Pelancong Meningkat, Pengelola Wisata di Batu Utamakan Protokol Kesehatan
Pengelola obyek wisata di Batu, Jawa Timur, mengklaim tetap mengutamakan protokol kesehatan selama libur panjang akhir pekan 20-23 Agustus 2020. Dinas pariwisata setempat rutin lakukan monitoring dan pengecekan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Pengelola obyek wisata di Kota Batu, Jawa Timur, tetap mengutamakan protokol kesehatan selama libur panjang akhir pekan yang berlangsung 20-23 Agustus 2020. Dalam dua hari terakhir, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan ke Batu meski jumlahnya belum menyamai kondisi sebelum ada pandemi.
Dari pengamatan Kompas, Jumat (21/8/2020), peningkatan jumlah wisatawan mulai tampak dari pergerakan kendaraan dari arah Simpang Tiga Pendem menuju Batu. Kendaraan dari luar kota, seperti Surabaya, Sidoarjo, Tuban, dan Jember, melaju perlahan. Sebaliknya, kendaraan yang melaju dari Batu ke arah Pendem, Malang, tampak lebih lengang.
Begitu pula di sejumlah lokasi wisata unggulan, seperti Jatim Park II dan III, area parkir mulai dipenuhi oleh kendaraan pengunjung. Sebaliknya, di obyek wisata agro, seperti di Sidomulyo (tanaman hias) dan Tulungrejo (apel), juga banyak dikunjungi wisatawan meski kondisinya begitu seramai obyek wisata buatan.
Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Grup Titik S Ariyanto mengatakan, selain mewajibkan semua pengunjung menggunakan masker, pihaknya juga memperbanyak titik pengambilan hand sanitizer. ”Kalau tidak menggunakan masker, pengunjung tidak diperkenankan masuk lokasi wisata. Begitu pula sebelum masuk, suhu tubuh mereka diperiksa,” ujarnya, Jumat siang.
Titik memperkirakan, jumlah pengunjung selama hari Jumat ini bisa mencapai 1.500 orang di Jatim Park II. Sementara Jatim Park III jumlahnya lebih dari 1.500 orang karena wahana di lokasi tersebut lebih banyak dibandingkan Jatim Park II.
Angka ini masih di bawah kondisi normal. Sebelum pandemi, satu lokasi wisata bisa menyedot lebih dari 3.000 pengunjung. ”Sebelum pandemi, banyak wisatawan datang secara rombongan menggunakan bus. Saat ini hampir tidak ada yang menggunakan bus. Mereka menggunakan mobil pribadi,” katanya.
Penerapan protokol kesehatan juga diterapkan pengelola kegiatan wisata luar ruang dan arung jeram Kaliwatu Rafting yang berada di Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji. Pemilik Kaliwatu Rafting, Muklas Rofik, mengatakan, pihaknya membatasi jumlah wisatawan dalam rangka jaga jarak fisik.
Jika biasanya dalam satu perahu ada lima wisatawan, saat ini maksimal tiga orang. ”Semua ini dilakukan agar protokol kesehatan tetap terjaga. Tidak hanya di tempat saya, kami juga meminta penyedia wisata lain menerapkan hal serupa,” kata ujar Rofik yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Batu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Sidiq mengatakan, pihaknya memantau langsung penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat wisata. ”Kami selalu melakukan monitoring dan pengecekan langsung ke lokasi. Tim kami memantau ke lapangan dan melakukan evaluasi, termasuk juga memperhatikan jika ada laporan melalui grup Whatsapp (terkait pelanggaran),” ujarnya.
Menurut Arief, jumlah wisatawan ke Batu selama libur panjang akhir pekan ini meningkat signifikan. Hal ini bisa dilihat dari tingkat okupansi hotel yang sudah memenuhi separuh kapasitas yang telah ditentukan selama pandemi. ”Untuk data jumlah wisatawan masih dihimpun,” katanya.
Sementara itu, setelah lebih dari tiga bulan tidak mendapatkan pengunjung, obyek wisata petik apel di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, mulai dikunjungi wisatawan. Namun, jumlah mereka yang datang masih jauh di bawah situasi normal sebelum pandemi.
Pengurus Obyek Wisata Petik Apel Kelompok Tani Makmur Abadi (KTMA), Harno, mengatakan, wisatawan yang datang rata-rata baru 20 orang atau sekitar empat mobil per hari. Padahal, sebelum pandemi, saat libur panjang akhir pekan, obyek wisata tersebut dikunjungi lebih dari 400 orang per hari.
KTMA yang berada di lereng selatan Gunung Arjuno beranggotakan 80-an petani dengan luas lahan sekitar 70 hektar. ”Mudah-mudahan, sisa dua hari libur panjang ini, pengunjungnya bisa meningkat,” ujarnya.
Heri Budianto (42), salah satu wisatawan asal Nganjuk, mengatakan, dirinya memilih Batu sebagai lokasi menghabiskan libur panjang akhir pekan ini dengan alasan sudah lama tidak menjejakkan kaki di Batu. Heri berwisata ke kawasan itu bersama keluarga dan kerabat.
”Saya dua hari di Batu dan menginap di salah satu homestay. Karena pandemi, kami tetap memperhatikan protokol kesehatan. Tidak khawatir (dengan situasi), kami tetap jaga kesehatan,” ujarnya.