Pesan Gus Mus Soal ”Merah-Putih” di Alun-alun Rembang Jadi Momen Saling Mengingatkan
Informasi tak adanya bendera Merah Putih di Alun-alun Rembang dibicarakan setelah video KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus beredar. Para santri langsung tergerak, Pemkab Rembang juga langsung menindaklanjuti.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
REMBANG, KOMPAS — Alun-alun Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, sempat mendapat sorotan karena tidak terpasang bendera Merah Putih pada Senin (17/8/2020) pagi atau saat HUT Ke-75 Republik Indonesia. Namun, sekitar pukul 08.30 bendera sudah dipasang. Kejadian itu menjadi momen untuk saling mengingatkan.
Informasi ketiadaan pengibaran bendera Merah Putih di Alun-alun Rembang dibicarakan setelah beredarnya video KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, pada Senin pagi.
Dalam video itu, Gus Mus, yang memakai kacamata dan masker, berbicara sambil merekam ucapannya lewat video. ”Hari ini, tanggal 17 Agustus 2020. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Ada yang aneh menurut saya. Di Alun-alun Kota Rembang tak ada satu pun bendera Merah Putih dikibarkan,” katanya.
Gus Mus kemudian melontarkan pertanyaan kepada Pemkab Rembang, mulai bupati hingga DPRD. ”Apa lupa, apa tidak punya bendera, apa karena lagi sibuk memikirkan pilkada? Terima kasih,” tutupnya.
Video itu salah satunya terunggah di grup komunikasi WA komunitas Obrolan Santri, Rembang. Salah satu koordinator Obrolan Santri yang juga keponakan Gus Mus, Ahmad Bisri Dzalieq, membenarkan bahwa yang ada di video tersebut Gus Mus.
Video tersebut awalnya dibagikan Gus Mus di grup WA keluarga. ”Terus, kami izin apa boleh di-share. Beliau ngendika (bilang)... boleh,” kata Dzalieq saat dihubungi dari Semarang.
Setelah itu, para santri pun langsung bergegas menuju Alun-alun Rembang sambil membawa tali dan sejumlah bendera Merah Putih. ”Dari situ (setelah melihat video), kami merasa diingatkan dan kami langsung tergerak,” ujar Naf’an Duadi, salah satu anggota Obrolan Santri.
Naf’an menambahkan, apa yang ia dan anggota Obrolan Santri lainnya lakukan merupakan spontanitas. Menurut dia, kata-kata Gus Mus yang bergetar membuat para santri tergerak. Tak berselang lama, pihak Sekretariat Daerah Pemkab Rembang juga datang dan memasang bendera Merah Putih di alun-alun.
Menurut dia, selama ini Gus Mus selalu mengajarkan untuk mengajak berbuat baik kepada yang lain serta bersabar. ”Jadi, tidak ada yang dipojokkan, tidak ada yang disalahkan. Kami (para santri) juga salah karena baru ingat. Baru lakukan sesuatu setelah diingatkan," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Daerah Rembang Arief Dwi Sulistya menuturkan, setelah video Gus Mus itu beredar, ada salah satu anggota DPRD yang menyampaikan ke pemkab. Hal itu langsung ditindaklanjuti dengan pemasangan bendera sekitar pukul 08.30.
Karena ini pandemi dan surat edaran (menyatakan) perayaan harus sederhana serta terbatas (pesertanya), konsentrasi kami di halaman kantor bupati, terutama di pendapa, museum RA Kartini.
Arief menuturkan, setiap tahun, peringatan HUT RI memang selalu dilakukan di alun-alun. ”Namun, karena ini pandemi dan surat edaran (menyatakan) perayaan harus sederhana serta terbatas (pesertanya), konsentrasi kami di halaman kantor bupati, terutama di pendapa, museum RA Kartini," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya menerima masukan Gus Mus. ”Ini saling mengingatkan, bukan saling menyalahkan. Kalau di Rembang, hanya titik di alun-alun, bukan berarti di tempat lain tak dipasang bendera (juga). Rumah penduduk, perkantoran, instansi pemerintahan, BUMN, BUMD, hampir semua sudah terpasang,” ujar Arief.