Sekitar 500 orang merusak dan membakar kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Mamberamo Raya, Jumat (28/8/2020) siang. Massa diduga kesal karena gagal lolos tahapan tes calon pegawai negeri sipil.
Oleh
fabio costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sekitar 500 orang merusak dan membakar kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Mamberamo Raya, Jumat (28/8/2020) siang. Massa diduga kesal karena gagal lolos tahapan tes calon pegawai negeri sipil.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal saat ditemui di Jayapura, Jumat, mengatakan, kejadian ini diduga dipicu ketidakpuasan warga dengan hasil tes calon pegawai negeri sipil (CPNS). Pengumuman hasil tes CPNS Kabupaten Mamberamo Raya dilakukan pada Kamis (27/8/2020).
Warga yang tidak lolos tes CPNS dari sejumlah daerah kemudian mendatangi kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Mamberamo Raya, di daerah Burmeso, sekitar pukul 11.00 WIT. Mereka membawa busur, panah, tombak, dan benda tajam lainnya.
Akan tetapi, dalam perjalanan ke kantor BKD Mamberamo Raya, massa ternyata juga merusak sejumlah kantor, seperti ruang tunggu Bandara Kasonaweja dan kantor KPUD Mamberamo Raya. Tiba di BKD Mamberamo Raya, massa tidak bisa bertemu pimpinan BKD sehingga nekat merusak dan membakar kantor itu.
”Sekitar pukul 13.00 WIT, situasi sudah aman. Massa kembali ke rumah masing-masing. Anggota Polres Mamberamo Raya telah menjaga lokasi kejadian,” kata Ahmad.
Ahmad menyayangkan tidak adanya koordinasi antara Pemkab Mamberamo Raya dan pihak kepolisian sebelum mengumumkan hasil tes CPNS. Akibatnya, pergerakan massa tidak bisa dikendalikan. ”Setelah Kapolres dan Sekretaris Daerah Kabupaten Mamberamo Raya menyampaikan prosedur penilaian tes CPNS ditentukan dari pusat, massa kembali ke rumahnya,” katanya.
Ketua KPUD Papua Theodorus Kossay telah mendapat informasi perusakan kantor KPUD Mamberamo Raya pada Jumat siang. Sejumlah kaca dan fasilitas lainnya dirusak massa. ”Kami telah menghubungi Polda Papua untuk meminta jaminan keamanan bagi seluruh pegawai dan fasilitas kantor. Kami berharap kejadian ini tak terulang lagi jelang pilkada serentak 2020,” kata Theodorus.