Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika akan dikembangkan sebagai destinasi wisata dengan konsep ”sportainment”, yakni menggabungkan olahraga dan hiburan. Selain alamnya indah, juga akan ada MotoGP pada 2021.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, akan dikembangkan menjadi destinasi wisata berkonsep sportainment atau menggabungkan sajian olahraga dan hiburan. Selain memiliki kawasan wisata alam, Mandalika akan menjadi tempat penyelenggaraan ajang balap sepeda motor bergengsi, MotoGP, pada 2021.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika atau The Mandalika berada di Pujut, Lombok Tengah, atau sekitar 50 kilometer tenggara Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat. Jaraknya sekitar 18 kilometer dari Bandara Internasional Lombok (BIL).
KEK Mandalika adalah salah satu destinasi wisata superprioritas yang tengah dikembangkan pemerintah. Selain itu, ada Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur (Jawa Tengah), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara).
Di samping pembangunan di dalam kawasan, persiapan juga dilakukan di luar kawasan KEK Mandalika. Misalnya, pengembangan BIL, jalan bypass dari BIL-Mandalika, pelabuhan kapal pesiar di Gili Mas, Lembar, Lombok Barat, termasuk peningkatan kapasitas desa-desa wisata.
”Saya sangat menikmati Mandalika. Sangat cocok untuk berlibur, apalagi setelah lama tidak ke mana-mana akibat pandemi. Pantai-pantainya bagus dan sangat mudah dijangkau dari tempat menginap,” kata Muhammad Iman (24), asal Jakarta.
Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) Abdulbar M Mansoer, lewat siaran pers, Jumat (28/8/2020), mengatakan, pembangunan Mandalika Internasiol Street Circuit (Sirkuit Mandalika) masih dalam tahap pekerjaan tanah (ground work). Pencapaiannya mencapai 60 persen.
Pekerjaan tanah merupakan salah satu bagian penting dari konstruksi Sirkuit Mandalika. Oleh karena itu, semua dilakukan dengan ketelitian dan detail tinggi agar sesuai regulasi dan standar dari Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM).
Menurut Abdulbar, pencapaian 60 persen itu terdiri dari pembersihan lahan seluas 429.175 meter persegi atau 81,77 persen, pemasangan pagar beton precast keliling sepanjang 5.502 meter atau 88,03 persen, dan galian tanah trek sepanjang 239.065 meter atau 95,45 persen.
Selain itu, ada juga timbunan tanah mencapai 225.846 meter kubik atau 64,78 persen, dan peningkatan kondisi tanah (ground improvement) seluas 5.481 meter persegi atau 33,14 persen. ”Ditargetkan semua pembangunan selesai pada Juni 2021,” kata Abdulbar.
Managing Director The Mandalika I Wayan Karioka mengatakan, pihaknya menggandeng MRK1 Consulting sebagai kontraktor pembangunan. MRK1 Consulting sudah membangun sejumlah sirkuit MotoGP, seperti di Bahrain dan Thailand.
Sesuai rencana
Abdulbar memastikan, proses pembangunan Sirkuit Mandalika terus berlangsung dan berjalan sesuai rencana meski di tengah pandemi. Saat ini, mereka fokus pada percepatan pembangunan sirkuit sehingga pergelaran MotoGP 2021 diharapkan dapat terlaksana.
”Penyelenggaraan MotoGP Indonesia akan memberikan tiga manfaat, yaitu citra negara, atraksi wisata, dan multiefek. Kami optimistis semua dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan membangkitkan sektor pariwisata dalam negeri setelah pandemi,” tutur Abdulbar.
Sebagai atraksi wisata, kata Abdulbar, MotoGP di Mandalika akan berdampak ke berbagai sisi, seperti penciptaan lapangan kerja langsung bagi kurang lebih 7.500 orang. Termasuk di antaranya memberi tambahan investasi lokal sebesar 150 juta dollar AS dan menambah jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia hingga 300.000 orang per tahun.
”Selain itu, kami memperkirakan belanja wisatawan bisa mencapai 40 juta dollar AS per tahun,” kata Abdulbar.
Pada saat yang sama, kata Abdulbar, penyelenggaraan MotoGP Indonesia di Mandalika juga akan meningkatkan citra negara Indonesia sebagai negara tujuan olahraga wisata di dunia. Hal itu tidak lepas dari besarnya dampak penyelenggaraan MotoGP.
”Ajang MotoGP ditonton hampir 430 juta pemirsa televisi di seluruh dunia setiap minggu. Itu pasti bakal memberi keuntungan besar bagi Indonesia dan ITDC dalam jangka panjang,” kata Abdulbar.
Sejauh ini, tidak hanya ITDC, masyarakat di dalam kawasan ataupun di luar kawasan juga ikut bersiap. Desa-desa wisata penyangga KEK, misalnya, mulai menyiapkan program. Ketua Desa Wisata Hijau Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, Pahrul Azim mengatakan, selain membenahi destinasi, mereka juga menyiapkan secara khusus turut mereka siapkan, yakni terapis.
”Aktivitas di KEK Mandalika ketika perhelatan MotoGP tentu akan membuat capek. Pada saat yang sama, belum ada pusat kesehatan. Jadi, kami mempersiapkan hal itu,” ujarnya.
Desa Ketara, yang berada sekitar 4 km dari BIL dan 15 km dari KEK Mandalika, juga sudah bersiap diri. Kepala Desa Ketara Lalu Buntaran mengatakan akan membangun pasar seni untuk penjualan produk masyarakat, mulai dari tenun hingga kuliner.