3 Orang Tewas di Kediri, PT KAI Daop VII Minta Pemkab Evaluasi Pelintasan Tanpa Palang
Kereta api Rapih Dhoho yang melaju dari Surabaya menuju Blitar menambrak Isuzu Panther AG 1389 GN di Kediri. Akibat peristiwa ini tiga pengendara mobil meninggal.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
KOMPAS/DOK HUMAS POLSEK PAGU
Kereta api Rapih Dhoho yang melaju dari Surabaya menuju Blitar menambrak Isuzu Panther AG 1389 GN di Dusun Gempolan, Desa Beye, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (17/8/2020)
KEDIRI, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VII Madiun meminta pemerintah kabupaten mengevaluasi pelintasan kereta api di wilayah mereka menyusul terjadinya kecelakaan yang melibatkan kereta api Rapih Dhoho dengan minibus di pelintasan tanpa palang di Dusun Gempolan, Desa Beye, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (17/8/2020) sekitar pukul 08.45.
Kereta api Rapih Dhoho bernomor registrasi lokomotif CC 21083 11 dengan masinis Topo (28) dan asisten masinis Ferizky (26), yang melaju dari Surabaya menuju Blitar, bertabrakan dengan Isuzu Panther AG 1389 GN yang berisi pengemudi dan dua penumpang.
Akibat peristiwa ini, tiga pengendara mobil meninggal. Mereka ialah Suwito (65) dan Nur Kotim (55), keduanya warga Desa Ngebrak, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, dan Etik (50), warga Kelurahan Ngampel, Kota Kediri.
”Kami berharap pelintasan tidak terjaga dievaluasi oleh pemerintah daerah guna dilakukan peningkatan keselamatannya. Yang terjadi saat ini malah banyak bakal pelintasan liar yang dibuat warga,” ujar Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VII Madiun Ixfan Hendriwintoko saat dihubungi dari Malang.
KOMPAS/DOK HUMAS POLSEK PAGU
Kereta api Rapih Dhoho yang melaju dari Surabaya menuju Blitar menambrak Isuzu Panther AG 1389 GN di Dusun Gempolan, Desa Beye, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (17/8/2020).
Di wilayah Daop VII, menurut Ixfan, ada sekitar 300 pelintasan sebidang. Dari jumlah tersebut, sebagian pelintasan tidak memiliki pintu. Bahkan, ada beberapa titik pelintasan—yang aksesnya untuk kendaraan roda empat sudah dibatasi—sengaja diperkeras oleh warga agar kendaraan bisa melaju tanpa hambatan. Akhirnya PT KAI Daop VII harus membongkarnya.
Yang terjadi saat ini malah banyak bakal pelintasan liar yang dibuat warga.
Terkait peristiwa yang merenggut tiga korban jiwa, Ixfan mengatakan bahwa pelintasan di lokasi tidak dijaga. Namun, di situ terdapat rambu-rambu peringatan yang dipasang oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. Saat hendak melintas, masinis kereta api Rapih Dhoho juga sudah membunyikan trompet (semboyan 35).
”Pengendara seharusnya mendahulukan perjalanan kereta api. Akan tetapi, yang terjadi kendaraan langsung lewat. Masinis sudah membunyikan semboyan 3, jarak sudah dekat sehingga kecelakaan tidak terhindarkan,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Seksi Humas Polsek Pagu Brigadir Kepala Erwan Subagyo mengatakan, pelintasan di lokasi sudah dilengkapi rambu-rambu peringatan. Hanya saja, jarak pandang pengendara (dari arah barat) memang agak terhalang bangunan rumah sehingga dari jauh sopir tidak bisa melihat datangnya kereta api dengan leluasa.
KOMPAS/DOK HUMAS POLSEK PAGU
Mobil Isuzu Panther AG 1389 GN yang tertabrak kereta api di Dusun Gempolan, Desa Beye, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (17/8/2020).
Selain itu, berdasarkan keterangan keluarga korban, kondisi pendengaran sopir kurang baik. ”Sopir ini sudah lanjut usia dan pendengarannya agak berkurang sehingga kemungkinan tidak mendengar ada kereta akan melintas. Sementara di lokasi tidak ada warga yang berusaha mengingatkan,” ujar Erwan.
Akibat kecelakaan ini, minibus yang ditumpangi korban terseret hingga 300 meter dengan kondisi rusak berat. Korban yang hendak berobat ke Pare meninggal di lokasi untuk selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk visum.