Dukungan Penanganan Covid-19 di Lapas Kelas I Surabaya Mulai Mengalir
Dukungan dari berbagai pihak untuk optimalisasi penanganan Covid-19 di Lapas Kelas I Surabaya mulai mengalir. Hingga kini, 2 napi meninggal, sedangkan 51 lainnya dirawat di lapas serta rumah sakit rujukan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Dukungan meningkatkan kualitas penanganan Covid-19 di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya mulai mengalir. Hal itu penting untuk membendung laju sebaran penyakit dan meningkatkan kapasitas perawatan di lapas.
Dukungan datang dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk melakukan pelacakan kontak erat dan perawatan penghuni lapas positif Covid-19. Ada dua tim kesehatan yang diterjunkan untuk memperkuat dan mendampingi tim kesehatan lapas.
Kepala Lapas Kelas I Surabaya Gun Gun Gunawan pada Jumat (28/8/2020) mengatakan, kehadiran tim kesehatan dari Pemprov Jatim dan Dinas Kesehatan Sidoarjo sangat berarti. Kini, tim kesehatan lapas hanya terdiri dari seorang dokter dan empat perawat. Mereka harus memantau kondisi kesehatan 2.356 penghuni lapas.
Selama ini, tim kesehatan lapas sudah kewalahan mengurus warga binaan. Dengan adanya penularan Covid-19 yang berkembang pesat, tugas tim kesehatan semakin berat. Mereka juga berisiko tinggi tertular penyakit karena interaksi yang intens dan waktu istirahat yang kurang.
Akan tetapi, lapas juga masih memerlukan bantuan ambulans yang khusus untuk merujuk pasien Covid-19. Sebelumnya lapas memiliki satu ambulans untuk melayani ribuan orang.
Gun Gun mengatakan, hingga saat ini penghuni Lapas Kelas I Surabaya yang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 53 orang. Selain itu, ada empat petugas lapas mengalami hal serupa. Dari 53 orang itu, 2 orang meninggal, 4 orang dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19, dan 47 orang dirawat di dalam lapas.
Dua orang meninggal adalah mantan Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus dan SLH, terpidana kasus narkoba. SLH meninggal pada Rabu (26/8/2020), sedangkan Mas’ud meninggal keesokan harinya. Keduanya meninggal dalam perawatan di rumah sakit karena Covid-19.
Dari empat penghuni yang dirawat di RS rujukan, dua orang dinyatakan sembuh. Kesembuhan itu diharapkan mampu memompa semangat para penghuni lain yang sedang menjalani perawatan. Semangat yang tinggi diharapkan berkontribusi besar terhadap proses penyembuhan sehingga angkanya bisa meningkat.
Sementara itu, sebanyak 47 penghuni yang dirawat di lapas adalah orang tanpa gejala dan bergejala klinis ringan hingga sedang. Hanya yang bergejala berat yang dirujuk ke RS rujukan Covid-19 karena pertimbangan keamanan.
Untuk meningkatkan taraf kesembuhan penghuni terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di lapas, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jatim Krismono mengatakan, pihaknya menyuplai kebutuhan vitamin serta makanan tambahan untuk memenuhi asupan gizi yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu, Lapas Kelas I Surabaya menambah kapasitas perawatan dengan mengubah ruang cuci pakaian menjadi ruang kesehatan. Dengan adanya penambahan itu, total ada tiga blok khusus untuk penanganan kesehatan berdaya tampung 120 orang.
Kesadaran menerapkan protokol kesehatan juga terus dipupuk untuk mengendalikan sebaran penyakit.
Di sisi lain, aktivitas yang berpotensi memicu kerumunan untuk sementara dihentikan. Contohnya, tempat ibadah massal ditutup dan ibadah berlangsung individual di blok masing-masing. Penyemprotan disinfektan secara rutin juga terus digiatkan.
Selain Lapas Kelas I Surabaya, kasus penularan Covid-19 yang cukup menonjol juga terjadi di Lapas Kelas II B Mojokerto. Hingga saat ini ada lima warga binaan dan sembilan petugas lapas terkonfirmasi positif. Pihak lapas bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Mojokerto untuk menangani kasus ini.