Tertimbun Longsoran Batu, Tiga Petambang Galian C Tewas
Tiga petambang tewas setelah tertimbun bebatuan di lokasi galian C di Desa Katekan, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020) pagi. Akibat besarnya timbunan batu, evakuasi memakan waktu 4 jam.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
GROBOGAN, KOMPAS — Tiga petambang tewas setelah tertimbun bebatuan di lokasi galian C di Desa Katekan, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020) pagi. Akibat besarnya timbunan batu, evakuasi membutuhkan waktu sekitar 4 jam.
Ketiga korban meninggal adalah Suwadi (45), Yulianto (35), dan Ridwan (39). Sementara dua orang selamat yang juga saksi ialah Komari (31) dan Rasimin (55). Kelimanya warga Katekan, Brati, yang bekerja sebagai pengangkut batu.
Dari data yang dihimpun, peristiwa bermula saat sebuah truk tiba di lokasi untuk mengangkut batu galian. Kelima orang di lokasi lalu memasukkan batu-batu. Sekitar pukul 09.00, tebing batuan, selebar 70 meter dan tinggi 30 meter longsor dan menimpa truk beserta kelima petambang. Tiga orang pun tertimbun batuan besar tersebut, sementara dua orang mampu menyelamatkan diri dan selamat.
Tim SAR gabungan, termasuk dari Basarnas Pos SAR Jepara, kemudian melakukan evakuasi. Pada pukul 12.30, alat berat didatangkan guna menggali area longsoran batu tersebut sehingga pencarian bisa dilakukan dengan optimal.
”Sekitar pukul 13.15 WIB, Suwadi ditemukan. Lalu, pukul 13.45 WIB, Yulianto ditemukan, dan selang 1 jam kemudian Ridwan juga ditemukan. Ketiga korban langsung dievakuasi ke RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi,” kata Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Nur Yahya.
Akibat besarnya bongkahan timbunan, evakuasi baru dapat dituntaskan dalam waktu sekitar 4 jam. ”Karena faktor bebatuan yang besar (evakuasi memakan waktu),” kata Koordinator Basarnas Pos SAR Jepara Wisnu Yuas melalui pesan singkat.
Akibat besarnya bongkahan timbunan, evakuasi baru dapat dituntaskan dalam waktu sekitar 4 jam.
Nur Yahya menuturkan, dengan ditemukannya tiga korban yang tertimbun, operasi SAR dinyatakan selesai. Tim SAR gabungan pun kembali ke satuannya masing-masing.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Endang Sulistyoningsih berharap insiden ini menjadi pelajaran. Ia meminta penambangan galian C dilakukan dengan hati-hati. Keselamatan bekerja harus diutamakan.
”Kami juga meminta supaya ada jaminan asuransi (bagi) tenaga kerja karena ini risiko pekerjaan,” kata Endang. Menurut dia, galian C tersebut diketahui berizin.
Sebelumnya, pada 9 Maret 2020, di desa dan kecamatan yang sama, sebanyak enam orang yang terdiri dari seorang pengasuh dan lima santri Pondok Pesantren Putri Al-Lathifiyyah meninggal setelah tenggelam di kubangan bekas galian C. Para korban tidak bisa berenang di lokasi bekas galian C yang berizin tersebut.