Penularan Covid-19 kian meluas seiring pelonggaran berbagai aktivitas masyarakat. Hidup berdampingan dengan Covid-19 kini menjadi sebuah keniscayaan. Disiplin menjalankan protokol kesehatan tak bisa ditawar lagi.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·5 menit baca
Hidup berdampingan dengan Covid-19 menjadi sebuah keniscayaan bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru setelah wali kota dan beberapa pejabat terasnya positif tertular Covid-19. Disiplin menjalankan protokol kesehatan jadi pegangan orang-orang yang termasuk dalam kontak erat sehingga mereka tidak sampai terpapar.
Kalimantan Selatan pada umumnya dan Kota Banjarbaru pada khususnya langsung heboh ketika Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani secara terang-terangan menyatakan dirinya positif menderita Covid-19. Hal itu disampaikannya kepada publik melalui video berdurasi dua menit lebih dua detik yang diunggah pada akun Instagram pribadinya, Senin (27/7/2020).
”Hari ini ulun (saya) beserta ibu berdasarkan hasil swab (tes usap) terkonfirmasi positif Covid-19. Untuk itu, ulun meminta doa untuk kesembuhan kami agar diberi kekuatan, kemudahan dalam berobat, dan juga bisa melewati ini dengan baik,” katanya.
Video singkat tersebut direkam di sebuah ruang isolasi perawatan pasien di RSUD Idaman, Banjarbaru. Dalam video itu, Nadjmi terlihat menggunakan alat bantu pernapasan. Wali Kota Banjarbaru periode 2016-2021 itu masuk RSUD Idaman bersama istrinya, Ririen Kartika Rini, pada Minggu (26/7/2020).
Pada hari videonya diunggah dan langsung menyebar luas dengan cepat atau viral di media sosial, Nadjmi dan istrinya dirujuk ke RSUD Ulin, Banjarmasin, untuk penanganan yang lebih baik. Setelah dirawat selama dua pekan, kabar duka tiba-tiba datang pada Senin (10/8/2020) dini hari. Wali Kota berusia 50 tahun itu berpulang.
Nadjmi Adhani menjadi kepala daerah pertama di Kalimantan Selatan yang tertular dan meninggal akibat Covid-19. Sebelumnya, sudah ada beberapa pejabat daerah yang meninggal, yakni Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjar Muhammad Fachry serta Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalsel Hadi Purwanto.
Ketika Nadjmi dan istrinya positif tertular Covid-19, Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru langsung melacak dan mendata kontak eratnya. Mereka langsung menjalani tes usap. Dari situ didapati lima pejabat teras Kota Banjarbaru juga positif tertular Covid-19 meskipun tanpa gejala. Sebagian dari mereka dirawat dalam karantina khusus, sebagian lagi melakukan isolasi mandiri.
Kelima pejabat teras itu adalah Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru Said Abdullah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banjarbaru Kanafi, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Jainudin, Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Sri Lailana, serta Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Banjarbaru Gugus Sugiarto.
Di Balai Kota Banjarbaru, Rabu (12/8/2020), Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru Said Abdullah menyatakan, dirinya dan empat pejabat lainnya sudah sembuh dari Covid-19. ”Alhamdulillah, hasil pemeriksaan (usap) terakhir pada semua pejabat sudah negatif. Kami juga sudah kembali bertugas seperti biasa,” katanya.
Dari sekian banyak kontak erat wali kota dan pejabat teras Kota Banjarbaru, ada Wakil Wali Kota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Rizana Mirza, serta Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Banjarbaru Dedy Sutoyo. Ketiga pejabat tersebut tidak sampai terpapar Covid-19 meskipun termasuk kontak erat.
Jaya menuturkan, ia dan wali kota menjalani tes cepat pada Kamis (23/7/2020) pagi. Hasil punya wali kota waktu itu reaktif, sedangkan miliknya nonreaktif. Kamis siang dilanjutkan dengan tes usap. Hasilnya keluar pada Sabtu (25/7/2020) sore dengan hasil positif untuk wali kota dan istrinya. ”Punya saya, ajudan saya, dan ajudan wali kota hasilnya negatif,” ujarnya.
Mirza menuturkan, dirinya langsung melakukan isolasi mandiri ketika wali kota dan istrinya terkonfirmasi positif. Ia kemudian menjalani tes cepat dan tes usap karena termasuk dalam kontak erat. Hasil tes cepatnya nonreaktif dan tes usapnya juga negatif.
”Sebagai hamba Allah SWT, hendaknya kita selalu bermohon (berdoa) untuk selalu mendapat perlindungan dan keselamatan dunia akhirat. Kita juga harus berikhtiar untuk selalu menjaga kesehatan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Menurut Mirza, menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin menjadi kunci untuk terhindar dari penularan Covid-19. ”Selalu pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan selalu menjaga jarak dalam berinteraksi dengan orang lain. Jalankan juga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), jaga stamina, serta istirahat yang cukup,” katanya.
Bagi Dedy, amalan hati adalah yang paling penting bagi setiap insan untuk terhindar dari virus korona. Keberadaan virus itu tidak terlepas dari kehendak Allah SWT. ”Perbanyak istigfar untuk memahami kebesaran Allah SWT. Perbanyak mendoakan orang lain supaya sehat dan kondisi wabah ini lekas berakhir. Perbanyak shalawat dan jadikan amalan hati dalam setiap aktivitas,” ujarnya.
Selain itu, semua orang tentu harus berikhtiar untuk mengikuti protokol kesehatan. ”Untuk keseharian, saya selalu pakai masker yang biasanya ditetesi dengan minyak kayu putih, menjaga jarak saat berinteraksi, dan sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun,” katanya.
Dedy juga mengaku rutin minum air perasan jeruk sebelum tidur dan ketika hendak beraktivitas di pagi hari, makan yang teratur dan cukup gizi, serta menekuni hobi. ”Dengan pikiran tenang, hati senang, dan selalu bersyukur, alhamdulillah hasil tes usapnya negatif,” ujarnya.
Jaya mengatakan, almarhum wali kota sempat berpesan kepada warga Kota Banjarbaru untuk tidak menganggap enteng persoalan Covid-19. ”Laksanakan protokol kesehatan kalau kita semua mencintai dan sayang kepada beliau. Itulah yang beliau sampaikan ketika mau masuk RSUD Ulin, Banjarmasin,” katanya.
Dalam video Nadjmi mengatakan, ”Persoalan Covid-19 ini jangan dianggap enteng. Ini benar-benar nyata dan kita harus melawannya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Karena itu, pian (kalian) jangan ada lagi yang garing (sakit). Insya Allah, kita semua harus sama-sama melawan ini dengan sama-sama melakukan protokol kesehatan Covid-19,” katanya.
Persoalan Covid-19 ini jangan dianggap enteng. Ini benar-benar nyata dan kita harus melawannya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, kepergian Nadjmi Adhani menjadi pelajaran bagi semua orang yang menghadapi situasi pandemi Covid-19. ”Kami berharap ini menjadi salah satu ibrah (pelajaran atau pengingat) bagi kita semua bahwa perjuangan untuk memutus mata rantai dan melawan penyebaran Covid-19 harus lebih maksimal lagi,” katanya.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Husaini mengatakan, vaksin Covid-19 saat ini bukan berupa obat yang diminum ataupun obat injeksi, melainkan berupa protokol kesehatan. Untuk itu, semua harus pakai masker, jaga jarak 1,5 meter, menghindari kerumunan, dan rajin cuci tangan pakai sabun. ”Jika itu diterapkan secara disiplin, kemungkinan orang tidak tertular Covid-19 bisa 85-90 persen,” katanya.
Menurut Husaini, perang semesta harus dilakukan untuk melawan Covid-19. Dalam hal ini, garda terdepannya adalah masyarakat. Untuk itu, masyarakat harus terus diedukasi dan sedikit dipaksa dengan aturan hukum agar disiplin menjalankan protokol kesehatan. ”Penegakan disiplin yang tegas dan konsisten jadi bagian penting dalam upaya memutus rantai penularan,” ujarnya.