Sebanyak lima dari 154 kelurahan di Surabaya, Jawa Timur, hingga Kamis (13/8/2020) tercatat sudah tidak memiliki kasus positif Covid-19. Tren ini diharapkan tetap terjaga, bahkan meluas di kawasan lain.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Sebanyak lima dari 154 kelurahan di Surabaya, Jawa Timur, hingga Kamis (13/8/2020) tercatat sudah tidak memiliki kasus positif Covid-19. Tren ini diharapkan tetap terjaga, bahkan meluas di kawasan lain.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Jumat (14/8/2020) mengatakan, lima kelurahan yang sudah tidak ada kasus positif yakni di Kelurahan Tambak Wedi, Krembangan Utara, Embong Kaliasin, Romokalisasi, dan Genting Kalianak. “Sebagian besar pasien di lima kelurahan itu sembuh, meski ada yang meninggal,” katanya.
Semoga tren kesembuhan tidak hanya di lima kelurahan, tetapi di seluruh wilayah Surabaya agar pandemi ini bisa segera dikendalikan (Febria Rachmanita)
Di Kelurahan Tambak Wedi, sempat ada 55 kasus dengan 51 kasus di antaranya sembuh dan 4 meninggal. Kemudian di Krembangan Utara ada 44 kasus, 36 orang sembuh dan 8 meninggal. Adapun di Embong Kaliasin ada 55 kasus, sebanyak 51 kasus di antaranya sembuh dan 4 meninggal. Sedangkan di Romokalisari ada 5 kasus, 4 orang sembuh dan 1 meninggal. “Sebanyak 4 pasien dari Kelurahan Genting Kalianak semuanya sembuh,” ujar Febria.
Secara umum, lanjut dia, banyak pasien di Surabaya yang telah sembuh. Dari 10.112 kasus di Surabaya, sebanyak 6.855 pasien atau 67 persen telah sembuh. Dalam sehari rata-rata pasien sembuh lebih dari 100 orang.
Sedangkan 2.418 pasien masih menjalani perawatan. Sebanyak 976 pasien menjalani rawat jalan, 1.091 pasien dirawat di rumah sakit, 223 pasien diisolasi di Asrama Haji Surabaya, dan 128 pasien di rumah sakit lapangan.
“Semoga tren kesembuhan tidak hanya di lima kelurahan, tetapi di seluruh wilayah Surabaya agar pandemi ini bisa segera dikendalikan,” kata Febria.
Ketersediaan tempat tidur
Peningkatan pasien yang telah sembuh itu turut meningkatkan ketersediaan tempat tidur untuk pasien Covid-19. Dari total 1.924 kapasitas tempat tidur yang tersedia, sebanyak 44 persen di antaranya masih kosong.
Pasien-pasien yang telah sembuh itu masih terus dipantau agar kondisi kesehatannya tetap terjaga. Setiap minggu, mereka mengikuti senam pernapasan yang digelar di Taman Harmoni dan Taman PUPR. Kegiatan ini melibatkan dokter dari Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
“Dalam setiap kegiatan diikuti oleh 75 orang. Kami kini melatih instruktur dari puskesmas agar kegiatan senam bisa dilaksanakan di masing-masing kecamatan,” ujarnya.
Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo, mengatakan, meskipun dalam beberapa indikator epidemiologi sudah menunjukkan harapan yang baik, secara umum kondisi pandemi di Surabaya belum sepenuhnya terkendali. Dalam peta risiko di laman https://covid19.go.id/ pun, Surabaya turun dari zona merah menjadi zona oranye.
“Situasi sangat mudah berubah apabila warga tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan,” tuturnya.
Menurut dia, potensi Surabaya kembali menjadi zona merah bisa terjadi, terlebih Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan Surabaya masih zona merah. Pergerakan manusia antardaerah bisa memicu penularan, terlebih banyak komuter dari Surabaya yang setiap hari bekerja di Surabaya.