Kasus Covid-19 di Sumbar Melonjak, Karantina Baso Kembali Difungsikan
Tempat karantina di Kecamatan Baso, Agam, Sumatera Barat, kembali difungsikan karena ada lonjakan kasus positif Covid-19 di Sumbar pasca-Idul Adha.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Tempat karantina pasien Covid-19 di Balai Diklat Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Regional Bukittinggi, Kecamatan Baso, Agam, Sumatera Barat, kembali difungsikan. Pengoperasian dilakukan setelah ada lonjakan kasus positif Covid-19 di Sumbar pasca-Idul Adha. Selain itu, langkah tersebut dilakukan untuk memudahkan pasien Covid-19 dari wilayah utara Sumbar mengakses tempat karantina itu.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, di Padang, Senin (17/8/2020), mengatakan, tempat karantina di Baso kembali difungsikan karena tempat karantina di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumbar di Padang penuh.
”Sekarang ada penambahan-penambahan pasien positif Covid-19. Supaya lebih gampang menanganinya, pasien positif Covid-19 yang tanpa gejala diisolasi di tempat karantina. Awalnya hanya BPSDM yang buka, tetapi sekarang sudah penuh. Untuk akses masyarakat di wilayah utara, kami buka kembali yang di Baso,” kata Jasman.
Sejak momen Idul Adha pada 31 Juli 2020, kasus Covid-19 di Sumbar kembali melonjak. Selain faktor kasus impor akibat meningkatnya mobilitas masyarakat, protokol kesehatan yang diabaikan pada masa normal baru juga diduga menjadi pemicu.
Hingga Senin, jumlah kasus Covid-19 di Sumbar sejak 26 Maret 2020 mencapai 1.377 orang. Senin ini ada tambahan 28 orang positif Covid-19, yaitu 12 orang dari Tanah Datar, 10 orang dari Padang, 3 orang dari Padang Panjang, dan 3 orang dari Bukittinggi.
Jasman melanjutkan, pembukaan kembali tempat karantina di Balai Diklat Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Regional Bukittinggi Kementerian Dalam Negeri di Baso itu juga untuk kemudahan akses pasien Covid-19 di wilayah utara Sumbar, seperti Bukittinggi, Agam, Tanah Datar, dan Pasaman. Para pasien dari daerah itu bakal diarahkan untuk diisolasi di tempat karantina Baso.
Tempat karantina di Balai Diklat PPSDM Regional Bukittinggi memiliki kapasitas maksimal 200 orang. Sementara itu, kata Jasman, kapasitas tempat karantina BPSDM Sumbar sekitar 100 orang dan bisa ditambah.
Menurut dia, Sumbar menyediakan 14 tempat karantina yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota sebagai tempat isolasi pasien positif Covid-19 tanpa gejala. Total pasien yang dapat ditampung di semua tempat karantina itu mencapai 514 orang. Namun, karena jumlah pasien Covid-19 sempat melandai, sejak awal Juli 2020 hanya BPSDM Sumbar yang difungsikan.
”Selama ini, kami tidak pernah menutupnya, tetapi kami siagakan. Kami fungsikan sesuai jumlah pasien yang terpapar. Jika dibutuhkan, siap kami buka lagi. Kami tetap siapkan untuk mengantisipasi kondisi terburuk,” ujar Jasman.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi Yandra Ferry mengatakan, Pemerintah Kota Bukittinggi mengajukan pembukaan kembali tempat karantina di Balai Diklat PPSDM Regional Bukittinggi di Baso karena ruang isolasi di rumah sakit penuh. ”Rumah sakit di Bukittinggi penuh. Maka, kami usulkan kepada gubernur agar tempat karantina di Baso kembali dibuka,” kata Yandra.
Yandra melanjutkan, sejak Idul Adha, terutama dua minggu terakhir, kasus Covid-19 di Bukittinggi mengalami lonjakan. Senin ini ada tambahan tiga orang positif Covid-19 di Bukittinggi. Jumlah total sejak kasus pertama ditemukan pada 26 Maret 2020 mencapai 40 orang dengan 2 orang di antaranya meninggal dan 17 orang sembuh.
”Kebanyakan dipicu kasus impor, mungkin kebablasan ketika Idul Adha. Kabupaten/kota lain juga mengalami lonjakan kasus. Sumbar, kan, tidak melarang mudik. Sudah lama Sumbar sedikit kasus, sekarang melonjak lagi. Di Bukittinggi, lebih banyak kasus sekarang dibandingkan pada masa PSBB (pembatasan sosial berskala besar),” kata Yandra.
Kepala Dinas Kesehatan Tanah Datar Yesrita Zendrianis mengatakan, pembukaan kembali tempat karantina di Baso sangat membantu penanganan Covid-19 di Tanah Datar. Apalagi, dalam seminggu ini terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Datar. ”Mulai besok pasien tanpa gejala kami antar ke sana. Lebih memudahkan kami karena lebih dekat. Jika pasien diantar ke Padang, jauh,” katanya.
Yesrita menjelaskan, lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Datar dipicu kasus impor yang kemudian menimbulkan transmisi lokal. Senin ini ada tambahan 12 kasus positif Covid-19 di Tanah Datar dan 10 orang di antaranya merupakan hasil pelacakan kasus sebelumnya.
Total jumlah pasien positif Covid-19 di Tanah Datar mencapai 58 orang dengan 2 orang di antaranya meninggal dan 13 orang sembuh. Ia menyebutkan, dibandingkan dengan periode awal Covid-19 di Tanah Datar (26 Maret 2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Datar lebih banyak pasca-Idul Adha, yaitu mencapai 44 orang.
Antisipasi lonjakan
Jasman menyebutkan, gubernur mengharapkan pemkab/pemkot kembali memperketat penerapan protokol kesehatan di wilayah masing-masing. Sejak Juni 2020, Gubernur Sumbar sudah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2020 yang berisi pedoman tatanan normal baru produktif dan aman Covid-19.
”Protokol kesehatan harus tetap dijalankan secara ketat, jangan main-main. Contohnya, pelayan rumah makan. Sebagian besar tidak pakai masker dan ada yang berbicara di depan makanan. Itu berisiko menularkan. Gubernur mengharapkan bupati/wali kota tegas dengan ini. Provinisi tidak bisa turun langsung karena yang punya wilayah bupati/wali kota,” ujarnya.
Sementara itu, sebagai antisipasi kasus impor Covid-19, katanya, gubernur sudah mewajibkan aparatur negara untuk mengikuti tes usap ketika tiba di Sumbar. Masyarakat umum juga diimbau untuk ikut tes usap yang disediakan gratis oleh pemerintah provinsi.
Masyarakat umum juga diimbau untuk ikut tes usap yang disediakan gratis oleh pemerintah provinsi.
”Pemprov hanya bisa berkeras kepada aparat pemerintah. Untuk masyarakat, ada Permenhub Nomor 41 Tahun 2020 yang mewajibkan rapid test (tes cepat). Namun, kami banyak kecolongan dengan rapid test ini. Makanya, harus tes usap. Gratis. Di Bandara (Internasional Minangkabau) ada. Untuk transportasi darat juga ada, di Rumah Sakit Semen Padang, Puskesmas Kuranji, Puskesmas Ulak Karang, dan lainnya. Semuanya gratis,” tuturnya.
Hingga Minggu (16/8/2020), jumlah spesimen atau sampel yang diperiksa di Sumbar sebanyak 90.083 spesimen dengan jumlah orang diperiksa 78.647 orang. Persentase kasus positif pada jumlah orang yang diperiksa sebesar 1,71 persen.