Disiplin Protokol Kesehatan Covid-19 Jadi Kunci Pemulihan Pariwisata Bali
Pariwisata Bali mulai menggeliat walau belum signifikan. Protokol kesehatan yang diterapkan saat ini menjadi kunci kembalinya pariwisata Bali pada masa mendatang.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Pelancong bersepeda di belakang sebuah hotel di kawasan Nusa Dua, Badung, Jumat (21/8/2020). Pariwisata Bali mulai menggeliat setelah Bali dibuka untuk menerima kunjungan wisatawan dalam negeri mulai akhir Juli 2020.
DENPASAR, KOMPAS — Libur akhir pekan hingga Minggu (23/8/2020) memberikan kesempatan bagi aktivitas pariwisata di Bali untuk mulai bergeliat. Kepatuhan dan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyakit akibat virus korona baru (Covid-19) juga mempengaruhi minat dan keyakinan calon wisatawan datang ke Bali.
Sejak pintu masuk ke Bali dibuka mulai 31 Juli 2020, menurut siaran pers dari Pemerintah Provinsi Bali, jumlah penumpang yang datang ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, mencapai lebih dari 2.000 kedatangan per hari. Keterangan tertulis dari PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada awal Agustus 2020 mengindikasikan pergerakan penumpang melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencapai rata-rata 2.500 orang per hari.
”Sudah ada indikasi pariwisata Bali mulai bergerak meskipun belum signifikan,” kata Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, yang dihubungi pada Minggu (23/8).
Sudah ada indikasi pariwisata Bali mulai bergerak meskipun belum signifikan.
Suryawijaya menambahkan, tingkat okupansi, atau keterisian kamar hotel, di Bali sejak Bali kembali dibuka untuk kunjungan wisatawan dalam negeri masih di kisaran satu digit dan di bawah 10 persen.
Hal senada Suryawijaya disampaikan Managing Director Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Bali I Gusti Ngurah Ardita. Ardita menambahkan, pariwisata Bali masih menjadi barometer bagi pariwisata Indonesia sehingga pariwisata Bali diharapkan dan sekaligus didorong agar segera bangkit. ”Penyelenggaraan rapat atau kunjungan kerja dari pemerintah pusat di Bali menjadi strategi pemulihan pariwisata Bali, selain karena Bali masih mengandalkan pariwisatanya agar dapat bergerak kembali,” ujar Ardita secara terpisah.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengadakan rapat koordinasi tingkat menteri (RKTM) di Nusa Dua, Badung, pada Jumat (21/8) dan dilanjutkan kunjungan kerja di Bali pada Sabtu keesokan harinya.
Selain dihadiri langsung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan beberapa menteri lain, di antaranya Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Acara rapat tingkat menteri di Nusa Dua, Bali, itu juga diikuti pejabat dan staf di lingkungan kementerian terkait.
Suasana rapat koordinasi tingkat menteri yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat (21/8/2020). Dalam rakor tingkat menteri dibahas program dan kebijakan strategis penanganan dampak Covid-19 dari sisi ekonomi. Rakor dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah).
Ketika diwawancarai dalam serangkaian acara bertajuk ”Penyaluran Kredit Usaha Rakyat, Bangkitkan UMKM” di kawasan wisata Desa Budaya Kertalangu, Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Sabtu (22/8), Airlangga menyatakan penyelenggaraan rapat koordinasi di Bali sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam membangkitkan pariwisata Bali. Airlangga menilai Bali sudah siap menerima kembali kunjungan wisatawan, tetapi harus tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Dalam siaran pers Pemprov Bali, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan pemulihan pariwisata Bali di masa pandemi Covid-19 juga tergantung pada penanganan pandemi Covid-19 dan kesadaran bersama melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Ketika menghadiri acara bersama Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bali di Uluwatu, Badung, Sabtu (22/8), Koster menyatakan Bali masih menjadi destinasi utama yang dituju wisatawan yang terlihat dari peningkatan jumlah kedatangan wisatawan domestik ke Bali menjelang akhir pekan lalu.
ISTIMEWA/PEMERINTAH PROVINSI BALI
Gubernur Bali Wayan Koster ketika menghadiri acara di kawasan di Uluwatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Sabtu (22/8/2020).
Animo warga Bali berwisata mengisi libur akhir pekan juga diakui pihak pengelola Kebun Raya Eka Karya Bali di Kabupaten Tabanan. Menurut Humas LIPI di Kebun Raya Eka Karya Bali I Gede Wawan Setiadi, jumlah kunjungan ke kebun raya Bedugul itu berkisar 1.500 sampai 2.000 orang per hari selama libur akhir pekan kemarin. Mayoritas pengunjung kebun raya Bedugul adalah pelancong dari Bali. ”Jumlah kunjungan itu tercatat dari penjualan tiketnya,” kata Wawan yang dihubungi Kompas, Minggu.
Kebun Raya Eka Karya Bali dibuka kembali untuk kunjungan umum sejak Rabu (22/7) setelah pihak pengelola kebun raya menerima Sertifikat Tatanan Kehidupan Era Bali Bidang Pariwisata dari Pemerintah Kabupaten Tabanan. Pembukaan kembali kebun raya Bedugul itu disertai syarat penerapan protokol kunjungan, di antaranya pembatasan jumlah pengunjung dengan kuota 2.500 orang dalam satu waktu yang bersamaan, disinfeksi secara berkala semua fasilitas publik di kebun raya, dan pengaturan jarak serta pengunjung diwajibkan memakai masker dan membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer).