Bantu Pelaku Usaha Mikro Bertahan di Tengah Pandemi
Pelaku usaha mikro didorong agar kembali dapat bergeliat di tengah kondisi pandemi Covid-19. Presiden Joko Widodo memberi bantuan suntikan modal usaha senilai Rp 2,4 juta kepada para pelaku usaha mikro di DIY.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah pusat mendorong pelaku usaha mikro kembali dapat berdaya di tengah kondisi pandemi Covid-19. Salah satunya dengan cara suntikan bantuan modal usaha yang diharapkan dapat dioptimalkan untuk pengembangan usaha.
”Pelaku usaha di sini akan diberi bantuan modal usaha sebesar Rp 2,4 juta. Diberikan secara langsung. Tapi ingat, ini harus dipakai untuk modal usaha. Karena, kondisi seperti ini, saya tahu, ada yang omzetnya berkurang. Ada yang dari Rp 500.000 tinggal Rp 200.000. Ada yang biasanya Rp 1 juta tinggal Rp 400.000,” kata Presiden Joko Widodo, dalam kegiatan ”Penyerahan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro”, di Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (28/8/2020).
Presiden menyampaikan, bantuan tersebut menyasar kelompok pelaku usaha mikro dan kecil dari semua bidang usaha. Dalam penyerahan bantuan di Yogyakarta, para pelaku usaha yang hadir, di antaranya, dari para pedagang batik, tukang tambal ban, penatu, pedagang bakpia, warung makan, dan angkringan. Total bantuan itu akan diterimakan kepada 12 juta pelaku usaha dari kelompok tersebut di seluruh wilayah Indonesia.
Presiden menyatakan, kondisi sulit dialami bersama oleh warga dari seluruh penjuru dunia. Adanya pandemi membuat kehidupan tak lagi mudah. Pelaku usaha dari berbagai tingkat, mulai dari mikro, kecil, menengah, hingga besar, semuanya terdampak pandemi. Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat agar senantiasa bekerja keras.
”Pada kondisi seperti ini, kita harus tetap semangat dan bekerja keras. Kuncinya di situ. Karena, memang kondisinya tidak gampang dan tidak mudah,” kata Presiden.
Jokowi mengungkapkan, pihaknya optimistis perekonomian masyarakat akan kembali bergeliat jika pandemi telah selesai. Pemerintah terus berupaya agar bisa secepatnya mendapatkan vaksin. Ia menargetkan, pada Januari 2021, vaksinasi sudah bisa dilakukan agar kondisi kembali normal.
Tumbaryani, pedagang bakpia asal Sleman, merupakan salah satu penerima bantuan tersebut yang diajak bertemu langsung dengan Presiden sewaktu penyerahan bantuan. Ia menceritakan, selama pandemi berlangsung, omzet penjualannya berkurang drastis. Dari semula bisa memperoleh Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per hari menjadi Rp 50.000 per hari.
”Terkadang malah sampai tidak buka sama sekali. Persoalannya adalah tidak ada wisatawan yang berkunjung. Tetapi, setelah pariwisata kembali dibuka, pelan-pelan omzet kembali naik. Paling tidak bisa dapat Rp 100.000 sehari,” kata Tumbaryani.
Selain menyerahkan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro, Presiden juga menyalurkan bantuan lain berupa paket kebutuhan pokok terhadap sejumlah warga, Jumat sore. Pemberian bantuan kebutuhan pokok itu dilakukan di Gadung Agung, Yogyakarta. Bahkan, Jokowi memantau sendiri pemberian bantuan itu. Ia didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan Menteri Sekretaris Negera Pratikno.
Warga telah mengular panjang dari pintu masuk sisi timur gedung itu. Panjang antrean diperkirakan 150 meter. Warga mengantre dengan mengenakan masker dan saling menjaga jarak.
”Lebih kurang ada sekitar 1.000 paket sembako. Ini tadi agak mendadak juga. Jadi, sasarannya itu para pedagang, PKL, buruh gendong, dan teman-teman yang ada di sekitar Malioboro dan sekitarnya,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat ditemui di lokasi penyaluran bantuan.
Slamet Raharjo (38), pengemudi ojek daring asal Sleman, menyampaikan, kupon untuk mengambil kebutuhan pokok dibagikan secara cuma-cuma oleh aparat kepolisian sewaktu ia melintas di Jalan Malioboro. Ia mengaku, adanya bantuan itu mengurangi beban belanja hariannya. Keringanan itu disyukurinya mengingat penghasilan semakin berkurang selama pandemi.
”Kami ojek online sangat terdampak. Jadi, dengan bantuan ini, banyak-banyak mengucapkan terima kasih. Dulu, sebelum pandemi, dalam sehari setidaknya bisa dapat Rp 100.000. Sekarang ini, paling sering hanya bawa Rp 25.000-Rp 30.000 satu hari,” kata Slamet.