Jadi Sukaelawan Uji Vaksin Covid-19, Gubernur Jabar Bakal Jalani Tes Usap
Pemeriksaan awal ini dilaksanakan untuk memastikan Ridwan Kamil bebas dari Covid-19 sebelum masuk ke tahap berikutnya. Ini dilakukan bertujuan meyakinkan masyarakat bahwa uji klinis vaksin dilakukan secara ilmiah.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan melaksanakan pemeriksaan fisik dan tes usap jelang proses uji klinis vaksin pada Selasa (25/8/2020). Pemeriksaan awal ini dilaksanakan untuk memastikan Ridwan Kamil bebas dari Covid-19 sebelum masuk ke tahap berikutnya.
Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Hermansyah di Bandung, Senin (24/8/2020), mengatakan, uji reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) dilakukan sebagai bentuk rangkaian awal. Jika negatif, rangkaian uji klinis bisa dilaksanakan ke tahap berikutnya.
”Kunjungan pertama akan diperiksa kondisi fisik dan tes swab (uji usap). Jika negatif, tiga hari kemudian Pak Gubernur akan menjalani proses penyuntikan (vaksin). Proses ini tidak dapat diliput secara langsung,” tuturnya.
Juru bicara tim uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran, Rodman Tarigan, memaparkan, selama uji klinis, sukarelawan melakukan lima kunjungan. Pertama, mereka akan mendapatkan penjelasan uji klinis dan uji usap, seperti yang dilaksanakan Kamil.
”Hasil tes akan diumumkan 2-3 hari. Jika hasil positif, sukarelawan tidak bisa ikut uji klinis. Kalau negatif, bisa ke proses selanjutnya,” tutur Rodman.
Tes kesehatan fisik dan uji cepat dilakukan pada kunjungan berikutnya. Jika hasil tes memenuhi syarat, sukarelawan akan melakukan proses penyuntikan. Setiap suntikan memiliki reaksi 30-40 menit. Sukarelawan akan diperbolehkan pulang serta kembali beraktivitas jika tidak ada reaksi setelah penyuntikan.
Jika terjadi reaksi, seperti demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, para sukarelawan diminta melapor kepada tim uji klinis.
Rodman melanjutkan, penyuntikan kedua dilakukan pada dua minggu berikutnya. Setelah itu, sukarelawan wajib menjalani dua kunjungan lagi agar tim penguji bisa mengetahui reaksinya terhadap kondisi kesehatan sukarelawan. Jika terjadi reaksi, seperti demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, para sukarelawan diminta melapor kepada tim uji klinis.
”Saat disuntik, kami menyediakan tempat observasi. Setelah itu, kondisi kesehatan sukarelawan akan dipantau secara intensif oleh tim uji klinis,” tuturnya. Pemantauan ini dilaksanakan selama pengujian berlangsung, yakni lebih kurang enam bulan setelah penyuntikan pertama dilaksanakan.
Jumlah sukarelawan yang dibutuhkan dalam uji klinis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac, ini mencapai 1.620 orang. Sebelumnya, di sela prosesi penyuntikan perdana uji vaksin ini, Selasa (11/8/2020), Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil menyatakan, calon sukarelawan yang mendaftar telah terkumpul lebih dari 1.200 orang.
Meyakinkan masyarakat
Menurut Hermansyah, keikutsertaan Gubernur kali ini bertujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa uji klinis vaksin dilakukan secara ilmiah. Sembari menunggu semua proses itu selesai, Hermansyah meminta masyarakat tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
”Implementasi protokol kesehatan, seperti disiplin pakai masker, jaga jarak, hingga penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, merupakan syarat wajib sebelum vaksin Covid-19 ditemukan," katanya.
Kamil menuturkan, Jabar menganggap penanggulangan pandemi Covid-19 sebagai perang sehingga semua tindakan yang berkaitan dengan antisipasi persebaran Covid-19 merupakan bentuk bela negara, termasuk ketaatan terhadap protokol kesehatan. ”Semua rakyat berjuang menyumbang tenaga, minimal menjauhi ’musuh’ dengan menerapkan protokol kesehatan,” tuturnya.