Tiga Petambang Timah Ilegal Tewas Tertimbun Longsor
Tiga dari enam petambang timah ilegal ditemukan tewas dalam bencana longsor yang terjadi di Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Banga Belitung. Sampai saat ini, proses pencarian terus dilakukan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOBA, KOMPAS — Tiga dari enam petambang timah ilegal ditemukan tewas dalam bencana longsor yang terjadi di Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung. Sampai saat ini, proses pencarian terus dilakukan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkal Pinang Fazzli, Sabtu (29/8/2020) malam, mengatakan, kejadian longsor diperkirakan terjadi pada Sabtu pukul 13.10. Keenam petambang timah itu sedang mencari timah ilegal di kawasan tersebut.
Mendapati peristiwa tersebut, aparat desa TNI/Polri dibantu warga terus melakukan pencarian. Hasilnya, pada Sabtu sore, tiga orang bisa dievakuasi, sedangkan tiga orang lainnya masih dalam pencarian. Mendapatkan informasi tersebut, Fazzli membuka operasi SAR gabungan yang melibatkan satu tim penyelamatan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkal Pinang.
Seperti dikutip dari laman Kompas.com, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung Mikron Antariksa menuturkan, selain keenam orang yang tertimbun, mesin ekskavator yang digunakan untuk menggali tanah juga tertimbun. ”Sampai saat ini, proses evakuasi terus belangsung,” katanya.
Dalam melakukan evakuasi, petugas mengalami sejumlah kendala, yakni medan yang curam dan kondisi tanah yang labil serta adanya cekungan dalam. Mikron mengatakan, diduga longsor ini terjadi setelah lokasi yang biasa disebut ”sarang ikan” tersebut diguyur hujan deras satu hari sebelumnya.
Sampai saat ini, proses evakuasi terus belangsung.
Aktivitas tambang timah ilegal memang marak terjadi. Catatan dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Baturusa Cerucuk menunjukkan, di Kepulauan Bangka Belitung pada 2018 setidaknya ada 12.607 lubang tambang. Luas totalnya mencapai 15.579 hektar. Lubang tambang itu merata di enam kabupaten di Kepulauan Bangka Belitung.
Kabupaten dengan kolong terbanyak adalah Kabupaten Bangka Barat dengan 4.036 kolong tambang. Namun, daerah dengan kolong tambang terluas adalah Kabupaten Belitung Timur dengan luasan 5.188,571 hektar.
Lubang tambang tersebut menyebar di kawasan hutan lindung sebanyak 888 kolong, hutan produksi (4.574 kolong), hutan produksi konversi (10 kolong), kawasan suaka alam (113 kolong), dan areal penggunaan lain (7.022 kolong). Luasan lubang tambang juga beragam, mulai dari di bawah 10 hektar hingga di atas 999 hektar. Lubang tambang yang paling banyak terlihat berukuran kurang dari 10 hektar.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Depati Amir Pangkal Pinang Kurniaji menuturkan, hujan lebat dan petir masih berpotensi terjadi. Bahkan, pada Sabtu (29/8/2020) masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada pukul 14.30 WIB di wilayah Kecamatan Koba, Air Gegas, Pulau Besar, Toboali, dan dapat meluas ke Kota Pangkal Pinang.
Kurniaji mengatakan, dalam tiga hari ke depan, potensi cuaca ekstrem mungkin terjadi di sejumlah wilayah di Bangka Belitung. Untuk itu, pihaknya meminta warga untuk tetap waspada dan menghindari aktivitas yang berisiko.