Titik panas di Kalimantan Barat terus bertambah pada Selasa (11/8/2020). Teknologi modifikasi cuaca diusulkan medio Agustus.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Titik panas di Kalimantan Barat terus bertambah pada Selasa (11/8/2020). Pemadaman api terus dilakukan. Teknologi modifikasi cuaca diusulkan mulai pertengahan Agustus.
Berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), sejak Senin (10/8/2020) pukul 07.00 hingga Selasa (11/8/2020) pukul 07.00, ada 6.382 titik panas tersebar di sejumlah wilayah. Titik panas terbanyak ada di Kabupaten Landak, yakni 1.976 titik. Titik panas juga terdapat di Sintang (378), Kapuas Hulu (398), dan Bengkayang (1.350). Titik panas juga ada di Sekadau (99), Melawi (67), Kubu Raya (33), Sanggau (1.865), Kabupaten Sambas (51), Mempawah (100), dan Ketapang (65).
Jumlah titik panas tersebut bertambah jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Berdasarkan pantauan sejak Minggu (9/8/2020) pukul 07.00 hingga Senin (10/8/2020) pukul 07.00, terdapat 5.406 titik panas di Kalbar. Sementara pada Sabtu (8/8/2020) pukul 07.00 hingga Minggu (9/8/2020) pukul 07.00 di Kalbar terdapat 3.093 titik panas.
Koordinator Manggala Agni Kalbar Sahat Irawan Manik, Selasa, mengatakan, lahan gambut seluas 1,5 ha terbakar di Desa Rasau Jaya Dua, Kabupaten Kubu Raya. Kebakaran di daerah itu terjadi sejak Senin (10/8/2020).
”Pemadaman sudah sejak kemarin (Senin). Hari ini (Selasa) ada pemadaman lanjutan di Desa Rasau Jaya Dua. Kedalaman gambut di lokasi berkisar 1-2 meter,” kata Sahat.
Pemadaman sudah sejak kemarin. Hari ini ada pemadaman lanjutan di Desa Rasau Jaya Dua.
Saat awal kebakaran lahan, tim gabungan berjumlah 15 orang dari Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Masyarakat Peduli Api, dan TNI-Polri segera memadamkan api agar tidak membesar. Sebab, jika sampai membesar sulit dikendalikan.
Sejauh ini sumber air untuk memadamkan api masih memadai. Jarak lokasi kebakaran dengan sumber air sekitar 100 meter. Lokasi kebakaran pun bisa dilokalisasi sehingga diharapkan tidak membesar. Kawasan yang terbakar di Rasau Jaya Dua tersebut merupakan lahan masyarakat. Jenis vegetasi yang ada di situ, di antaranya pakis, tanah gambut, akasia, dan karet.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar CH Lumano mengatakan, di Kalbar sudah ada satu helikopter yang disiagakan di Pontianak jika diperlukan untuk pemadaman dari udara. Kalbar juga mendapat tambahan dua helikopter lagi, tetapi posisinya masih di Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung, pada Selasa sore karena cuaca kurang bersahabat. Penerbangan akan dilanjutkan pada Rabu (11/8/2020). Dua helikopter tambahan itu nanti akan disiagakan di Kabupaten Ketapang.
Tak hanya itu, Kalbar juga akan kembali mendapatkan tambahan satu helikopter yang akan tiba di Kalbar kemungkinan pada Rabu (11/8/2020). Helikopter ini setibanya di Kalbar akan disiagakan di Pontianak.
Hingga sejauh ini berdasarkan pantauan Kompas, kebakaran lahan belum mengakibatkan kabut asap. Aktivitas masyarakat di Pontianak dan Kubu Raya juga belum ada gangguan dari kabut asap.
Jon Arifian, yang mewakili Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT), dalam rapat koordinasi sinergitas dalam peningkatan kesiapsiagaan karhutla di Kalbar, Senin (10/8/2020), mengusulkan, teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Kalbar dilaksanakan pertengahan Agustus 2020. Penambahan curah hujan melalui TMC bermanfaat terhadap upaya menjaga tingkat kandungan air tanah pada lahan gambut sehingga mengurangi potensi kebakaran lahan.
Potensi pertumbuhan awan di Kalimantan, khususnya Kalbar, selama 8-14 Agustus masih cukup baik. Pertumbuhan awal berpotensi meningkat pada 15-21 Agustus. Kondisi ini cukup baik jika dioptimalkan guna meningkatkan level aman air tanah dengan penerapan TMC.