19.735 Orang Kampanyekan Pentingnya Bermasker di 6.497 Desa di Aceh
Pemerintah Provinsi Aceh melibatkan 19.735 orang dari berbagai kalangan mengampanyekan penggunaan masker di 6.497 desa di Aceh. Selama ini, pesan pemerintah tidak sampai kepada warga level bawah.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Aceh melibatkan 19.735 orang dari berbagai kalangan mengampanyekan penggunaan masker secara massal. Kampanye memakai masker dilakukan serentak di 6.497 desa di Aceh.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi Aceh Saifullah Abdul Gani, Senin (31//8/2020), mengatakan, kampanye masker massal itu dilakukan untuk mendorong kesadaran warga menaati protokol kesehatan. Pengabaian terhadap protokol kesehatan membuat penyebaran Covid-19 semakin luas.
Hingga Senin, jumlah kasus positif Covid-19 di Aceh mencapai 1.599 orang. Selama bulan Agustus, kasus bertambah sebanyak 1.043 orang. ”Kami akan kampanye door to door (pintu ke pintu) dengan membagikan masker,” kata Saifullah.
Para sukarelawan yang dilibatkan berasal dari kalangan pegawai pemerintah, kepala desa, dan kelompok masyarakat. Kegiatan meliputi pembagian masker, pemasangan spanduk, poster, dan sosialisasi melalui ceramah untuk jemaah masjid.
Pemprov Aceh menyiapkan 1 juta masker untuk dibagikan kepada warga. Masker tersebut merupakan bantuan dari Presiden Joko Widodo yang hadir di Banda Aceh pada 25 Agustus 2020. Sebelumnya Pemprov Aceh juga telah menyalurkan 250.000 lembar masker kepada warga.
Saifullah mengatakan, kampanye serentak ini dilakukan hingga ke desa-desa karena penyebaran virus korona sudah menyebar ke kelompok warga di perdesaan. ”Hanya disiplin menerapkan protokol kesehatan yang memperkecil kemungkinan terpapar,” ujar Saifullah.
Menurut dia, gugus tugas pemerintah provinsi dan kabupaten telah bekerja keras menahan penyebaran virus korona di Aceh. Namun, penyebaran tidak mudah dihentikan karena sulit dipetakan. Banyak warga terpapar, tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun.
Saat penerapan normal baru pada Juli 2020, mobilitas warga antardaerah sangat masif sehingga memicu perpindahan virus antardaerah tidak terbendung. Sementara pada saat yang sama, warga merespons normal baru dengan melonggarkan penerapan protokol kesehatan.
Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar (UTU) Aceh Barat, Yulizar Kasma, menuturkan, tidak mudah membangun kesadaran warga taat pada aturan kesehatan sebab masih banyak warga yang tidak percaya pada penyebaran Covid-19.
”Bahkan, ada tokoh masyarakat dan tokoh agama di perdesaan menganggap Covid-19 ini konspirasi atau hoaks,” kata Yulizar.
Bahkan, ada tokoh masyarakat dan tokoh agama di perdesaan menganggap Covid-19 ini konspirasi atau hoaks.
Yulizar mengatakan, pesan pemerintah tidak sampai kepada warga level bawah. Hal itu karena pemerintah tidak melibatkan semua kalangan untuk berkampanye.
Ia menyarankan kampanye ini melibatkan perangkat desa, tokoh agama, pemuda desa, tenaga pendamping desa, tenaga kesehatan di perdesaan, dan mahasiswa ilmu kesehatan. ”Semua harus terlibat dan bergerak atas tanggung jawab moral bersama,” ujar Yulizar.
Yulizar menyatakan, bersama mahasiswa di UTU Aceh Barat, pihaknya telah melakukan kampanye dengan turun langsung ke komunitas warga membagikan masker, vitamin, dan sosialisasi hidup sehat.