Yogyakarta Diserbu Wisatawan, Protokol Kesehatan Tetap Diutamakan
PHRI DIY mengklaim sebagian besar tamu asal luar daerah telah mematuhi protokol kesehatan. Kondisi itu menunjukkan tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya protokol tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO/HARIS FIRDAUS
·5 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mengklaim, sebagian besar tamu asal luar daerah telah mematuhi protokol kesehatan. Kondisi itu menunjukkan tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya protokol saat berwisata ke daerah lain.
”Yang masuk dari luar daerah semua melalui protokol kesehatan, baik itu membawa surat kesehatan (disertai bukti hasil tes cepat) ataupun protokol umum lainnya, seperti pengenaan masker dan cuci tangan. Saya dapat laporan dari Tim Satgas Covid-19 PHRI DIY, semuanya disiplin. Tamu-tamu sudah peduli dengan protokol kesehatan,” papar Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono saat dihubungi, Minggu (23/8/2020).
Deddy meyakini kepatuhan wisatawan itu yang nantinya akan kembali menggeliatkan perekonomian dari sektor pariwisata di DIY. Upaya pencegahan Covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri oleh pihak pengelola hotel. Wisatawan juga perlu memiliki kesadaran ikut mencegah penularan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Selain itu, Deddy menambahkan, okupansi hotel juga sudah mencapai 80 persen dari jumlah kamar yang dibuka. Sebagian hotel sudah membuka 80-100 persen total kamar di masing-masing hotel. Sebelumnya, hotel menerapkan kebijakan hanya membuka 60 persen dari total kamar.
”Sejak Jumat (21/8/2020), rata-rata okupansi hotel bintang bisa 80 persen, sedangkan nonbintang 60 persen. Pada Sabtu (22/8/2020), okupansi hotel bintang 70 persen, sedangkan nonbintang 50 persen. Di hari Minggu (23/8/2020) turun lagi menjadi 60 persen untuk hotel bintang dan 30 persen hotel nonbintang,” kata Deddy.
Ia menjelaskan, penurunan okupansi itu salah satunya disebabkan aturan sterilisasi kamar hotel. Kamar hotel harus disemprot disinfektan dan dikosongkan setidaknya selama satu hari. Untuk itu, selama pandemi, hotel memiliki kebijakan hanya membuka 60 persen dari total kamar yang tersedia.
Yang bisa membuka 80-100 persen kamar itu hanya hari Jumat saja. Sabtu dan Minggu harus close beberapa kamar untuk sterilisasi.
”Yang bisa membuka 80-100 persen kamar itu hanya hari Jumat saja. Sabtu dan Minggu harus close beberapa kamar untuk aturan (sterilisasi) itu. Karena, enggak berani ambil risiko juga pengelola hotel atas properti dan karyawannya,” kata Deddy.
Selanjutnya, Deddy menuturkan, tamu hotel masih didominasi dari wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Tamu dari Jawa Barat mencapai 55 persen, sedangkan dari DKI Jakarta mencapai 25 persen. Tamu dari wilayah lain, seperti Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur, persentasenya berkisar 10-15 persen.
”Profilnya ini rata-rata rombongan keluarga. Kebanyakan memang masih lewat jalur darat. Namun, ada juga yang menggunakan pesawat,” kata Deddy.
Pada libur panjang akhir pekan ini, jumlah penumpang di Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, naik sekitar 20 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa. Meski begitu, manajemen BIY menyatakan, protokol kesehatan tetap diterapkan secara ketat di bandara tersebut untuk mencegah potensi penularan penyakit Covid-19.
”Terjadi kenaikan jumlah penumpang sekitar 20 persen,” kata Pelaksana Tugas General Manager BIY Agus Pandu Purnama saat dihubungi, Minggu (23/8/2020), di Yogyakarta.
Pandu menjelaskan, kenaikan jumlah penumpang itu sudah terjadi sejak Kamis (20/8/2020). Namun, kenaikan jumlah penumpang itu mencapai puncak pada Minggu ini.
Berdasarkan data PT Angkasa Pura I selaku pengelola BIY, jumlah penumpang di bandara tersebut pada Minggu ini sebanyak 6.048 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 2.234 orang penumpang yang mendarat di BIY serta 3.814 orang penumpang yang berangkat dari BIY.
Sementara itu, jumlah penerbangan di BIY pada Minggu mencapai 51 penerbangan dalam sehari, terdiri dari 24 penerbangan yang datang dan 27 penerbangan yang berangkat. Penerbangan-penerbangan itu menghubungkan Yogyakarta dengan sejumlah kota lain, misalnya Jakarta, Bali, Makassar, Palembang, Palangkaraya, Banjarmasin, Pekanbaru, dan Balikpapan.
Apabila dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya, jumlah penerbangan di BIY saat ini mengalami kenaikan signifikan. Pada Juni 2020, jumlah penumpang di BIY hanya sekitar 1.500 orang per hari pada hari kerja dan sekitar 2.000 penumpang per hari pada akhir pekan.
Meski jumlah penumpang naik, Pandu mengatakan, protokol kesehatan di BIY tetap bisa dijalankan dengan baik. Dia menyebut, ruangan terminal BIY sebenarnya bisa menampung hingga 26.000 penumpang setiap hari. Oleh karena itu, jumlah penumpang yang ada sekarang sebenarnya masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia sehingga aturan jaga jarak tetap bisa dijalankan dengan baik.
”Kapasitas kami, kan, luas. Jadi, tidak ada masalah. Bandara ini, kan, bisa menampung 26.000 penumpang per hari. Kalau sekarang hanya 6.000 orang, berarti itu masih kecil,” tutur Pandu.
Selain menerapkan aturan jaga jarak, manajemen BIY telah menyiapkan sarana dan prasarana, misalnya tempat cuci tangan, untuk memastikan penerapan protokol kesehatan di bandara itu. Para petugas di BIY juga secara berkala mengingatkan penumpang untuk mematuhi protokol kesehatan, misalnya memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Tebing breksi
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih menyampaikan, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan sekitar tiga kali lipat dibandingkan dengan sepekan sebelumnya pada masa libur panjang akhir pekan ini. Pada Jumat (21/8) jumlah kunjungan mencapai 3.657 orang, sedangkan pada Jumat (14/8) sebanyak 1.075 orang. Angka itu diperoleh dari 10 destinasi wisata yang dikelola dinas tersebut.
Salah satu destinasi yang paling banyak dikunjungi adalah Tebing Breksi. Kunjungannya selalu lebih dari 1.000 orang per hari sejak Jumat hingga Minggu. Angka kunjungan paling banyak terjadi pada Jumat, dengan jumlah 2.100 orang per hari. Sementara itu, Minggu ini, sekitar pukul 10.00, kunjungan sudah mencapai 1.016 orang.
Sudarningsih menyampaikan, kendati terjadi peningkatan kunjungan, pengelola destinasi terus diingatkan untuk memberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Langkah tersebut menjadi bentuk nyata pencegahan agar tidak tercipta kluster penularan baru dari aktivitas pariwisata.
”Pengelola wajib mengingatkan wisatawan yang tidak mau mematuhi protokol kesehatan. Bahkan, menolak wisatawan yang membandel jika tidak bersedia mengikuti protokol kesehatan. Upaya tegas ini untuk memberi kenyamanan dan keamanan publik dari risiko penyebaran Covid-19,” kata Sudarningsih.