Laboratorium Unsoed Purwokerto Bakal Periksa 95 Sampel Usap Per Hari
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, segera mengoperasikan laboratorium Covid-19 untuk memeriksa sampel tes usap tenggorokan. Dalam sehari, laboratorium ini ditargetkan memeriksa sekitar 95 sampel.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bakal mengoperasionalkan laboratorium pemeriksaaan sampel Covid-19 mulai Senin (24/8/2020). Dalam satu hari, laboratorium ini mampu memeriksa 90-95 sampel uji usap tenggorokan.
”Per hari, direncanakan bisa memeriksa 90-95 sampel. Ada 18 tenaga yang sudah terlatih dan lulus ujian. Sementara bagian supervisi ada lima orang,” ujar Kepala Laboratorium Riset Terpadu Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Profesor Endang Srimurni K saat peluncuran awal Laboratorium Covid-19 Universitas Jenderal Soedirman, Selasa (18/8/2020).
Rektor Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Suwarto menambahkan, laboratorium ini diharapkan bisa membantu jangkauan pemeriksaan tes usap tenggorokan bagi masyarakat di Kabupaten Banyumas.
”Mudah-mudahan ini jadi bagian dari kontribusi Unsoed untuk membantu Pak Bupati dalam rangka melayani masyarakat di bidang kesehatan terkait dengan Covid-19,” kata Suwarto.
Laboratorium Covid-19 Unsoed terletak di sisi paling belakang kompleks laboratorium riset terpadu di belakang Fakultas Biologi. Terdapat sejumlah ruang yang diberi sekat kaca, antara lain ruang ekstraksi, mixing, running RT-PCR, dan anteroom. Di sejumlah ruang, terpampang pula stiker keterangan Biohazard: Biosafety Level 2.
Menurut Endang, di ruangan tersebut terdapat peralatan biosafety cabinet. Biosafety cabinet merupakan area kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk mengamankan pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja, dan sampel material dari kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri dan virus bersifat patogen.
Gejala baru
Bupati Banyumas Achmad Husein yang hadir dan meresmikan laboratorium tersebut menyampaikan, pemerintah dan akademisi berupaya semaksimal mungkin untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
”Jangan anggap (pandemi) ini akan selesai dengan adanya vaksin. Kalau iya, Agustus tahun depan sudah normal. Tapi, kalau itu tidak terjadi, karena adanya mutasi virus, kita akan kebobolan. Menurut saya, kita harus bekerja 10 kali lipat dari standar,” papar Husein.
Ia menambahkan, tiga pasien yang meninggal dan terkonfirmasi positif Covid-19 di Banyumas mengalami hipoksia atau kurangnya kadar oksigen dalam sel dan jaringan. Menurut Husein, ini merupakan gejala baru. Pasalnya, para pasien tersebut tidak memiliki gejala klinis tertentu, seperti suhu badan tinggi, batuk, dan pilek.
”Biasa saja, tapi saturasi oksigen di darah lama-lama turun. Saturasi oksigen yang normal di atas 90, tapi ini di bawah 90 dan terus turun,” kata Husein.
Terkait kegiatan belajar-mengajar, Husein menyampaikan, hingga saat ini di Kabupaten Banyumas belum akan dimulai pembelajaran tatap muka di sekolah. Kebijakan itu mengacu angka reproduksi efektif Banyumas yang masih tinggi, yakni 1,5.
Kondisi itu belum memenuhi syarat untuk pembelajaran tatap muka. ”Kalau reproduksi efektifnya di bawah 1, selama satu bulan berturut-turut atau selama dua minggu akan bisa tatap muka,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto menyampaikan, hingga saat ini pihaknya sudah melakukan tes usap tenggorokan kepada 8.650 orang. Pemeriksaan sampel tes usap dilaksanakan di laboratorium di RSUD Margono Purwokerto dan juga di Daerah Istimewa Yogyakarta. Di RSUD Margono, pemeriksaan tes usap tenggorokan 300 sampel per hari.
Hingga saat ini, di Banyumas terdapat 253 orang positif Covid-19. Sebanyak 190 orang sembuh, 6 orang meninggal dunia, dan 57 orang dirawat. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan ada 422 orang dan orang dalam pemantauan tercatat 2.410 orang.
Sadiyanto menambahkan, untuk kasus kluster puskesmas yang belakangan merebak, tercatat 9 orang positif Covid-19 dari Puskesmas Purwojati, Ajibarang 2, dan Kemranjen 2. ”Ada tambahan 9 orang, 8 dari puskesmas dan 1 positif dirawat di Banjarnegara, tapi KTP Banyumas,” kata Sadiyanto.