Kesadaran mengenai pencegahan kebakaran hutan dan lahan didorong dari desa. Upaya itu juga diselaraskan dengan program desa mandiri. Untuk itu, dalam upaya pencegahan, pemangku kebijakan menggandeng desa.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kesadaran mengenai pencegahan kebakaran hutan dan lahan didorong dari desa. Upaya itu juga diselaraskan dengan program desa mandiri. Untuk itu, dalam upaya pencegahan, pemangku kebijakan menggandeng desa, misalnya saat mengintensifkan patroli dan pembentukan masyarakat peduli api.
Koordinator Manggala Agni Kalimantan Barat, Sahat Irawan Manik, Selasa (18/8/2020), mengatakan, saat mengintensifkan patroli terpadu, Manggala Agni selalu melibatkan desa. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggagas masyarakat peduli api.
Dalam kegiatan patroli terpadu, pemangku kebijakan melakukan pemberdayaan para pihak di tingkat desa. ”Selain Manggala Agni, TNI-Polri, PNPB juga menggandeng aparatur desa, tokoh adat, dan tokoh agama,” kata Sahat.
Para pihak di tingkat desa dibekali wawasan teknis agar menggalang aksi-aksi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Mereka dibekali kemampuan teknis pencegahan, penanganan dini, dan aksi menumbuhkan ekonomi kreatif. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Kalbar, masyarakat peduli api di Kalbar sebanyak 67 kelompok yang didampingi.
”Ini selaras dengan program desa mandiri yang menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Kalbar. Pada akhirnya desa yang mandiri yang pemberdayaan ekonominya ramah lingkungan akan mengurangi kejadian karhutla,” kata Sahat.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, upaya pencegahan karhutla dilakukan melalui program desa mandiri. Dalam indeks desa membangun (IDM) ada dimensi ketahanan lingkungan. Pada dimensi ketahanan lingkungan, upaya pencegahan kebakaran lahan bisa dilakukan di level desa.
Dalam dimensi ketahanan lingkungan, bahkan, diukur dari ada atau tidaknya pencemaran udara di suatu desa. Selain itu, potensi rawan bencana dan tanggap bencana juga bagian dari itu.
Dari perkembangan IDM setiap desa bisa diprediksi potensi karhutla. Jika dimensi ketahanan ekonomi di suatu desa rendah, tetapi dimensi ketahanan lingkungannya tinggi, ini perlu diwaspadai karena ada potensi kerusakan pada lingkungan.
Desa mandiri dinilai bisa efektif sebagai salah satu upaya pencegahan kebakaran lahan karena komprehensif menjawab masalah di desa, termasuk kebakaran lahan. Pendamping desa memantau perkembangan desa.
Pada 2018 hanya ada satu desa mandiri di Kalbar dari 2.031 total desa di Kalbar. Pada 2019 sudah ada 87 desa mandiri. Pada 2020 ada 214 desa mandiri, 332 desa maju, 907 desa berkembang, 566 desa tertinggal, dan 12 desa sangat tertinggal.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar Nikodemus Ale menilai, untuk meminimalisasi karhutla, kesadaran terhadap pencegahan memang harus muncul dari bawah. Desa-desa hendaknya memasukan program pencegahan karhutla dalam APBDes.
”Tidak cukup hanya dengan membentuk masyarakat peduli api. Masyarakat peduli api bergerak ketika ada titik panas. Masyarakat peduli api ini konteksnya penanggulangan,” ujar Nikodemus.
Selain itu, kalaupun selama ini ada program-program pemberdayaan pertanian tanpa bakar. Hal itu perlu dimasifkan lagi. Sebab, jika di Kalbar ada 2.031 desa, sementara desa yang didampingi hanya puluhan desa, artinya masih ada ribuan yang perlu pendampingan.
Tidak cukup hanya dengan membentuk masyarakat peduli api.
Pantauan Kompas, Selasa (18/8), sejauh ini di Kalbar belum ada kabut asap meskipun berdasarkan pantauan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam 24 jam terakhir terdapat 653 titik panas. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir Pontianak, ibu kota Kalbar, diguyur hujan.