Wali Kota Banjarbaru Berpulang, Warga Diingatkan Disiplin Protokol Kesehatan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tengah menyiapkan tes usap masif dengan target sasaran 10.000 orang.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kalimantan Selatan kehilangan selamanya Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani setelah dua pekan berjuang melawan Covid-19. Kepergian Nadjmi menjadi pelajaran berharga bahwa perjuangan memutus rantai penularan dan penyebaran Covid-19 harus lebih optimal dan serius.
Wakil Wali Kota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan mengatakan, masyarakat Banjarbaru dan Kalimantan Selatan sangat berduka. Nadjmi Adhani yang lahir di Banjarmasin pada 27 September 1969 sebelumnya telah berpesan agar warga tidak menganggap enteng Covid-19.
”Laksanakan protokol kesehatan kalau kita semua mencintai dan sayang kepada beliau. Itulah yang beliau sampaikan ketika mau masuk RSUD Ulin, Banjarmasin. Pian jangan garing (kalian jangan sakit), jaga kesehatan pian, laksanakan protokol kesehatan,” kata Jaya sebelum meninggalkan RSUD Ulin di Banjarmasin, Senin (10/8/2020).
Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani yang menderita Covid-19 dan dirawat di RSUD Ulin sejak Senin (27/7/2020) meninggal pada Senin (10/8/2020) pukul 02.30 Wita. Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua putri. Istrinya, Ririen Kartika Rini, juga menderita Covid-19 dan dirawat di RSUD Ulin.
Jaya mengatakan, beberapa hari lalu sempat ada harapan bahwa pemimpin Banjarbaru itu akan sembuh karena sudah lancar berkomunikasi dengan orang-orang terdekat. ”Namun, tiba-tiba (Minggu) kemarin kondisinya drop. Pagi drop, tetapi sore agak membaik. Kami merasa beliau bisa melewati itu. Namun, Allah yang menentukan semua,” tuturnya.
Jenazah Nadjmi Adhani dimakamkan dengan standar protokol Covid-19 di Taman Makam Bahagia, Landasan Ulin, Banjarbaru. Sebagian besar pelayat hanya bisa mengantar jenazahnya sampai depan kompleks pemakaman karena jumlah orang yang bisa ikut sampai ke dekat tempat peristirahatan terakhirnya dibatasi.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina yang menjadi imam saat menshalatkan jenazah Nadjmi Adhani di RSUD Ulin menyampaikan ucapan dukacita. ”Atas nama Pemerintah Kota Banjarmasin dan seluruh warga Kota Banjarmasin, kami turut berdukacita atas wafatnya Pak Nadjmi Adhani,” katanya.
Ibnu merasa telah kehilangan teman sejawat dan kolega. ”Sebagai sesama wali kota, banyak sekali memori kebaikan beliau bersama kami. Dan, ini adalah sebuah kedukaan bagi warga Kota Banjarmasin, Banjarbaru, dan juga Kalimantan Selatan,” tuturnya.
Sebagai sahabat, Ibnu tetap berupaya mengikhlaskan kepergian Nadjmi. ”Kami berharap ini menjadi salah satu ibrah (pelajaran atau pengingat) bagi kita semua bahwa perjuangan untuk memutus mata rantai dan melawan penyebaran Covid-19 harus lebih maksimal lagi,” katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor juga menyampaikan turut berdukacita yang mendalam atas berpulangnya Nadjmi Adhani. ”Beliau adalah sahabat dan saudara saya, salah satu putra terbaik Kalimantan Selatan. Semoga amal bakti beliau diterima Allah SWT dan mendapat tempat yang layak di sisi-Nya,” ucapnya.
Mengingat pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan dalam upaya memutus rantai penularan Covid-19, Pemkot Banjarmasin mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Banjarmasin Nomor 60 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin.
Dalam Pasal 12 Perwali itu disebutkan, setiap orang yang tidak melaksanakan kewajiban menggunakan masker di luar rumah pada tempat umum atau fasilitas umum dikenai sanksi mulai dari teguran lisan, teguran tertulis, pembinaan fisik yang terukur, kerja sosial, pemulangan atau pembubaran, penyitaan KTP, penutupan sementara tempat usaha, hingga denda administratif paling banyak Rp 100.000.
Sementara itu, Pemprov Kalsel tengah menyiapkan tes usap masif dengan target sasaran 10.000 orang. Tes usap dilakukan untuk menemukan sebanyak-banyaknya orang yang positif Covid-19 supaya mereka bisa diobati dan ditangani dengan baik.
”Jangan sampai mereka yang positif itu berkeliaran dan menjangkiti kelompok rentan atau orang dengan penyakit penyerta (pengorbit) sehingga banyak yang meninggal,” kata Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel Roy Rizali Anwar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Rizana Mirza, yang cukup intens berkontak dengan Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani sebelum dirawat di rumah sakit, mengatakan, menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin menjadi kunci untuk menjaga diri agar tidak terpapar virus korona.
”Sebagai hamba Allah SWT kita hendaknya selalu berdoa mohon perlindungan dan keselamatan dunia akhirat. Namun, kita juga harus berikhtiar untuk selalu menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya, selalu pakai masker, cuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain,” katanya.