Satgas gabungan Polri dan TNI menembak mati pemimpin KKB Kali Kopi di Mimika, Hengky Wanmang. Hengky adalah perencana sejumlah serangan di wilayah itu selama beberapa tahun terakhir.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim gabungan Satuan Penegakan Hukum Polri dan TNI menggerebek markas kelompok kriminal bersenjata Kali Kopi di Kabupaten Mimika, Papua, Minggu (16/8/2020). Hengky Wanmang (31) selaku pemimpin kelompok itu ditembak mati karena membahayakan keselamatan aparat ketika hendak ditangkap.
Hal ini disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, di Jayapura, Senin (17/8/2020). Paulus mengatakan, operasi penggerebekan markas kelompok kriminal bersenjata (KKB) Kali Kopi terjadi sekitar pukul 06.00 WIT. Aparat terpaksa menembak mati Hengky karena memberikan perlawanan ketika hendak ditangkap.
Seusai peristiwa itu, tim gabungan melakukan penyisiran di markas Kali Kopi dan menemukan sejumlah barang bukti yang langsung dibawa ke Markas Brimob Detasemen B Mimika. Adapun barang bukti yang ditemukan meliputi 1 senjata rakitan, 1 senjata revolver, dan 1 senjata airsoft gun atau replika senjata api.
Selain itu, tim juga menemukan 381 peluru, 28 peluru karet, uang tunai sebesar Rp 22,4 juta, 3 bendera Bintang Kejora, 2 buku tabungan bank, 19 telepon seluler, dan sejumlah barang bukti lain.
”Tim kami telah memantau pergerakan kelompok Kali Kopi di tiga markasnya pada Kamis (13/8/2020). Akhirnya, kami memutuskan untuk menggerebek markas di mana Hengky bersembunyi,” kata Paulus.
Ia menuturkan, Hengky menjadi salah satu pemimpin penting dalam setiap aksi teror KKB Kali Kopi di Mimika selain Joni Botak. Ia terlibat secara langsung di lapangan ataupun memerintahkan anggotanya dalam sejumlah aksi teror yang menewaskan aparat keamanan dan warga sipil.
Hengky merupakan pemimpin yang mengajak KKB lain dari wilayah pegunungan Papua, seperti Kabupaten Puncak dan Kabupaten Pegunungan Bintang, untuk bersama-sama menyerang area PT Freeport Indonesia (FI). PT FI beroperasi di Kabupaten Mimika, termasuk lokasi penambangan di Tembagapura.
Hengky diketahui mengikuti deklarasi KKB gabungan di daerah Ilaga, Kabupaten Puncak, pada 1 Agustus 2020. Kelompok itu bertujuan melakukan aksi penembakan di Tembagapura. Setelah deklarasi, Hengky mempersiapkan tempat dan bahan makanan bagi rombongan KKB yang dipimpin Lekagak Telenggen di Tembagapura.
Dari catatan polisi, Hengky terlibat dalam sejumlah aksi teror di Mimika, antara lain penembakan karyawan PT FI di Mil 52 Tembagapura pada 11 Juli 2009 yang menewaskan Drew Nicholas Grant asal Australia. Dia juga terlibat penembakan karyawan PT FI di Mil 51 Tembagapura pada 12 Juli 2009 sehingga menewaskan Markuas Ratealo dan empat karyawan lain serta melukai dua polisi.
Hengky juga terlibat dalam penembakan yang menyebabkan lima polisi di Mil 54 terluka parah pada 15 Juli 2009, penyanderaan 300 warga dan karyawan PT FI di Kampung Banti dan Kampung Kimbeli pada 2017, serta memerintahkan penembakan terhadap karyawan PT FI di Distrik Kuala Kencana pada 30 Maret 2020. Dalam aksi terakhir itu, seorang karyawan asal Selandia Baru, yakni Graeme Thomas Wall, meninggal dan dua karyawan lain luka-luka.
”Kami tidak menyangka akhirnya bisa menemukan sosok di balik serangkaian aksi penembakan di Tembagapura. Hal ini menjadi hadiah ulang tahun ke-75 RI. Mudah-mudahan Papua selalu aman dan kegiatan masyarakat tetap berjalan normal,” tutur Paulus.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Herman Asaribab di tempat yang sama mengatakan, pihaknya selalu bersinergi dengan Polda Papua dalam satgas gakkum untuk menghadapi KKB di daerah yang dinilai rawan gangguan keamanan. ”TNI terus berkomitmen dengan Polri untuk menjaga Papua dari segala aksi teror agar masyarakat bisa hidup dengan aman,” katanya.
Sebelumnya, tim satgas gakkum juga menangkap enam warga di Mimika pada 7 April lalu. Mereka diduga sebagai pemasok bahan makanan dan amunisi bagi kelompok Hengky. Enam orang itu berinisial YW, RM, EN, NM, EM, dan IM.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, saat dihubungi, mengakui, Hengky sebagai salah seorang pemimpin organisasi itu di Mimika tewas ditembak pihak keamanan pada hari Minggu.
”Almarhum adalah Kepala Staf Angkatan Darat TPNPB-OPM Komando Daerah Pertahanan Kodap III Kali Kopi. Kami sangat berduka dengan kepergian Hengky dan akan melanjutkan perjuangan merebut Freeport,” kata Sebby.