Dua Pembunuh Staf KPU Kabupaten Yahukimo Masih Bersembunyi di Hutan
Polisi telah memiliki identitas dua pelaku pembunuhan staf Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Yahukimo bernama Hendry Jovinsky. Pelaku kini bersembunyi di hutan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Polisi telah mengantongi identitas dua pembunuh Hendry Jovinsky, pegawai KPU Kabupaten Yahukimo, Papua. Para pelaku diduga masih bersembunyi di hutan sekitar Dekai, ibu kota Yahukimo.
Yahukimo adalah salah satu daerah di kawasan pegunungan tengah di Papua. Sejak lama, kawasan ini rawan masalah keamanan. Tahun ini, kerawanan itu berpotensi meningkat karena Yahukimo menjadi satu dari 11 daerah di Papua yang bakal menggelar pilkada serentak.
Kejadian itu bermula saat Hendry (24) bersama staf KPU Kabupaten Yahukimo lainnya, Kenan Mohi (38), dalam perjalanan menuju Dekai menggunakan sepeda motor, Selasa (11/8/2020) sekitar pukul 14.00 WIT. Mereka baru saja membawa obat untuk Carolina Pahabol, istri Kenan, yang sedang sakit.
Tak diduga, saat berada di Jalan Gunung, Distrik Dekai, Yahukimo, mereka tiba-tiba dihadang dua orang tak dikenal. Sempat menanyakan identitas korban, mereka lalu beberapa kali menusuk tubuh korban dengan senjata tajam hingga tewas. Kenan selamat dalam peristiwa itu. Namun, belum diketahui pasti motif kejadian ini.
Kepala Polres Yahukimo Ajun Komisaris Besar Ignatius Benny Adi Prabowo saat dihubungi dari Jayapura, Rabu (12/8/2020), mengatakan, pihaknya akan melanjutkan olah tempat kejadian perkara di Jalan Gunung. Dia berharap bisa mengumpulkan data lebih lengkap terkait kronologi peristiwa itu.
Sementara itu, untuk menangkap pelaku, Ignatius akan mengerahkan tim Reserse Kriminal dan Sabhara Polres Yahukimo. Mereka akan diterjunkan di sekitar hutan Deikai, tempat diduga pelaku bersembunyi.
”Kami juga akan bekerja sama dengan Pemkab Yahukimo dan tokoh masyarakat setempat yang mengetahui kondisi medan di sana,” ujar Ignatius.
Sekretaris KPU Papua Ryllo Panay mengatakan, pihaknya akan menyiapkan pesawat untuk membawa jenazah korban. Jenazahnya akan diantar langsung ke rumah duka.
Selasa malam di rumah duka di Desa Kedung Malang, Banyumas, Jawa Tengah, Vivin Monika (54), ibu korban, terus menangis dan sesekali berteriak histeris. Adik Hendry, Helga Mauli Jovinska (17), mengatakan, peristiwa ini di luar bayangan keluarga. Korban terakhir kali berkomunikasi dengan keluarga sekitar dua hari lalu. Selama ini, korban tak terlalu intens berkomunikasi karena terkendala sinyal telepon.
”Rencananya akan dimakamkan di Yogyakarta. Keluarga besar ada di sana semua,” katanya saat ditemui di rumah duka.
Hendry, kata Helga, lulus pendidikan S-1 di Institut Teknologi Telkom Purwokerto Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak pada 2018 dan kemudian melamar PNS lalu ditempatkan di Papua pada 2019.
”Kakak sempat pulang sekali, tetapi kemudian berangkat lagi. Mau tidak mau ini sudah tugas negara. Sudah jadi PNS,” tuturnya.
Ketua KPU Kabupaten Banyumas Imam Arif Setiadi menyampaikan, jenazah rencananya sampai di Sleman, Yogyakarta, Kamis (13/8/2020) dini hari. Tiba di Jakarta pada Rabu sore, jenazah dibawa ke Yogyakarta menggunakan jalur darat. ”Kemungkinan baru dimakamkan Kamis pukul 09.00,” kata Imam.