Kembali dari Jakarta, Bupati Padang Pariaman Positif Covid-19
Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes usap sekembalinya dari Jakarta. Ali sedang menjalani penapisan di rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatannya.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes usap sekembalinya dari Jakarta. Ali sedang menjalani penapisan di rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatan. Di sisi lain, Sumbar terus mengalami lonjakan kasus dan tengah menghadapi gelombang Covid-19 dari luar daerah.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumbar Jasman Rizal, di Padang, Minggu (23/8/2020), membenarkan kabar bahwa Ali positif Covid-19. Sampel tes usap Ali diperiksa pada Sabtu (22/8) dan hasilnya diumumkan Minggu pagi.
”Kepala daerah (yang positif Covid-19) tersebut adalah Bapak H Ali Mukni, Bupati Padang Pariaman. Beliau terindikasi terpapar dari luar daerah Sumbar,” kata Jasman, yang juga kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Sumbar.
Jasman melanjutkan, kondisi Ali saat ini terlihat sehat tanpa gejala klinis Covid-19. Meski demikian, Minggu ini, Ali menjalani penapisan (screening) di rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatan. Setelah penapisan, baru ditentukan apakah Ali mesti menjalani isolasi mandiri atau perawatan intensif.
Secara terpisah, melalui video yang direkam anaknya, Ali mengatakan dirinya positif Covid-19. Sejauh ini, Ali mengaku dalam kondisi sehat. ”Kita (saya) sudah melakukan isolasi mandiri dari Jumat (21/8) kemarin sampai detik ini,” kata Ali.
Kepala Dinas Kesehatan Padang Pariaman Yutiardi Rivai mengatakan, Ali termasuk orang tanpa gejala Covid-19. Namun, sebagai antisipasi, Minggu ini, Ali menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Semen Padang. ”Meskipun beliau merasa sehat, alangkah baik jika dicek total. Langkah selanjutnya menunggu rekomendasi rumah sakit,” tutur Yutiardi.
Dinas kesehatan sedang melacak kontak erat lainnya sebagai antisipasi meskipun sejak kembali dari Jakarta Ali telah menjalani isolasi mandiri.
Yutiardi menjelaskan, Ali kembali dari Jakarta pada Kamis (20/8) malam setelah mengikuti sejumlah kegiatan sebagai bupati ataupun politikus PAN. Pada Jumat pagi, Ali menjalani tes usap di rumahnya, sesuai kebijakan Pemprov Sumbar yang mewajibkan aparatur pemerintahan tes usap sekembalinya dari luar daerah.
Menurut Yutiardi, anak, istri, dan anggota keluarga Ali juga telah menjalani tes usap, tetapi hasilnya belum keluar. Sementara itu, dinas kesehatan sedang melacak kontak erat lainnya sebagai antisipasi meskipun sejak kembali dari Jakarta Ali telah menjalani isolasi mandiri. ”Kami lacak hari ini, besok paling lambat dites usap,” ujar Yutiardi.
Ali Mukhni menambah panjang daftar kepala daerah atau pejabat yang terpapar Covid-19 di Sumbar. Pada 19 Agustus 2020, Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz juga dinyatakan positif Covid-19 setelah berkontak dengan tamu dari Padang yang juga positif Covid-19.
Sementara itu, sejumlah pejabat di Sumbar juga dinyatakan positif Covid-19 setelah mengikuti tes usap sekembalinya dari perjalanan dinas luar daerah. Sekretaris Daerah Sumbar Alwis, misalnya, saat menjalani hasil tes usap di bandara sekembalinya dari Jakarta pada 14 Agustus 2020, diduga positif Covid-19. Namun, hasil tes Alwis tidak diumumkan secara terbuka oleh Pemprov Sumbar.
Pada 15 Agustus 2020, dua pejabat pemprov juga dilaporkan positif Covid-19 setelah pulang dari perjalanan dinas dari Pekanbaru, Riau. ”Mereka Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Yosmeri dan Staf Ahli (Bidang Ekonomi dan Keuangan Pemprov Sumbar) Delliyarti. Malah sekarang mereka mulai sembuh dan tes usap keduanya sudah negatif,” papar Jasman, Senin (17/8).
Adapun di badan usaha milik negara, General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah Sumbar Bambang Dwiyanto juga dinyatakan positif Covid-19 pada Kamis (20/8) sepulang dari urusan keluarga di Tangerang Selatan, Banten.
Lonjakan kasus
Pada Minggu (23/8) pagi, Sumbar kembali mencatatkan kasus terbanyak dalam sehari. Berdasarkan data sementara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Minggu pagi, ada tambahan 74 orang positif Covid-19 dari 1.652 sampel yang diperiksa.
Tambahan kasus pada Minggu pagi paling banyak berasal dari Padang dengan 25 orang, Tanah Datar 13 orang, Padang Pariaman 11 orang, Payakumbuh sebanyak 9 orang, dan Sawahlunto sebanyak 8 orang. Selanjutnya, dari Padang Panjang sebanyak 3 orang, Limapuluh Kota sebanyak 2 orang, Kota Solok 2 orang, dan Kabupaten Solok 1 orang.
Sebelumnya, tambahan kasus positif Covid-19 Sumbar paling banyak dalam sehari terjadi pada 7 Agustus 2020 dengan 47 orang (direvisi menjadi 41 orang karena 6 orang inkonklusif) dan 21 Agustus 2020 dengan 45 orang.
Lonjakan kasus di Sumbar juga masih dipicu oleh kasus impor dan kemudian menjadi transmisi lokal.
Secara keseluruhan, jumlah positif Covid-19 di Sumbar pada Minggu (23/8) pagi mencapai 1.638 orang. Mengacu pada rincian data sehari sebelumnya, Sabtu (22/8), 115 orang dirawat di rumah sakit, 325 orang isolasi mandiri, 70 orang isolasi di tempat karantina pemprov dan pemkab/pemkot, 48 orang meninggal dan 1.006 orang sembuh.
Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Andani Eka Putra mengatakan, beberapa pekan terakhir memang ada tren peningkatan kasus di Sumbar. ”Hari ini yang banyak dari kluster-kluster pihak kepolisian. Kasus di Padang Pariaman sebagian polisi. Di Sawahlunto, (2 orang) polisi juga,” kata Andani.
Selain kluster penularan Covid-19 di kepolisian, kata Andani, lonjakan kasus di Sumbar juga masih dipicu kasus impor dan kemudian menjadi transmisi lokal. Di Sawahlunto, misalnya, dari 8 orang tambahan positif Covid-19, 2 orang di antaranya adalah pendatang dari Dubai, Uni Emirat Arab.
”Secara sederhana, pola infeksi Covid-19 di Sumbar karena kita sedang menghadapi gelombang pendatang. Itu yang harus diantisipasi,” kata Andani.
Menurut Andani, ada lima kunci atau 5P untuk menekan kasus Covid-19, yaitu pendidikan masyarakat, pelacakan kasus, pemeriksaan sampel, pengisolasian pasien, dan pengobatan pasien. Dari kelima hal itu, pendidikan masyarakat agar sadar dan disiplin menerapkan protokol kesehatan masih sulit dijamin.
”Pendidikan sulit betul dilakukan. Bagaimana cara edukasi yang bagus lagi? Kini seolah-olah bumpernya itu dinas kesehatan dan laboratorium. Kalau seandainya jumlah pemeriksaan dikurangi, mungkin banyak yang tidak terdeteksi. Semua orang harus terlibat dalam upaya pendidikan ini,” ujar Andani.
Hingga Sabtu (22/8), jumlah spesimen atau sampel yang diperiksa di Sumbar 100.168 spesimen dengan jumlah orang diperiksa 86.797 orang. Adapun angka kepositifannya (positivity rate) sekitar 1,8 persen.