Aksi Mahfud MD Berbagi Masker Gratis Mengundang Kerumunan di Malioboro
Menkopolhukam Mahfud MD melakukan kampanye melawan Covid-19 dengan aksi membagikan masker gratis di kawasan Malioboro, Yogyakarta. Namun, aksinya itu justru mengundang kerumunan orang merapat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD melakukan kampanye melawan Covid-19 dengan membagikan masker gratis di kawasan Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (30/8/2020). Namun, aksinya itu justru mengundang kerumunan orang di tengah gencarnya imbauan saling jaga jarak.
”Presiden (Joko Widodo) berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk disiplin mengenakan masker. Untuk apa? Untuk menjaga diri sendiri dari penularan orang lain dan menjaga orang lain dari penularan diri kita,” kata Mahfud MD seusai membagikan masker kepada warga di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Minggu pagi.
Aksi tersebut dimulai sejak pukul 07.00. Mahfud berjalan kaki didampingi istrinya, Zaizatun Nihayati. Tampak pula seniman teater Butet Kertaradjasa berjalan bersama dalam rombongan tersebut.
Titik awal perjalanan dimulai dari Gedung DPRD DIY. Menurut rencana, Mahfud berjalan kaki hingga Titik Nol Km Yogyakarta. Namun, Mahfud dan rombongan sempat berbelok melihat aktivitas perekonomian di Pasar Beringharjo. Selain itu, Mahfud juga melanjutkan perjalanannya menaiki andong seusai dari pasar tersebut menuju sebuah kafe di kawasan Titik Nol Km Yogyakarta.
Dalam perjalanan, Mahfud sesekali berhenti dan memberikan masker yang dibawanya kepada warga di kawasan wisata tersebut. Masker tersebut diberikan kepada pengayuh becak, pedagang, dan warga yang tengah berolahraga. Lebih kurang ada 15.000 masker yang dibagikan dalam kesempatan itu.
Warga tampak antusias menyaksikan rombongan Mahfud yang sedang berjalan kaki bersama-sama itu. Ada sejumlah warga yang tampak mendekat ke Mahfud untuk meminta berswafoto. Ada juga yang mendekat ke rombongan sekadar untuk memotret Mahfud yang tengah berinteraksi dengan warga lain.
Kondisi itu mengakibatkan terciptanya kerumunan. Di sisi lain, imbauan mengenai jaga jarak aman tidak pernah berhenti dikampanyekan. Bahkan, jaga jarak aman termasuk menjadi bagian dalam protokol kesehatan selama wabah ini.
Namun, menurut Mahfud, dari apa yang disaksikannya, masyarakat telah cukup mampu menerapkan protokol kesehatan di ruang publik. Ia mengamati, hampir semua masyarakat yang ditemuinya di sepanjang kawasan Malioboro telah patuh mengenakan masker.
”Saya melihat tadi, saya dapat mengatakan, lebih dari 90 persen orang sudah mengenakan masker. Dan, 80 persen di antaranya telah mengenakan masker dengan benar. Biasanya yang sedang tidak dipakai itu sedang makan atau menawar barang. Saya berharap Yogyakarta menjadi contoh bagi daerah-daerah lain untuk memajukan ekonomi dan perang melawan Covid-19,” kata Mahfud.
Beberapa pekan terakhir, kawasan Malioboro memang kembali ramai. Kondisinya seolah seperti sebelum pandemi terjadi. Keramaian itu menjadi perhatian Pemerintah Kota Yogyakarta. Pengawasan terhadap pengunjung diperketat dengan menambah jumlah petugas jaga. Namun, kunci agar protokol kesehatan benar-benar itu diterapkan adalah kesadaran masyarakat sendiri.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengakui, sebagian besar warga sudah mematuhi protokol kesehatan berupa pengenaan masker. Namun, diakuinya, kepatuhan belum berlaku untuk protokol jaga jarak aman. Masyarakat masih kerap lupa untuk saling jaga jarak ketika berada di ruang publik.
Padahal sudah dibuat pula penanda guna mengingatkan masyarakat untuk saling jaga jarak di kawasan wisata tersebut. Kesadaran bersama mematuhi protokol kesehatan menjadi hal yang penting.
”(Jaga jarak) ini masih jadi pekerjaan rumah kami. Mau tidak mau, ketika Malioboro sudah semakin banyak yang datang, tugas kami adalah agar saling jaga jarak. Kami sudah membuat aturan dan petunjuk. Di mana harus berdiri, jaraknya berapa, itu sudah ada semua,” kata Heroe.