Triwulan III, Ekonomi Malang Raya Diperkirakan Meningkat
Dibandingkan triwulan II, kondisi perekonomian di Malang Raya pada triwulan III lebih baik. Pertumbuhan konsumsi swasta yang mulai menggeliat menjadi pemicu.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kondisi perekonomian di Malang Raya, Jawa Timur, pada triwulan III tahun 2020 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan II. Peningkatan ekonomi disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi swasta yang mulai menggeliat selama masa transisi ke kondisi normal baru.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Azka Subhan mengatakan, pada triwulan III, konsumsi pemerintah juga diperkirakan tetap tumbuh seiring berbagai realisasi stimulus ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah, seperti pencairan bantuan sosial dan pembayaran gaji ke-13 aparatur sipil negara.
”Rencana pemberian bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 600.000 per bulan kepada karyawan swasta dengan penghasilan di bawah Rp 5 juta juga ikut berpengaruh,” ujar Azka kepada Kompas, Rabu (19/8/2020).
Menurut Azka, dari sisi lapangan usaha, sebagian besar kinerja sektoral juga meningkat. Sektor pertanian diprakirakan tumbuh seiring musim panen di beberapa sentra pertanian. Musim kemarau basah tahun ini akan mampu meningkatkan hasil pertanian di sawah tadah hujan di Malang Raya.
Kredit di sektor pertanian juga tumbuh 23,77 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata selama lima bulan sebelumnya yang berada di angka 21,32 persen.
Hal serupa juga terjadi pada kinerja sektor perdagangan besar dan eceran di Malang Raya yang diprakirakan meningkat seiring dengan optimisme peningkatan konsumsi masyarakat. Hasil Survei Penjualan Eceran BI Kantor Perwakilan Malang mengindikasikan, selama Agustus 2020 terdapat kenaikan omzet total dari semua pedagang eceran dengan pertumbuhan sebesar 12,75 persen.
”Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI Malang mengindikasikan, kegiatan usaha perdagangan pada triwulan III-2020 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya,” katanya.
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI Malang mengindikasikan, kegiatan usaha perdagangan pada triwulan III-2020 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Adapun kinerja sektor industri pengolahan di Malang Raya pada triwulan III juga diprakirakan meningkat sejalan dengan dorongan pemerintah membuka kembali sektor industri pengolahan secara bertahap. Tentu saja pembukaan tersebut tetap disertai dengan penerapan protokol kesehatan yang memadai.
”Di tengah kondisi pandemi Covid-19, kinerja industri pengolahan, terutama subsektor makanan dan minuman, meningkat akibat kebutuhan dua hal itu yang meningkat. Konsumen belanja makanan dan minuman lebih banyak sebagai stok,” ucapnya.
Mengenai sektor pariwisata, Azka menjelaskan, berdasarkan Survei Progres Pemulihan Pariwisata BI dengan responden sejumlah hotel di Malang Raya, ada indikasi terjadi peningkatan tingkat hunian hotel pada Juli-Agustus dibandingkan kondisi Maret-Mei. Meski demikian, peningkatannya belum seperti keadaan normal sebelumnya.
Pada bulan Agustus, tingkat hunian mencapai 20-50 persen meski sebelum pandemi bisa mencapai 75-80 persen. Mulai beroperasinya kembali tempat wisata turut memberi andil terhadap peningkatan kinerja perhotelan.
”Selain itu juga dukungan beberapa instansi, seperti kementerian dan lembaga, yang mulai memberlakukan kembali penyelenggaraan MICE (pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran) di hotel. Pelaku wisata sendiri masih mengedepankan protokol kesehatan sebagai upaya meyakinkan dan meningkatkan minat masyarakat,” ucapnya.
Sebelumnya, di hadapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pekan laku, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, selama pandemi, kondisi perekonomian di Batu masih tumbuh 2-3 persen. Angka ini memang masih kalah dibandingkan sebelum ada pandemi saat pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 persen.
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi pada masa pandemi ini, menurut Dewanti, salah satu upaya yang dilakukan adalah memacu sektor pertanian. Sebab, selama ini, selain sebagai kawasan wisata, Batu juga merupakan sumber komoditas pertanian, khususnya sayur dan buah.
”Pertanian kami yang paling terkenal apel. Hasil kentang di sini juga luar biasa. Beberapa waktu lalu, petani dari Australia dan Selandia Baru menginginkan tempat kami jadi lokasi pembibitan, tetapi belum deal. Satu komoditas lain yang akan kami eksplorasi adalah kopi,” tuturnya.
Kondisi sektor pariwisata yang membaik diakui oleh pelaku wisata dan perhotelan. Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Batu Mukhlas Rofik, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, tingkat hunian hotel di wilayahnya terus membaik. Bahkan, di beberapa hotel, dari 50 persen kapasitas kamar yang diperbolehkan selama pandemi, semua telah terisi.