Meski melebihi kuota, pendaftaran calon sukarelawan uji vaksin Covid-19 di Kota Bandung tetap dibuka. Kelebihan ini diharapkan bisa menjadi pengganti jika ada calon sukarelawan lain tidak memenuhi syarat.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pendaftaran sukarelawan vaksin Covid-19 tetap dibuka hingga akhir Agustus 2020 meski calon sukarelawan yang telah mendaftar melebihi kuota. Jumlah pendaftar melebihi kuota dibutuhkan guna mengantisipasi pengganti calon sukarelawan yang tidak memenuhi syarat dalam prosesi uji klinis vaksin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip di Balai Kota Bandung, Selasa (25/8/2020), memaparkan, sukarelawan yang terdaftar mencapai 1.935 orang. Sebanyak 110 sukarelawan di antaranya telah ikut proses penyuntikan. Angka ini melebihi kuota sukarelawan yang dibutuhkan sebanyak 1.620 orang.
Meski melebihi kuota, pendaftaran calon sukarelawan uji vaksin Covid-19 di Kota Bandung tetap dibuka hingga akhir Agustus 2020. Hal tersebut untuk mengantisipasi calon sukarelawan yang tidak memenuhi syarat.
”Memang jumlah orang yang dibutuhkan sangat besar. Apalagi, proses pelaksanaan ini akan terus dilaksanakan secara bertahap karena setiap minggu memang dibatasi. Setiap site (lokasi) hanya melakukan uji vaksin dari 25 calon sukarelawan tiap minggu,” tuturnya.
Vaksin Covid-19 yang akan diuji ini berasal dari perusahaan farmasi asal China, Sinovac, dengan kerja sama PT Bio Farma dan Universitas Padjadjaran, Bandung. Kota Bandung menjadi lokasi pengujian vaksin yang telah memasuki tahap ketiga dan siap untuk diedarkan kepada publik tahun 2021 setelah pengujian berhasil.
Rosye memaparkan, lokasi penyuntikan vaksin Covid-19 berada di enam lokasi, yaitu Balai Besar Kesehatan Unpad yang telah menyuntikkan 19 sukarelawan, Fakultas Kedokteran Unpad (21), Puskesmas Garuda (19), Puskesmas Ciumbeuleuit (18), Puskesmas Dago (15), dan Puskesmas Sukapakir (18).
Terkait sukarelawan yang telah disuntik vaksin ini, Rosye berujar, selama pemantauan belum ada keluhan yang dilaporkan oleh para sukarelawan kepada tim uji vaksin. Namun, pihaknya akan terus memantau kondisi kesehatan para sukarelawan yang telah disuntik vaksin dan tetap mengingatkan mereka untuk memenuhi protokol kesehatan.
”Total ada lima pertemuan. Selama penyuntikan tahap pertama dan kedua, kontrol dilakukan terus-menerus. Kalau ada yang demam dan batuk, semua harus dilaporkan. Namun, sejauh ini belum ada yang melapor,” tuturnya.
Dalam prosesnya, sukarelawan tetap beraktivitas seperti biasa tetapi selalu menerapkan protokol kesehatan. ”Dalam pedoman sukarelawan, tidak ada larangan bepergian. Namun, harus tetap warga Bandung,” katanya.
Tahap awal
Rosye menjelaskan, pemeriksaan V0 (awal) telah dilakukan dari 10 Agustus. Dalam rangkaian ini, ada berbagai pemeriksaan tubuh dan tes usap karena persyaratan utamanya tidak boleh terpapar Covid-19. Setelah lolos tahap ini, calon sukarelawan dapat lanjut ke tahap berikutnya, yakni uji cepat dan penyuntikan.
Pemeriksaan awal ini juga telah dilaksanakan oleh Gubernur Jabar, Kepala Kepolisian Daerah Jabar, Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar, dan Panglima Kodam III/Siliwangi. Keempat pejabat tinggi daerah ini ikut bertisipasi sebagai sukarelawan uji vaksin Covid-19.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil berharap, keikutsertaan mereka sebagai sukarelawan mampu meyakinkan masyarakat terkait keamanan proses uji klinis vaksin ini. ”Jadi, tidak ada lagi provokasi yang terjadi sehingga menghabiskan ruang informasi masyarakat. Dengan kami ikut, masyarakat tenang,” ujarnya.
Kamil menjelaskan, proses awal yang mereka lewati dimulai dari pemeriksaan kesehatan dan tes usap. Selain itu, mereka juga diminta menandatangani perjanjian sukarelawan. ”Kami memohon doa agar tetap sehat untuk melayani masyarakat,” tuturnya.