Obat Tepat dan Jaga Kondisi Jiwa Percepat Kesembuhan Pasien
Pemberian obat yang tepat dan menjaga kondisi psikologis tetap positif mempercepat kesembuhan pasien dari penyakit Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemberian obat yang tepat dan menjaga kondisi psikologis tetap positif mempercepat kesembuhan pasien dari penyakit Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
Demikian diutarakan Laksamana Pertama IDG Nalendra Djaya Iswara, penanggung jawab penanganan pasien Covid-19 pada Rumah Sakit Lapangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II atau RS Darurat di Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/8/2020).
”Kami memberi obat sesuai dengan keluhan pasien sekaligus menjaga suasana hati mereka tetap gembira yang diyakini mempercepat kesembuhan,” kata Nalendra, yang juga mantan Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut Dr Ramelan, Surabaya.
RS Darurat didirikan di dalam kompleks Gedung Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan di Jalan Indrapura, Surabaya. RS dengan tenda-tenda berkapasitas lebih dari 300 tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19 ini beroperasi sejak 21 Mei 2020. Sampai dengan Senin yang bertepatan dengan 75 tahun Indonesia merdeka, RS Darurat telah menerima 1.355 pasien Covid-19 dengan gejala klinis ringan sampai sedang.
Kami memberi obat sesuai dengan keluhan pasien sekaligus menjaga suasana hati mereka tetap gembira yang diyakini mempercepat kesembuhan. (Nalendra Djaya Iswara)
Menurut Nalendra, spesialis bedah toraks dan kardiovaskular, sampai dengan hari peringatan 75 tahun Indonesia merdeka, di RS Darurat tersisa 139 pasien yang dirawat. Sebanyak 1.216 pasien Covid-19 berhasil sembuh dan boleh pulang, serta diminta untuk tetap menjaga kesehatan dan menerapkan protokol pencegahan penularan.
Caranya antara lain berpelindung diri (masker, sarung tangan, pelindung wajah), rutin cuci tangan dengan sabun dan atau memakai cairan pensanitasi, jaga jarak fisik dengan orang lain, menghindari kerumunan atau kegiatan yang berpotensi mendatangkan penularan.
”Sampai dengan hari ini, di RS Darurat nol kematian,” kata Nalendra.
Meski gejala klinis ringan sampai sedang, lanjut Nalendra, jika tidak diberi obat dan vitamin yang tepat serta dijaga agar tetap semangat, kondisi kesehatan pasien berpotensi memburuk, bahkan terancam oleh kematian. Di RS Darurat, obat yang diberikan kepada pasien sesuai dengan keluhan. Yang sakit perut diberi obat sakit perut dan ditambah vitamin.
”Kondisi kejiwaan mereka dijaga, di sini rutin senam bahkan karaoke sehingga pasien tetap gembira atau tidak tertekan,” ujar Nalendra.
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, RS Darurat merupakan satu dari 100 rujukan penanganan pasien Covid-19. Meski begitu, RS Lapangan ini dijadikan pusat komando pendistribusian pengiriman pasien Covid-19 ke jejaring rujukan se-Jatim.
”Sistem rujukan dan distribusinya satu pintu untuk mempercepat penanganan pasien,” kata Khofifah, mantan Menteri Sosial itu.
Pusat komando menyajikan data seluruh RS rujukan Covid-19 di Jatim, membantu menghubungkan RS yang akan merujuk pasien Covid-19 ke tujuan, dan memastikan rujukan masih bisa melayani pasien rawat inap. Pusat komando mengarahkan tim kesehatan menangani pasien ke rujukan berdasarkan tingkat risiko yang sedang diderita.
Misalnya, pasien dengan gejala klinis sedang sampai berat ditangani di rujukan utama, yakni RSUD Dr Soetomo, Surabaya; RSUD Dr Saiful Anwar, Malang; dan RSUD Dr Soedono, Madiun. Selain itu, RS Universitas Airlangga, Surabaya, juga menjadi rujukan bagi pasien dengan gejala sedang sampai berat sekaligus tempat tim kesehatan menjalankan tes usap.
Sejak wabah menyerang Jatim dan diumumkan pada Selasa (17/3) sampai hari ini, Covid-19 telah menjangkiti 27.903 jiwa warga provinsi berpenduduk 40 juta jiwa tersebut. Jumlah kasus di Jatim setara hampir 20 persen dari 139.549 kasus warga terjangkit Covid-19 nasional. Di Jatim, Covid-19 telah mengakibatkan kematian bagi 2.023 jiwa dan 5.041 orang masih dirawat. Namun, 20.839 orang berhasil bertahan dan sembuh.