Ollo, gajah jinak di Conservation Response Unit Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, mati tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda seperti sakit. BKSDA Aceh masih menyelidiki penyebab kematian satwa lindung itu.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
CALANG, KOMPAS — Gajah sumatera (elephas maximus sumatrensis) jinak bernama Ollo, berjenis kelamin jantan, di Conservation Response Unit Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, ditemukan mati, Kamis (13/8/2020). Tim medis Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh masih menyelidiki penyebab kematian satwa lindung itu.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto menuturkan, Ollo mati secara tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda seperti sakit. Sebelum mati, Ollo masih beraktivitas seperti biasa, membawa pelepah kelapa untuk dimakan sendiri dan untuk tiga gajah jinak lainnya.
Pagi Kamis sekitar pukul 10.00, Ollo mandi bersama pawangnya di sungai tak jauh dari posko. Namun, tiba-tiba Ollo meninggalkan pawang menuju seberang sungai. Di sana Ollo ambruk. Saat diperiksa, satwa lindung terancam punah itu tidak lagi bernyawa.
”Kami sedang memeriksa apa penyebab kematian. Ini sangat menyedihkan, baru kemarin, 12 Agustus 2020 kita peringati hari gajah dunia,” kata Agus.
Ollo, gajah jinak jantan itu ditangkap di Bahorok, Sumatera Utara. Pada saat ditangkap, gajah Ollo berusia 4 tahun dan kini usianya 24 tahun. Selama berada di Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet, gajah jinak itu sering digunakan untuk menghalau gajah liar agar tidak masuk ke kawasan permukiman. Gajah jinak ibarat penengah konfik antara gajah liar dan manusia.
Selama ini Ollo dalam keadaan sehat.
Kematian Ollo memperpanjang daftar kematian gajah di Aceh. Data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, sepanjang 2016-2020 menunjukkan jumlah gajah yang mati 38 ekor. Beberapa di antaranya adalah gajah jinak. Penyebab kematian paling banyak karena konflik, baik diracun, disetrum, dijerat, maupun ditembak. Hanya sebagian kecil mati secara alamiah.
Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Lingkungan dan Kehutanan Aceh Muhammad Daud menuturkan, kematian gajah jinak Ollo sangat mengagetkan sebab selama ini Ollo dalam keadaan sehat. Daud menyerahkan penyelidikan kepada tim BKSD Aceh dan aparat kepolisian.
Dalam diskusi media memperingati hari gajah dunia, Rabu 12 Agustus 2020, Daud menuturkan, konflik gajah dengan manusia masih tinggi disebabkan terjadi kerusakan habitat. Meski hutan Aceh cukup luas, sebagian besar gajah kini berada di luar kawasan lindung.
”Kami sedang menggodok penetapan kawasan ekosistem esensial (KEE) sebagai tempat habitat gajah. Ada 10 kawasan yang akan dijadikan KEE,” kata Daud.
Daud menuturkan, Pemprov Aceh sedang menyusun strategi konservasi gajah sumatra. ”Pemulihan spesies kunci yang kritis dan terancam punah adalah satu program kerja Pemprov Aceh,” kata Daud.