Hujan es turun di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, Sabtu (22/8/2020) malam. Sejumlah warga mengatakan hal itu baru pertama kali terjadi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menganalisis kejadian itu.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Hujan es turun di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, Sabtu (22/8/2020) malam. Sejumlah warga mengatakan hal itu baru pertama kali terjadi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hingga Minggu (23/8/2020) pagi, masih menganalisis peristiwa tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Sekadau Matius Jon, Sabtu (22/8/2020) malam, menuturkan, hujan es di kota Sekadau terjadi pada Sabtu malam selama 5 menit. Bunyi hujan lumayan keras.
”Diameter batu es ada yang lumayan besar, seperti ibu jari kaki. Ada juga seperti kerikil. Ada warga yang sempat mengumpulkan batu es itu,” ujar Matius.
Andri Wanto (30), warga kota Sekadau, Minggu (23/8) pagi, menuturkan, pada Sabtu siang suasana panas. Kemudian, pada Sabtu, sekitar pukul 21.15, terjadi hujan deras dan turun hujan es. Hujan es hanya terjadi di dalam kota Sekadau, antara lain di Desa Sungai Ringin dan Mungguk.
”Hujan es hanya terjadi di awal hujan. Jika dilihat dari informasi teman-teman, hanya di seputaran kota Sekadau. Sementara ke arah Jalan Sintang tidak ada,” ungkapnya.
Bahkan, atap rumah milik rekan Andri ada yang pecah karena hantaman batu es. Benturan keras membuat warga ingin mengetahui apa yang terjadi. Beberapa rekan Andri yang sedang di Terminal Sekadau merasakan awalnya gerimis, setelah itu langsung hujan deras.
”Gemerciknya tidak seperti hujan biasa. Bunyinya agak keras,” kata Andri.
Diameter batu es 2-3 cm. Sejumlah warga juga yang kebetulan sedang nongkrong di tempat terbuka mengumpukan batu es. ”Baru kali ini ada hujan es di Sekadau. Bahkan, ada warga yang mengabadikannya ke media sosial,” kata Andri.
Shella (24), warga kota Sekadau Gang Pangsuma, menyaksikan hujan es tersebut. Hujan es turun hanya saat pertama hujan turun. Bunyinya keras terdengar saat mengenai atap rumah warga daerah itu.
”Memang benar ada hujan es. Saat hujan, atap terdengar seperti dilempar batu. Kami mengira ada apa. Lalu saya dan keluarga keluar rumah. Kami melihat memang ada batu es di halaman rumah,” ujarnya.
Tetangga juga keluar ingin mengetahui apa yang terjadi. Namun, hujan es tersebut hanya terjadi beberapa menit. Hanya di awal hujan saja turun batu es beberapa menit. ”Ini kejadian pertama menyaksikan hujan batu es di sini,” kata Shella.
Saat hujan, atap terdengar seperti dilempar batu.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio Pontianak Fitri Doyo menuturkan, BMKG sejauh ini masih dalam proses menganalisis kejadian tersebut. Sebab, BMKG baru mendapatkan kabar pada Sabtu malam.