Gempa bermagnitudo 5,1 di Selat Sunda, yang terjadi pada Rabu (26/8/2020) pukul 06.27, terasa hingga ke Lampung. Meski begitu, gempa tidak menimbulkan kepanikan ataupun kerusakan bangunan.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Guncangan gempa bermagnitudo 5,1 di Selat Sunda, yang terjadi pada Rabu (26/8/2020) pukul 06.27, terasa hingga ke Lampung. Meski begitu, gempa tidak menimbulkan kepanikan warga. Belum ada pula laporan kerusakan bangunan akibat kejadian ini.
Pengamat metereologi dan geofisika dari Stasiun Geofisika Kotabumi BMKG Lampung, Rudianto, mengatakan, gempa dirasakan sebagian masyarakat di Kabupaten Tanggamus. ”Info dari masyarakat di Kecamatan Ulubelu, Tanggamus, merasakan guncangan gempa,” ujar Rudianto saat dikonfirmasi dari Bandar Lampung.
Meski begitu, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa tersebut. Gempa juga tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Daerah Lampung memang rawan gempa karena lokasinya dekat dengan zona subduksi lempeng dan dilintasi zona sesar Sumatera.
Gempa merusak terakhir terjadi di Liwa, Lampung Barat, pada 15 Februari 1994. Kala itu, gempa menewaskan 196 orang dan menyebabkan 2.000 orang luka-luka.
Berdasarkan data BMKG, episenter gempa terletak di laut pada jarak 141 kilometer arah selatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus. Gempa terjadi pada kedalaman 43 kilometer di dalam laut.
Selain di Tanggamus, guncangan gempa juga dirasakan di daerah Labuan dan Pandeglang (Banten). Di Banten, gempa dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah. Sementara di Lampung, gempa dirasakan beberapa orang. Benda ringan yang digantung juga bergoyang akibat gempa.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault).
”Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan,” ujar Rahmat dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Warga juga diminta memeriksa kondisi bangunan tempat tinggalnya untuk memastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan.