Penobatan Sultan Sepuh XV Diwarnai Penolakan, Utamakan Musyawarah
Penobatan Pangeran Raja Adipati Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon diwarnai penolakan oleh sejumlah kerabat. Semua pihak diharapkan mengedepankan musyawarah dan bersama menjaga keraton.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Penobatan Pangeran Raja Adipati Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon diwarnai penolakan oleh sejumlah kerabat. Semua pihak diharapkan mengedepankan musyawarah dan bersama menjaga keraton sebagai benteng budaya Cirebon.
Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman dikukuhkan dalam tradisi jumenengan di Bangsal Panembahan, Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat, Minggu (30/8/2020). Luqman menggantikan kedudukan Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat yang wafat 40 hari lalu. Jumenengan dirangkaikan dengan tahlilan.
Jumenengan digelar dengan protokol kesehatan, seperti mewajibkan undangan mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Puncak acaranya adalah penyerahan keris Sunan Gunung Jati, pimpinan Kesultanan Cirebon abad ke-15, dari sesepuh keraton kepada Sutan Sepuh XV.
Jumenengan dihadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, Bupati Cirebon Imron Rosyadi, perwakilan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), dan kerabat keraton. Namun, Sultan Kanoman XII Cirebon Sultan Raja Muhammad Emirudin dan Sultan Kacirebonan IX Abdul Gani Natadiningrat tidak tampak.
Di tengah acara, Ratu Mawar yang mengaku dari Keraton Kanoman secara terbuka mengatakan menolak penobatan PRA Luqman sebagai Sultan Sepuh XV di hadapan para tamu. ”Beliau (Luqman) bukan nasab dari Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati),” katanya sambil keluar ruangan.
Di luar keraton, lebih dari 100 santri dan pengasuh pondok pesantren yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Zuriah Sunan Gunung Jati juga menolak penobatan PRA Luqman. Selain berselawat, massa juga mencoba masuk ke keraton. Aparat keamanan pun sigap menjaga kondusivitas.
Silakan diselesaikan secara musyawarah mufakat. Kami akan turun tangan (menyelesaikan polemik) jika diminta. Tetapi, itu langkah terakhir.
Dalam pidato pengukuhannya, Luqman mengatakan, mendiang ayahnya sudah menetapkannya sebagai Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan. ”(Ini) sebagai tradisi turun-temurun yang dilaksanakan sejak era Sunan Gunung Jati, ratusan tahun lalu. Pengganti sultan adalah putranya,” katanya.
Menurut Luqman, pihaknya berkomitmen tetap menjadikan keraton sebagai benteng budaya Cirebon, bahkan bangsa Indonesia. Keraton juga diharapkan sebagai destinasi wisata dan membangkitkan ekonomi kreatif warga setempat.
Warga Keraton Kasepuhan Pangeran Chaidir Susilaningrat mengatakan, setiap kerabat keraton memiliki hak untuk berbeda pendapat terkait dengan jumenengan selama tidak melanggar hukum. ”Namun, kami semata-mata melaksanakan adat dan tradisi. Sultan Sepuh XV akan fokus melestarikan tradisi Cirebon,” ucapnya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta para pihak untuk menyelesaikan polemik di internal keraton. Namun, menurut dia, kursi sultan tidak boleh kosong. ”Silakan diselesaikan secara musyawarah mufakat. Kami akan turun tangan (menyelesaikan polemik) jika diminta, tetapi itu langkah terakhir,” katanya.