Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Cirebon berupaya mendampingi pelaku UMKM di tengah pandemi. Selain memberikan stimulus dana, dinas terkait juga mendampingi pelaku UMKM dari pengemasan hingga pemasaran.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
Saefudin Jufri merupakan salah satu pejabat Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (DPKUKM) Kota Cirebon. Namun, Kamis (20/8/2020), di Gedung DPRD Kota Cirebon, ia menjadi sales yang menawarkan produk-produk karya usaha mikro, kecil, dan menengah.
Kepala Bidang Koperasi dan UKM itu menyapa dan mendekati setiap pejabat yang menghadiri Rapat Paripurna Hari Jadi Ke-651 Kota Cirebon. Ia mengarahkan mereka ke stan UMKM di lobi gedung. ”Pak haji, sini! Beli karya rakyat, nih,” ucap Jufri kepada sejumlah wakil rakyat.
Beberapa anggota Dewan, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Bakti Artanta, dan Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi pun manut. Ada pula beberapa pejabat yang hanya menengok dan lewat saja.
Namun, Jufri, yang berkeringat dan merasa pengap karena mengenakan masker, tak menyerah. Kembali, ia mengajak sejumlah pejabat dan awak media melihat aneka produk UKM di lemari kaca dan meja.
Ada topeng Cirebon, batik motif megamendung, keripik pisang, dan sabun berbahan minyak zaitun. Transaksi menggunakan aplikasi pembayaran nontunai QRIS (quick response Indonesian standard) pun disiapkan.
”Saya di sini sebagai jubir (juru bicara) yang menawarkan produk UMKM. Ini tandanya, kami serius membantu UMKM saat pandemi seperti sekarang,” kata Jufri yang mengaku tidak malu dengan kerjaan sementaranya itu.
Sebelum pameran siang itu, DPKUKM Kota Cirebon juga menyerap produk sejumlah UMKM setempat untuk dibagikan kepada para veteran dalam rangka Hari Kemerdekaan Ke-75 RI. Harapannya, UMKM diberdayakan di tengah pandemi.
Pihaknya juga sempat memberikan stimulus ekonomi untuk UMKM sebesar Rp 600.000 per bulan pada April, Mei, dan Juni lalu. Sebanyak 1.750 UMKM, termasuk 900 pedagang kaki lima, menerima bantuan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cirebon itu.
Awalnya, DPKUKM Kota Cirebon menyiapkan bantuan kepada 3.200 UMKM. Namun, setelah dilakukan survei, sebagian pelaku UMKM telah menerima bantuan sosial dari lembaga lainnya. ”Bantuan dari kami sudah berhenti karena pemerintah pusat akan menyalurkan stimulus juga. Kami sedang mendata calon penerima bantuan dari pusat. Semua bisa mendaftar secara online,” katanya.
Meski demikian, pihaknya tetap mendampingi UMKM, mulai dari pengemasan, pembuatan kartu nama, pemasaran, pengurusan sejumlah izin, hingga seminar virtual di tengah pandemi. Pameran di Gedung DPRD Kota Cirebon siang itu merupakan salah satu upaya membantu pemasaran UMKM.
Yenny Prayoga, pemilik UMKM bernama Yenny’s Nature Skin Care mengapresiasi upaya dinas terkait menyelamatkan UMKM saat pandemi. Bantuan stimulus, misalnya, ia gunakan untuk membeli mesin pengering lemon dan serai.
Lemon dan serai kering merupakan produk baru Yenny setelah mengikuti beberapa seminar yang difasilitasi DPUKM Kota Cirebon. Selain diminati saat masa pandemi, produk itu juga turut membantu petani lemon yang panennya melimpah.
”Hasilnya lumayan. Saya beli 50 kilogram lemon dan sudah hampir habis,” kata Yenny yang tiga tahun terakhir memproduksi sabun minyak zaitun dan bahan natural lainnya.
Bahkan, kini ia melahirkan karya cairan antiseptik, topi, dan masker aneka motif, termasuk batik megamendung. Lebih dari 400 botol cairan antiseptik berbagai ukuran telah dipesan sejumlah lembaga pemerintahan.
Ia juga tergabung dalam grup Whatsapp UKM Kota Cirebon berisi 200 anggota. Dari grup itulah, dinas kerap membagi aneka informasi, termasuk seminar virtual.
Yenny, misalnya, mendapatkan jaringan kontak untuk mengurus izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). ”Kalau enggak ada pendampingan dari dinas, saya enggak tahu apa-apa,” kata ibu dua anak ini.