282 Karyawan Bandara Sam Ratulangi Ikuti Tes Usap Massal
282 karyawan Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, mengikuti pengambilan sampel usap tenggorokan dalam rangka tes PCR secara massal.
Oleh
Kristian Oka Prasetyadi
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS – Seluruh karyawan Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, mengikuti pengambilan sampel usap tenggorokan dalam tes reaksi rantai polimerase atau PCR. Setidaknya 282 karyawan di bandara itu mengikuti pengambilan sampel usap secara massal, Selasa (11/8/2020).
Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I di Bandara Sam Ratulangi, Rendy Anindito Permana, mengatakan, pengambilan sampel berlangsung sampai Rabu (12/8). Pengambilan sampel dilakukan di kantor PT Angkasa Pura I, di kompleks bandara.
“Sebagai institusi yang melayani masyarakat, kami memastikan seluruh pesonel kami dalam keadaan sehat, khususnya karyawan di bidang operasional bandara. Karena itu, kami laksanakan tes ini secara bertahap dalam empat hari sejak Sabtu (8/8),” kata Rendy.
Setiap hari, ada 70 karyawan peserta tes. Pengambilan sampel berlangsung sejak pukul 09.00 hingga sekitar 11.30 Wita setiap hari. Terdapat setidaknya dua petugas Dinas Kesehatan Sulut yang ditugaskan untuk mengambil sampel. Meski direncanakan berlangsung empat hari, hingga hari ketiga, hampir semua karyawan selesai diambil sampelnya.
Rendy menambahkan, kendati pengambilan sampel secara massal adalah program dinas kesehatan, manajemen bandara juga telah memprogramkan kegiatan ini. Semua karyawan pun diwajibkan mengikutinya. “Ini supaya masyarakat yang kami layani juga tetap merasa aman. Jangan sampai kesehatan kami sendiri tidak terpantau,” kata dia.
Hingga kini, belum ada hasil tes PCR yang terbit. Padahal, kapasitas tiga laboratorium di Sulut disebut telah mencapai 600-750 sampel setiap hari sehingga tidak ada lagi antrean sampel yang menunggu uji PCR.
“Info dari Dinkes Sulut, hasilnya baru akan keluar tiga hari lagi. Tapi, saya belum pastikan, apa tiga hari setelah seluruh rangkaian tes selesai atau tiga hari setelah hari pengambilan sampel,” kata Rendy.
Pengambilan sampel secara massal telah dimulai sejak pekan pertama Agustus. Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, rangkaian tes ini diawali di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulut. Tes pun digelar di kantor-kantor pemerintahan provinsi, termasuk Kantor Gubernur.
Steaven mengatakan, langkah ini penting untuk menjaga konsistensi kegiatan surveilans laboratorium untuk melacak sebaran virus korona. Gugus Tugas Covid-19 Sulut pun berupaya mencapai target tes 1 sampel per 1.000 penduduk setiap minggu. Artinya, setidaknya 2.529 sampel harus diambil dan dites setiap minggu.
“Menurut revisi kelima pedoman penanganan Covid-19, kontak erat tidak harus diperiksa lagi, tetapi langsung diisolasi. Kalau pun mereka positif Covid-19, setidaknya mereka sudah diisolasi sehingga mata rantainya sudah diputus. Nah, ini saatnya kita melihat sebaran virus di luar sana seberapa luas,” kata dia.
Kalau tidak ada swab yang diambil, tentu saja jumlah kasus melandai.
Ia pun kembali mendorong gugus tugas Covid-19 di kabupaten/kota untuk turut melaksanakan tes massal, termasuk daerah dengan kasus sporadis seperti Bolaang Mongondow Timur dan Bolaang Mongondow Selatan yang masing-masing hanya punya tiga dan delapan kasus terkonfirmasi. Rendahnya jumlah kasus tetap harus dibuktikan dengan hasil surveilans.
“Kalau kasus sedikit atau tidak ada kasus baru dalam beberapa waktu, itu tetap harus dibuktikan dengan uji laboratorium. Kalau tidak ada swab yang diambil, tentu saja jumlah kasus melandai,” kata Steaven.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Manado dr Joy Zeekeon mengatakan, pihaknya tidak melaksanakan tes massal karena revisi kelima pedoman penanganan Covid-19 tidak menyebut demikian. Ia pun tetap fokus pada pengambilan sampel pada suspek Covid-19 serta penderita pneumonia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bolaang Mongondow Timur Eko Marsidi tidak yakin tes massal dapat dilaksanakan dengan mudah. Sebab, selama masa tanggap darurat pandemi, masyarakat cenderung tenang-tenang saja, sementara kegiatan sehari-hari berlangsung seperti biasa. “Kalau masyarakat fine-fine saja, apa alasan kita melaksanakan tes massal?” kata Eko.
Hingga Selasa malam, Sulut mencatat 2.976 kasus positif Covid-19. Sebanyak 1.689 orang telah sembuh, 143 meninggal, dan 1.144 masih dalam perawatan.