Gubernur Kepri Perintahkan Layanan RS Kembali Buka
Gubernur Kepri Isdianto memerintahkan pelayanan IGD dan ICU di RSUD Raja Ahmad Tabib kembali dibuka. Kesiapan fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan untuk menangani pasien positif Covid-19 yang jumlahnya terus bertambah.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Gubernur Kepulauan Riau Isdianto memerintahkan pelayanan gawat darurat dan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib kembali dibuka. Kesiapan fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan untuk menangani pasien positif Covid-19 yang jumlahnya terus meningkat di Tanjung Pinang.
”Saya sudah telepon Pelaksana Tugas Direktur RS itu untuk segera membuka layanan. Tentu dengan tetap menjalankan disiplin protokol kesehatan yang ketat,” kata Isdianto di Gedung Daerah Tanjung Pinang, Selasa (11/8/2020).
Sebelumnya, instalasi gawat darurat (IGD) dan unit perawatan intensif (ICU) di RSUD Raja Ahmad Tabib ditutup sejak 8 Agustus lalu. Seorang dokter dan seorang perawat di RS itu sebelumnya dinyatakan positif tertular Covid-19 dari seorang pasien yang mereka tangani.
Instruksi Gubernur untuk membuka kembali pelayanan IGD dan ICU di RSUD Raja Ahmad Tabib langsung dijalankan pada hari ini juga. Pada tahap awal, petugas kesehatan dan tenaga medis akan diatur jadwalnya untuk menjalankan tugas secara bergantian.
Isdianto mengatakan, hasil uji reaksi rantai polimerase (PCR) terhadap 100 petugas kesehatan dan tenaga medis di RSUD Raja Ahmad Tabib telah diketahui pada hari ini. ”Tadi dicek, pelayanan IGD dan ICU sudah berjalan seperti biasa,” ujarnya.
Pada saat yang sama, ia juga mengumumkan RS Angkatan Laut Dr Midiyato Suratani, Tanjung Pinang, juga akan kembali dibuka pada hari Rabu (12/8/2020). Sebelumnya, pelayanan IGD dan laboratorium RS itu juga ditutup sejak Minggu (10/8/2020) karena seorang tenaga kesehatan positif terinfeksi Covid-19.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepulauan Riau (Kepri) Dr Rusdani mencatat, total sudah lima dokter di provinsi ini terinfeksi Covid-19. Dua di antaranya tertular virus tersebut dari pasien yang mereka rawat. Seorang dokter yang terinfeksi Covid-19 di Kepri meninggal pada 8 Agustus lalu.
Total sudah lima dokter di provinsi ini terinfeksi Covid-19.
Isdianto sendiri pada 1 Agustus lalu mengumumkan dirinya positif terinfeksi Covid-19. Ia lalu menjalani karantina di Gedung Daerah, Tanjung Pinang. Hari ini, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam mengumumkan sampel usap Isdianto sudah negatif Covid-19. Namun, setidaknya masih perlu satu kali lagi pengambilan sampel untuk menyatakan Isdianto sembuh.
Kasus positif di Tanjung Pinang mulai meroket pada 30 Juli 2020. Salah satunya adalah akibat munculnya kluster penularan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepri. Kluster itu bermula dari ajudan pribadi Gubernur, DPS (28).
Penyebaran virus dengan cepat meluas karena pada 28 Juli Pemprov Kepri menggelar perayaan dilantiknya Isdianto menjadi gubernur definitif. Acara itu dihadiri juga oleh Pelaksana Tugas Wali Kota Tanjung Pinang Rahma, Wali Kota Batam Muhammad Rudi, dan Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim.
Di lingkungan Pemprov Kepri setidaknya ada 13 pegawai terinfeksi Covid-19 setelah acara tersebut. Adapun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Karimun juga baru saja melaporkan temuan dua kasus baru yang diduga kuat terhubung dengan kluster penularan di Pemprov Kepri.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Wali Kota Tanjung Pinang Rahma mengatakan, total kasus positif Covid-19 di Tanjung Pinang kini menjadi 94 orang. Jumlah itu bertambah hampir tiga kali lipat dari sebelum munculnya kluster Pemprov Kepri. Sampai sekarang, lebih dari 800 orang yang menghadiri acara syukuran pelantikan gubernur sudah mengikuti tes PCR massal di RSUD Raja Ahmad Tabib.
Meningkatnya kasus positif Covid-19 di Kepri itu membuat kapasitas uji PCR ikut digenjot. Sebelumnya, uji PCR di Kepri hanya bergantung kepada laboratorium BTKLPP Batam yang kapasitas ujinya sekitar 200 sampel per hari. Namun, demi mempercepat pemeriksaan, kini sebagian sampel juga dikirim ke laboratorium RS Khusus Infeksi Covid-19 Pulau Galang yang dapat menguji maksimal 200 spesimen per hari.
Mengacu pada data itu, kapasitas pemeriksaan PCR di Kepri saat ini sekitar 2.800 sampel per pekan. Jumlah itu sedikit melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 1 orang per 1.000 penduduk per pekan. Dengan jumlah penduduk Kepri 2,14 juta jiwa, pasien yang diperiksa menggunakan metode PCR minimal 2.140 orang per pekan.