Semangat Tinggi Melawan Covid-19 dengan Pengibaran Bendera Setinggi 100 Meter
Pengibaran bendera Merah Putih setinggi 100 meter pada gedung tertinggi di Kalimantan Selatan dilakukan pada peringatan HUT Ke-75 RI. Pengibaran itu melambangkan semangat tinggi untuk melawan Covid-19.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJAR, KOMPAS — Untuk pertama kali di Kalimantan Selatan, bendera Merah Putih setinggi 100 meter dibentangkan pada peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Pengibaran bendera tertinggi pada gedung tertinggi di Kalimantan Selatan itu melambangkan semangat tinggi untuk melawan Covid-19.
Pengibaran bendera Merah Putih setinggi 100 meter dan lebar 6,5 meter dilakukan di Gedung Aston Banua Hotel & Convention Center, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Senin (17/8/2020). Upacara pengibaran bendera dipimpin Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan dihadiri Komandan Korem 101/Antasari Brigadir Jenderal (TNI) Firmansyah.
Ini menunjukkan semangat yang tinggi untuk menghadapi dan melawan Covid-19. Semua harus melawan Covid-19 dengan pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan (Sahbirin Noor)
Sahbirin Noor mengatakan, pengibaran bendera Merah Putih tertinggi di gedung tertinggi pada HUT RI tahun ini merupakan sejarah baru bagi Kalsel. ”Ini menunjukkan semangat yang tinggi untuk menghadapi dan melawan Covid-19. Semua harus melawan Covid-19 dengan pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan,” katanya.
Sampai dengan Minggu (16/8/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Kalsel tercatat 7.152 kasus. Secara nasional, Kalsel menempati urutan keenam kasus tertinggi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.298 orang dalam perawatan, 4.529 orang sembuh, dan 325 orang meninggal. Tingkat kematian akibat Covid-19 tercatat 4,54 persen, sedangkan tingkat kesembuhan 63,32 persen.
Komandan Kodim 1006/Martapura Letnan Kolonel Arm Siswo Budiarto mengatakan, saat ini kondisinya serba sulit karena pandemi Covid-19. ”Lewat momentum peringatan HUT Ke-75 Kemerdekaan RI, kita semua harus bangkit. Untuk itu butuh keberanian, perjuangan, tekad, dan kebersamaan,” ujarnya.
”Caranya hanya satu, yaitu dengan disiplin yang tinggi. Masyarakat diharapkan menyadari agar lebih disiplin untuk melaksanakan anjuran protokol kesehatan, seperti pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, dan menjauhi kerumunan. Itu yang harus kita laksanakan saat ini agar kita bisa memutus rantai penyebaran virus korona,” tuturnya.
General Manager Aston Banua Hotel & Convention Center Andri Kurniawan mengatakan, tekanan virus korona membuat semua orang resah. Maka, pada momentum 17 Agustus harus ada sebuah kegiatan yang bisa memotivasi masyarakat, khususnya tim yang bergerak di bisnis perhotelan untuk selalu berbuat yang terbaik.
”Walaupun saat ini dalam tekanan virus korona, tetap harus produktif. Pengibaran bendera Merah Putih tertinggi ini sebagai lambang ketinggian dari keinginan dan semangat kita untuk melawan Covid-19,” katanya.
Andri menuturkan, bendera Merah Putih tertinggi tersebut tidak akan diturunkan pada Senin sore. Bendera akan tetap dibentangkan sampai akhir Agustus. ”Rencananya akan dipasang sampai 31 Agustus supaya bisa dilihat masyarakat luas yang setiap hari datang ke tempat kami,” ujarnya.
Menurut Andri, bendera Merah Putih tersebut dibuat oleh penjahit lokal dalam waktu lima hari. Biaya pembuatan lebih dari Rp 30 juta. ”Membuatnya tidak mudah. Sayang rasanya kalau hanya dikibarkan 1-2 hari,” katanya dengan terkekeh.
Siswo menambahkan, pengibaran bendera Merah Putih setinggi 100 meter dilakukan 10 prajurit TNI. Sebanyak empat orang memegang tali di atas, empat orang memegang tali di bawah, dan dua orang menurunkan bendera. ”Kami minta agar bendera tetap dipasang sampai 31 Agustus 2020. Sebab, ini adalah momentum masyarakat untuk bangkit melawan korona,” katanya.