Warga NTT Berterima Kasih kepada Presiden yang Kenakan Pakaian Adat NTT
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mewakili masyarakat dan Pemerintah Provinsi NTT mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang dua hari berturut-turut mengenakan pakaian adat NTT.
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mewakili masyarakat dan Pemerintah Provinsi NTT mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang dua hari berturut-turut mengenakan pakaian adat NTT dalam rangkaian peringatan kemerdekaan RI. Sejumlah pihak mendorong agar langkah yang dilakukan Presiden menjadi momentum untuk mengangkat tenun NTT yang terpuruk selama pandemi Covid-19.
”Pada kesempatan ini, atas nama masyarakat dan Pemprov NTT, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden RI, Bapak Joko Widodo, yang telah mengenakan pakaian adat tradisional Sabu Raijua pada sidang jelang peringatan kemerdekaan RI dan pakaian adat Timor Tengah Selatan pada peringatan HUT Kemerdekaan RI, hari ini. Ini suatu kebanggaan bagi masyarakat NTT sekaligus memberi dorongan kepada masyarakat agar terus menjaga dan melestarikan warisan nenek moyang ini,” kata Laiskodat saat menjadi inspektur uacara pada HUT Kemerdekaan Ke-75 RI di Kupang, Senin (17/8/2020).
Hadir pada kesempatan itu Kepala Kepolisian Daerah NTT Inspektur Jenderal Lotharia Latief, Komandan Korem 164/Wirasakti Kupang Brigadir Jenderal Samuel Petrus Hehakaya, Kepala Kejaksaaan Tinggi NTT Yulianto, para pemimpin organisasi perangkat daerah, perwakilan tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan pelajar.
Menurut Laiskodat, NTT memiliki lebih dari 1.000 motif tenun tradisional sesuai asal suku dan daerah asal masing-masing yang tersebar di 22 kabupaten/kota. Setiap motif tenun memiliki keunikan cerita dengan makna yang berbeda. Rata-rata setiap kabupaten memiliki 50 motif tenun dengan latar belakang cerita berbeda.
Laiskodat mengatakan, Presiden sangat menghormati dan menghargai budaya setiap daerah. Tenun tradisional NTT dipilih sekaligus untuk mengajak masyarakat mencintai hasil karya anak-anak bangsa dengan cara mengenakan busana lokal.
Jika makin banyak tenun NTT digemari masyarakat, tingkat produktivitas tenun di kalangan perajin pun meningkat. Hal itu pada akhirnya dapat membantu mengangkat kesejahteraan perajin.
Gubernur Laiskodat juga menyebutkan, ekonomi NTT triwulan kedua tumbuh di tengah pandemi Covid-19 sebanyak 0,96 persen, sedangkan pda triwulan pertama tumbuh 2,84 persen. Sementara ekonomi nasional pada triwulan kedua terkontraksi minus 5,32 persen. Dengan kerja keras, kerja inovatif, dan kerja sama, ekonomi NTT akan tumbuh pada triwulan ketiga.
”Kami telah mengambil langkah berani untuk memasuki (fase) normal baru lebih awal untuk membangkitkan ekonomi daerah. Kami dorong sektor riil cepat tumbuh untuk meningkatkan pendapatan rakyat, memicu daya beli masyarakat, dan mengurangi risiko pemutusan hubungan kerja, akhirnya memacu pertumbuhan ekonomi NTT,” kata Laiskodat.
Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Tahun juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas keputusan mengenakan pakaian adat Timor Tengah Selatan pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Istana Negara. Langkah Presiden dinilai merupakan bukti penghargaan dan pengakuan Presiden terhadap adat dan budaya Timor, khususnya Timor Tengah Selatan (TTS).
”Begitu banyak tenun khas Nusantara, tetapi Presiden memilih tenun dari TTS. Ini satu kebanggaan luar biasa bagi masyarakat TTS. Semoga ini memacu semangat menenun, juga semangat berbelanja tenun TTS dari banyak daerah,” katanya.
Saat pandemi Covid-19, hampir semua perajin tenun di 22 kabupaten/kota sulit memasarkan hasil tenun.
Peringatan HUT Ke-75 RI di Kupang diwarnai atraksi budaya dari beberapa sanggar seni di Kota Kupang. Selain itu, ditampilkan pula lagu-lagu perjuangan dari paduan suara Korpri Pemprov NTT.
Pengamat politik Universitas Nusa Cendana, Kupang, Johanes Tuba Helan, mengatakan, Presiden biasa berganti-ganti mengenakan pakaian adat dari sejumlah daerah di Indonesia pada hari-hari besar nasional. Presiden ingin mengajak masyarakat Indonesia saling menghargai budaya dan adat istiadat setiap daerah.
Menurut Helan, dalam kesempatan ini, Presiden mendorong agar busana tradisional NTT juga menjadi busana nasional. Masyarakat di daerah lain dapat mengenakan tenun khas NTT ini. Dengan cara ini, Presiden membantu para perajin NTT agar hasil tenunan mereka bisa terjual.
Terkait pertumbuhan ekonomi, Helan mengatakan, jika berasal dari Badan Pusat Statistik, data itu dapat diakui. Akan tetapi, jika disusun Pemprov NTT, data pertumbuhan ekonomi NTT itu masih diragukan. Pasalnya, saat ini semua daerah mengalami kemunduran dalam pembangunan di tengah pandemi Covid-19.
”Ekonomi NTT tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Apa yang tumbuh karena semua aktivitas pembangunan tidak berjalan sejak pandemi, Maret 2020 sampai hari ini,” katanya.
Perajin sekaligus pemilik rumah tenun Ina Ndao, Kota Kupang, Lusi Ina Ndao, mengatakan, saat pandemi Covid-19, hampir semua perajin tenun di 22 kabupaten/kota sulit memasarkan hasil tenun. Saat ini ada ribuan kain tenun tradisional yang tidak terjual di setiap kabupaten/kota.
Jika pemerintah daerah di NTT ingin perajin tenun NTT bisa mendapatkan keuntungan, siswa di setiap jenjang pendidikan diwajibkan mengenakan seragam tenun, mulai dari pendidikan usia dini (PAUD) sampai perguruan tinggi. Demikian pula dengan semua karyawan kantor swasta, BUMN, dan pegawai negeri sipil.