Koalisi PDI-P dan Gerinda Pilih Sekda Sulteng untuk Maju pada Pemilihan Gubernur
Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate bersama pasangannya mendapatkan restu dari koalisi PDI-P dan Gerindra untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Sulteng 2020.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Hidayat Lamakarate bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulteng Bartholomeus Tandigala diusung koalisi PDI-P dan Gerindra maju dalam Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur 2020. Keduanya menjamin tidak akan menggiring birokrasi dalam kontestasi politik ini.
Rekomendasi untuk Hidayat-Bartholomeus disampaikan Ketua DPP PDI-P, yang juga Ketua DPR RI, Puan Maharani di Jakarta, Jumat (28/8/2020). Pasangan tersebut mengikuti penyampaian dukungan itu secara virtual di Palu, Sulteng. Saat nama mereka dibacakan, sekitar 100 simpatisan bertepuk tangan dan berteriak, ”Merdeka”.
Rekomendasi PDI-P sangat ditunggu Hidayat-Bartholomeus. Pasangan itu sebelumnya sudah mendapatkan rekomendasi dari Partai Gerindra. Kedua partai itu masing-masing memiliki enam kursi di DPRD Sulteng atau memenuhi persyaratan minimal sembilan kursi di DPRD Sulteng untuk maju pada Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulteng, 9 Desember 2020.
”Tentu ini (rekomendasi PDI-P) memberikan konfirmasi bahwa koalisi untuk maju Pilgub 2020 telah memenuhi syarat,” kata Hidayat di Palu, Jumat.
Hidayat memastikan, dirinya akan segera mengundurkan diri dari status aparatur sipil negara (ASN) dan jabatan yang melekat. Ia menegaskan, pengunduran diri akan dilakukan pada 2 September 2020 sebelum mendaftar ke KPU Sulteng pada 5 September 2020.
”Ini menunjukkan kami siap lahir batin sekaligus menjawab keraguan masyarakat yang mengatakan kami tidak serius maju,” ujarnya.
Regulasi mensyaratkan ASN yang maju pada pilkada atau pemilihan legislatif harus mengundurkan diri. Untuk Pilkada 2020, KPU membuka pendaftaran pasangan calon pada 4-6 September 2020. Sulteng merupakan 1 dari 270 provinsi dan kabupaten/kota yang menggelar Pilkada 2020.
Selain itu, Hidayat memastikan tidak akan menggiring birokrasi untuk kepentingan kontestasi. Dirinya percaya, ASN di birokrasi sudah sangat profesional terkait dengan pilkada. Namun, Hidayat mengakui, pengalaman di birokrasi bisa menjadi modal keduanya.
”Kalau mereka di birokrasi itu punya ikatan emosional dengan kami, ya, itu hak demokrasi mereka,” ujarnya.
Selain PDI-P dan Gerinda, Hidayat mengklaim sejumlah partai juga bergabung dengan koalisi, seperti Partai Bulan Bintang dan Partai Berkarya. Namun, kedua partai itu tak memiliki kursi di DPRD Sulteng.
Ketua DPD PDI-P Sulteng Muharram Nurdin mengatakan, pengusungan pasangan Hidayat-Bartholomeus berdasarkan pada keyakinan kuat duet tersebut bisa memenangi kontestasi. ”Prinsipnya, kepala daerah itu satu napas dengan pemerintah pusat, misalnya dalam hal pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia,” katanya.
Dengan rekomendasi tersebut, kata Muharram, semua kader PDI-P wajib memperjuangkan pasangan Hidayat-Bartholomeus. Semua kader bekerja keras untuk memenangkan pasangan itu.
Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tadulako, Slamet Riyadi Cante, berharap pasangan Hidayat-Bartholomeus menegakkan netralitas ASN atau birokrasi. Kecermatan pengawas pemilu bakal menjadi taruhannya.
”Monitoring pengawas perlu diperkuat merujuk regulasi yang mengatur, seperti kehadiran ASN pada saat kampanye, berfoto bersama, dan menyebarkan visi-misi pasangan. Pengawas pemilihan harus bekerja ekstra untuk mendeteksi hal-hal tersebut,” ujarnya.
Dengan terpenuhinya syarat minimal dukungan untuk Pilgub Sulteng, Hidayat-Bartholomeus menjadi pasangan kedua yang siap bertarung. Sebelumnya ada Rusdy Mastura-Ma’mun Amir yang diusung Partai Nasdem, Hanura, dan PKS.
Pasangan lain yang berpotensi maju adalah anggota DPR, Anwar Hafid, dan Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu dengan pengusung utama Partai Demokrat. Pasangan itu masih berkomunikasi dengan partai lain untuk berkoalisi. Selain itu, disebut juga ada pasangan Nurmawati Dewi Bantilan dan Clemens Efraim Musa yang bakal meramaikan pilkada serentak Sulteng.