Dampak gempa dirasakan hingga Lubuklinggau, Sumatera Selatan, dan Padang, Sumatera Barat. Hingga Rabu pagi tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BENGKULU, KOMPAS — Dua gempa berkekuatan besar mengguncang Provinsi Bengkulu, Rabu (19/8/2020) dini hari. Dampak gempa bahkan dirasakan hingga Lubuklinggau, Sumatera Selatan, dan Padang, Sumatera Barat. Masyarakat dibuat panik sehingga banyak yang berlarian keluar rumah. Ini merupakan gempa dengan kekuatan terbesar di sepanjang tahun 2020.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG kelas I Bengkulu Anang Anwar di Bengkulu mengatakan, gempa pertama terjadi pukul 05.23 WIB, analisis BMKG menunjukkan kekuatan gempa bumi saat itu bermagnitudo 6,9. Pusat gempa terletak pada koordinat 4,44 Lintang Selatan dan 100.97 Bujur Timur atau berlokasi di laut pada jarak 160 km arah barat daya Bengkulu, Provinsi Bengkulu, pada kedalaman 24 km.
Gempa bumi kedua memiliki parameter awal dengan magnitudo 6,8 dengan episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 3.98 LS dan 101.22 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 117 km arah barat daya Bengkulu, Provinsi Bengkulu, pada kedalaman 86 km.
Anang mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi kali ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa kedua gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Adapun dampak guncangan dirasakan di Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, dan Kepahiang IV MMI. Getaran juga terasa di Bengkulu selatan, Kaur, Curup, dan Lebong dengan kekuatan III MMI, sedangkan di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, dampak getaran terasa sekitar II-III MMI. Di Padang, Painan, dan Mentawai getaran terasa hingga II MMI. ”Walau guncangan terbilang cukup besar dan meluas hingga ke tiga provinsi, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan,” ucapnya.
Setelah dua gempa besar tersebut, ungkap Anang, setidaknya ada lima kali gempa susulan dengan kekuatan sekitar M3,4 sampai M4,9. Anang mengatakan, Bengkulu memang merupakan daerah yang rawan gempa. ”Hampir setiap hari di Bengkulu ada gempa, tetapi yang kami publikasi yang berkekuatan 3,4 ke atas,” ucapnya.
Oleh karena berada di kawasan gempa, warga Bengkulu sudah terbiasa dengan kondisi ini. Namun, tetap saja kali ini memicu kepanikan. ”Mereka pun banyak yang keluar rumah ketika gempa terasa,” ucapnya.
Supardi (27), warga Bengkulu, mengatakan, getaran gempa sempat mengagetkannya. ”Saya sedang tidur di kursi bambu. Tiba-tiba terasa seperti ada yang menggoyang-goyangkan kursi itu. Setelah terbangun, saya baru menyadari goyangan tersebut bukan perbuatan orang iseng, melainkan gempa,” ucapnya. Beberapa perabot rumah juga beryoyang. Goncangan itu sempat dia rasakan selama 6 detik.
Tak lama setelah itu, Supardi segera keluar rumah. Di luar, ia melihat warga yang lain juga keluar dari rumahnya sampai gempa mereda. Guncangan gempa tidak hanya terjadi sekali, melainkan hingga dua kali dengan kekuatan yang lebih rendah.
Bengkulu aman
Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Syamsuddin mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan, baik di Bengkulu maupun di pusat gempa di Bengkulu utara. ”Memang sempat membuat kaget, tetapi sampai sekarang kondisi Bengkulu masih aman,” ucapnya.
Menurut Syamsuddin, situasi ini sudah biasa dialami warga Bengkulu. Apalagi, secara rutin BPBD dan sejumlah pihak terkait terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi, salah satunya membangun rumah tahan gempa.
Di beberapa daerah sudah mengatur hal tersebut. Hanya saja, penerapannya belum merata. ”Untuk membangun rumah tahan gempat tentu dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Inilah yang menjadi kendala utama. Kami pun tidak bisa memaksa warga,” ucapnya.