting SpPD (66) dan dr Edwin P Marpaung SpOT (44). Hingga kini sudah 14 dokter yang meninggal akibat Covid-19 di Sumut.
Aris mengatakan, jumlah kasus positif di Sumut kini mencapai 6.827 kasus. Sebanyak 3.965 di antaranya telah sembuh dan 315 meninggal. Dalam sepekan terakhir ada penambahan 661 kasus positif baru dan 29 kasus meninggal. Di Sumut juga kini dirawat 766 pasien suspek Covid-19.
Rasio kasus positif di Sumut pun masih cukup tinggi, yakni mencapai 16,1 persen dari 42.147 spesimen yang telah diperiksa. Jauh lebih tinggi dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 5 persen.
Aris mengatakan, upaya pemerintah memutus penularan di Sumut adalah melakukan penelusuran kontak kasus positif, penapisan massal, dan penerapan protokol Covid-19 dengan lebih disiplin.
Aris mengarakan, mereka melakukan uji reaksi berantai polimerase (PCR) terhadap 7.922 spesimen dalam sepekan terakhir atau 1.131 spesimen per hari. Pemeriksaan spesimen terus meningkat di Sumut dari sebelumnya sekitar 600 spesimen per hari.
Pemeriksaan spesimen terus meningkat di Sumut dari sebelumnya sekitar 600 spesimen per hari.
Hal itu karena bertambahnya laboratorium dan paket bahan habis pakai uji PCR yang diterima Sumut. Sumut pun baru menerima 10.000 paket bahan uji PCR. ”Hal ini bisa meningkatkan kapasitas Sumut melakukan uji PCR,” kata Aris.
Aris mengatakan, Sumut juga kini meningkatkan pengawasan penerapan protokol kesehatan Covid-19 khususnya di kawasan Medan, Deli Serdang, dan Binjai, kawasan yang merupakan episentrum penularan di Sumut. Ketiga daerah itu pun telah membentuk satuan tugas besama untuk melakukan pengawasan. Razia masker pun semakin sering dilakukan di jalan, pasar, mal, dan ruang publik lainnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan dr Wijaya Juwarna mengatakan, sudah 10 dokter yang meninggal karena Covid-19 di Medan. Jika dibandingkan dengan data seluruh dokter yang meninggal di Indonesia yakni 100 orang, kematian dokter di Medan cukup tinggi, yakni 10 persen.
”Dr Daud selama ini bertugas di RSUD Pirngadi Medan sebagai spesialis penyakit dalam. Setelah terkonfirmasi positif Covid-19, dia dirujuk ke RSU Martha Friska Multatuli,” kata Wijaya.
Sementara, dr Edwin merupakan spesialis bedah tulang di RS Columbia Asia, Medan. Dia juga dirawat di rumah sakit itu setelah terkonfirmasi Covid-19.
Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, kasus positif Covid-19 di Kota Medan masih terus meningkat. Ia pun meminta dukungan masyarakat untuk memutus rantai penularan dengan semakin disiplin menerapkan protokol Covid-19.
”Menjalankan protokol kesehatan, terutama penggunaan masker, merupakan adaptasi kebiasaan baru yang harus kita lakukan di masa pandemi Covid-19. Saya tahu menggunakan masker tidak nyaman, tetapi ini harus kita lakukan untuk memutus rantai penularan,” kata Akhyar.
Akhyar mengatakan, razia masker masih akan terus dilakukan di Medan. Sanksi tegas berupa teguran, penahanan kartu identitas, pembubaran kerumunan, dan pencabutan izin, dan denda, akan dilakukan.