Pelaku Wisata di Batam Minta Pemerintah Serius Tangani Pandemi
Pelaku wisata di Batam memanfaatkan momen HUT ke-75 RI untuk menyampaikan harapan tentang penanganan pandemi yang lebih baik. Ekonomi hanya akan pulih setelah wabah bisa dikendalikan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pelaku wisata di Batam, Kepulauan Riau, memanfaatkan momen HUT ke-75 Republik Indonesia untuk menyampaikan harapan tentang penanganan pandemi yang lebih baik. Konsep normal baru tidak mampu menyelamatkan mereka dari kebangkrutan. Ekonomi hanya akan pulih setelah wabah bisa dikendalikan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, sedikitnya 75 hotel dari total 233 di Batam hotel berhenti beroperasi sejak pandemi melanda pada Februari lalu. Dampaknya, ribuan buruh mengalami pemotongan upah hingga 50 persen dan sebagian dirumahkan sepenuhnya.
Lumpuhnya sektor pariwisata ini membuat perekonomian Kepri tumbuh minus 6,66 persen secara tahunan pada triwulan II-2020. Angka itu lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh minus 5,32 persen pada periode yang sama. Saat ini, Kepri berada di posisi lima terbawah secara nasional dan posisi paling buncit di Sumatera.
"Kami berharap pemerintah bisa segera mengendalikan pandemi Covid-19. Pokoknya, jangan sampai lewat dari tahun ini. Semakin lama wabah berlangsung, semakin banyak bisnis pariwisata yang gulung tikar," kata General Manager Resor Batam View Anddy Fong, Senin (17/8/2020).
Pariwisata Kepri sangat bergantung kepada kunjungan wisatawan mancanegara. Pembatasan mobilitas yang dilakukan Singapura dan Malaysia pada pertengahan Maret lalu membuat sektor pariwisata di provinsi ini terpukul hebat.
Pokoknya, jangan sampai lewat dari tahun ini. (Anddy Fong)
Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat 403.987 kunjungan wisman pada Januari hingga Juni 2020. Jumlah itu turun 71,28 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Hingga saat ini, wisman berkebangsaan Singapura menyumbang kunjungan terbanyak, yaitu 45,66 persen. Adapun jumlah kunjungan wisman terbanyak berdasarkan pintu masuk masih didominasi Batam (74,33 persen) dan Bintan (15,82 persen).
Di tengah masa sulit tersebut, Anddy mencoba membuat acara kecil perayaan HUT ke-75 RI dengan mengundang segelintir tenaga kerja asing yang tidak bisa pulang ke negara asalnya karena pandemi. Ia berharap, hal itu bisa sedikit meningkatkan okupansi di Batam View agar perusahaan bisa mempertahankan karyawannya.
"Pegawai ada 150 orang. Untuk sementara, kami masih bisa bertahan tidak merumahkan atau mengurangi jam kerja karyawan. Namun, semakin lama situasinya bertambah sulit," ujar Anddy.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam Ardiwinata menyatakan tengah menyiapkan Pantai Nongsa untuk menjalankan wisata dengan konsep normal baru. Kawasan itu memiliki pelabuhan khusus untuk menerima wisman yang menyeberang dari Singapura. Hal ini diyakini lebih aman karena pengawasan orang masuk menjadi lebih mudah.
"Nantinya ada dua pintu masuk di Nongsa yang difungsikan sebagai area pemeriksaan kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan. Ke depan wisman pasti akan memilih berkunjung di tempat yang protokolnya ketat, kami tengah berusaha mewujudkan hal itu," ujar Ardi.
Namun, upaya Pemkot Batam untuk mendapatkan kepercayaan wisman agar mau berkunjung kembali ke daerah tidak berjalan mudah. Pada 30-31 Juli, terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 di Kepri. Pada periode itu, jumlah pasien bertambah 111 orang.
"Konsep wisata normal baru tidak bisa meningkatkan okupansi penginapan. Pemerintah perlu segera mengendalikan pandemi Covid-19 agar wisatawan mancanegara tidak khawatir kalau berlibur ke Indonesia," ucap Anddy.