Pegawai Sembuh, Layanan RSUD 45 Kuningan Segera Dibuka Kembali
Sebanyak 19 pegawai RSUD 45, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang terkonfirmasi positif Covid-19 dinyatakan telah sembuh. Layanan rawat jalan RS itu pun dipastikan dibuka kembali pada Senin (31/8/2020).
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Sebanyak 19 pegawai Rumah Sakit Umum Daerah 45, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang terkonfirmasi positif Covid-19 dinyatakan telah sembuh. Layanan rawat jalan pun dipastikan dibuka kembali pada Senin (31/8/2020) dengan protokol kesehatan ketat.
Direktur RSUD 45 Deki Saefullah mengatakan, hasil tes usap tenggorokan 19 pegawainya dinyatakan negatif Covid-19. ”Mereka semua orang tanpa gejala. Insya Allah sudah bisa dan sudah aman bekerja Senin,” kata Deki saat dihubungi, Jumat (28/8/2020), di Kuningan.
Para pegawai yang terdiri dari seorang dokter dan 18 tenaga kesehatan itu terkonfirmasi positif Covid-19 setelah uji usap massal di rumah sakit pada 10-11 Agustus. Namun, pihaknya baru menerima hasil pemeriksaan dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar di Bandung pada Selasa (25/8/2020).
Akibatnya, layanan rawat jalan di rumah sakit itu ditutup sejak Rabu hingga Minggu (26-31/8/2020). Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD 45 hanya melayani kasus yang mengancam jiwa pasien. Pelayanan hemodialisis dan talasemia juga masih buka dengan protokol kesehatan dan sisanya dirujuk ke rumah sakit lain.
Penutupan sejumlah layanan, lanjut Deki, untuk sterilisasi dan dekontaminasi seluruh area rumah sakit. Hal ini juga membantu surveilans untuk melacak kontak erat kasus terkonfirmasi.
Apalagi, menurut dia, para pegawai terpapar di luar rumah sakit. Selain kerap mengenakan alat pelindung diri, mereka juga tidak menangani langsung pasien Covid-19 di ruang isolasi. Bahkan, sebagian besar yang terpapar merupakan petugas bagian administrasi.
Sebelumnya, awal Agustus, 11 perawat, 4 dokter internship, 3 dokter, dan 1 petugas kebersihan RSUD 45 juga terkonfirmasi positif Covid-19. RSUD 45 pun menjadi kluster baru penularan Covid-19. Saat itu, IGD ditutup selama 12 jam.
Menurut Deki, meskipun RSUD 45 sudah beroperasi pekan depan, protokol kesehatan tetap dijalankan secara ketat. Selain harus menjalani tes cepat, pasien juga hanya boleh ditemani seorang penjaga. ”Tidak ada jaminan pengunjung yang datang itu sehat dan tidak membawa virus korona baru,” katanya.
Kendala tes
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Susi Lusiyanti mengatakan, pelacakan kontak erat 19 pegawai RSUD 45 dilakukan oleh petugas puskesmas sesuai domisili kasus terkonfirmasi. Hingga kini, pihaknya baru menemukan 40 orang yang berkontak erat dengan 19 kasus positif itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kuningan Denny Mustofa menambahkan, salah satu kendala penelusuran kontak adalah lamanya hasil pemeriksaan sampel usap di Labkesda Jabar. ”Ada yang hasilnya dua minggu lebih,” katanya.
Padahal, semakin cepat hasil tes keluar, pihaknya dapat segera melacak kontak erat kasus terkonfirmasi sekaligus melakukan tindakan, seperti mengisolasi kasus. Sebenarnya pemeriksaan bisa lebih cepat jika dilakukan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK UGJ), Cirebon, tetangga Kuningan.
”Kami sudah bekerja sama. Namun, pemeriksaan sampelnya hanya untuk kasus suspect. Kalau tes swab (usap) massal seperti sekarang, tidak bisa,” katanya. Hingga kini, sedikitnya 3.500 orang telah menjalani tes usap. Angka itu sekitar 0,3 persen dari 1 juta jiwa penduduk Kuningan.
Kepala Laboratorium FK UGJ Donny Nauphar mengatakan, pihaknya kini dapat memeriksa 600 sampel per hari. Padahal, pada awal Agustus, hanya 300 sampel per hari yang dapat diperiksa.
Pihaknya memeriksa sampel dari Kabupaten Kuningan, Cirebon, Majalengka, dan Indramayu. ”Sampel yang masuk bisa sampai 1.000 per hari setelah masa liburan karena mobilitas warga tinggi,” katanya.