Muncul Kluster Pondok Pesantren di Banyuwangi, 77 Santri Positif Covid-19
Terjadi ledakan penambahan kasus harian Covid-19 di Banyuwangi yang menyebabkan kasus komulatif menyentuh angka 187 kasus. Kluster pondok pesantren menyumbang penambahan kasus dengan total 77 santri terinfeksi korona.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Terjadi ledakan penambahan kasus harian Covid-19 di Banyuwangi, Jawa Timur, yang menyebabkan kasus komulatif menyentuh angka 187 kasus. Kluster pondok pesantren menyumbang penambahan kasus dengan total 77 santri terinfeksi virus korona jenis baru.
Pada Jumat (21/8/2020) terjadi 73 kasus baru positif Covid-19. Angka ini memecahkan rekor penambahan kasus harian pada hari sebelumnya yang hanya 16 kasus.
”Hari ini ada 73 kasus baru. Sebanyak 71 kasus di antaranya berasal dari kluster pondok pesantren. Sehari sebelumnya, sudah ada enam santri yang positif Covid. Dengan penambahan 71 kasus ini, maka total ada 77 santri yang positif Covid-19 dari satu pondok pesantren,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono.
Widji enggan menyebutkan secara pasti nama dan lokasi pondok pesantren yang dimaksud. Namun, pada waktu yang hampir bersamaan, Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Tegalsari, Banyuwangi, menggelar konfrensi pers terkait santrinya yang positif Covid-19.
Dari infografis yang dipubliskasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di laman resmi corona.banyuwangikab.go.id memang tampak terjadi lonjakan kasus. Sehari sebelumnya, kasus konformasi positif di Kecamatan Tegalsari tersebut hanya 8 kasus meningkat menjadi 75 kasus pada Jumat (21/8/2020).
”Di Tegalsari memang ada 77 santri yang terinfeksi korona. Namun, tidak semuanya dicatat di sana karena sebagian ada yang pulang ke rumah dan diketahui positif Covid-19 saat memeriksakan di rumahnya masing-masing,” kata Widji.
Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Tegalsari, Banyuwangi, dalam konferensi pers secara daring membenarkan ada sebagian santrinya yang terjangkit Covid-19. Dalam keterangan persnya, Juru Bicara Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Nihayatul Wafiroh hanya menyebut empat santrinya terjangkit Covid-19.
Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Tegalsari, Banyuwangi, dalam konferensi pers secara daring membenarkan ada sebagian santrinya yang terjangkit Covid-19.
Namun, saat dikonfirmasi ulang, ia mengaku mendapat info sudah ada enam santrinya yang terinfeksi. Saat ditanya terkait data dinas kesehatan yang menyebut 77 santri terjangkit Covid-19, Nihayatul tidak membantah dan menyebut bahwa dinas kesehatan memiliki hak untuk menyampaikan data jumlah kasus.
”Sampai saat ini, kami belum mengetahui bagaimana penularan tersebut terjadi. Kami sedang menyelidiki di mana celah penularannya. Mungkin saat ada salah satu santri yang sakit lalu dibawa berobat keluar (pondok pesantren),” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI tersebut.
Namun, Nihayatul yakin, santri tertular di Banyuwangi. Pasalnya, sejak para santri kembali ke Pondok Pesantren pada pertengahan Juni, pihaknya memberlakukan protokol kesehatan yang sangat ketat. Santri diwajibkan melakukan tes cepat sebelum kembali ke pondok pesantren dan melakukan karantina selama 14 hari di lingkungan pondok pesantren. Pengurus pondok bahkan menyediakan 7.000 paket tes cepat untuk memeriksa kesehatan santrinya.
Aktivitas para santri juga dibatasi hanya di dalam area pondok pesantren. Mereka dilarang bertemu dengan keluarga. Bahkan barang yang dikirimkan untuk santri hanya boleh dititipkan melalui pengurus.
”Kami sedang mengevaluasi seluruh protokol kesehatan yang diterapkan. Mungkin ada penerapan protokol yang kendor. Ini menjadi peringatan bagi kami semua, juga bagi pengasuh pondok lainnya,” tuturnya.
Pondok Pesantren Darussalam Blokagung memiliki santri lebih dari 3.000 orang. Kronologi munculnya penularan diduga terjadi sejak awal Agustus. Saat itu, beberapa santri Darussalam mengeluh sakit. Selama 10 hari jumlahnya terus bertambah. Pihak pesantren kemudian mengisolasi mereka di dua lokasi yang berbeda.
Karena banyak santri yang sakit, sebagian santri memilih pulang. Namun, sebelum pulang, mereka diwajibkan melakukan tes cepat di puskesmas terdekat di rumah mereka masing-masing.
Pada Jumat (14/8/2020) hasil tes cepat salah satu santri di Kecamatan Kabat dan dua santri di Kecamatan Muncar dinyatakan reaktif. Pada Minggu (16/8/2020) dilakukan tes cepat massal kepada 502 santri, hasilnya 93 santri putri dinyatakan reaktif. Selanjutnya dilakukan uji usap sehingga ditemukan 77 santri dinyatakan positif.
”Saat ini ada enam santri yang menjalani perawatan di RSUD Genteng. Beruntung, keenam santri tersebut menunjukkan gejala kesembuhan. Kemungkinan besar besok (Sabtu, 22/8/2020) mereka diizinkan melakukan isolasi mandiri di pondok pesantren,” tutur Direktur RSUD Genteng dr Kurnianto.