Penyebaran Covid-19 di Nusa Tenggara Barat Belum Terkendali
Penyebaran Covid-19 di Nusa Tenggara Barat masih belum bisa dikendalikan. Hal itu terlihat dari penambahan kasus terkonfirmasi positif yang terus terjadi setiap hari termasuk jumlah kematian juga masih bertambah.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Penyebaran Covid-19 di Nusa Tenggara Barat masih belum bisa dikendalikan. Hal itu terlihat dari penambahan kasus terkonfirmasi positif yang terus terjadi setiap harinya. Selain kasus baru, jumlah kematian juga terus bertambah.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi dalam siaran pers secara daring menyampaikan, hingga Senin (10/8/2020), total kasus positif Covid-19 di NTB mencapai 2.355 orang.
Dari jumlah itu, 1.494 orang atau 62 persen dinyatakan sembuh, 711 orang masih dirawat, dan 130 orang meninggal. Selain itu, tercatat juga masih ada 256 kasus suspek yang masih disiolasi, 1.614 orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif yang masih karantina, dan 906 pelaku perjalanan masih dikarantina.
Jadi, kalau bisa menjaga kelompok usia risiko tinggi di keluarga, maka risiko kematian bisa ditekan.
Menurut Eka, hari ini, penambahan kasus baru mencapai 22 orang. Itu diperoleh dari pemeriksaan terhadap 125 sampel di empat laboratorium PCR, yakni di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, RS Kota Mataram, RS Universitas Mataram, dan RS Selong, termasuk di dua lab tes cepat molekuler.
Dari 22 kasus itu, terbanyak berasal dari kota Mataram, yakni delapan orang dan Lombok Timur tujuh orang. Sisanya Lombok Barat dan Sumbawa Barat masing dua orang dan Sumbawa, Lombok Utara, dan Lombok Tengah masing-masing satu orang.
Penambahan kasus baru di NTB pada hari ini tidak jauh berbeda dengan penambahan tiga hari sebelumnya yang masing-masing berada di atas 20 kasus. Minggu kemarin, misalnya, penambahan pasien positif baru mencapai 26 orang.
Seperti hari ini, Mataram juga masih mendominasi penambahan kasus baru. Minggu kemarin, pasien positif baru di Mataram yang merupakan salah satu wilayah zona merah atau risiko tinggi mencapai 12 orang.
Kematian
Secara khusus, Eka menyoroti penambahan kasus kematian pasien positif Covid-19. Menurutnya, hari ini tercatat ada tiga pasien meninggal yakni dua orang dari Mataram dan satu dari Lombok Timur. ”Ketiganya masuk dalam kelompok risiko tinggi,” kata Eka.
Dari tiga korban meninggal, dua orang merupakan lansia tanpa penyakit penyerta atau komorbit. Satu lagi ibu hamil dengan penyakit komorbit. ”Ibu hamil ini sudah risiko tinggi, komorbit, dan Covid positif. Kondisi itu betul-betul membuat tubuhnya dalam keadaan yang berat sehingga meninggal,” kata Eka.
Oleh karena itu, Eka kembali mengingatkan semua pihak untuk menjaga semua orang yang masuk dalam risiko tinggi seperti ibu hamil, anak-anak, dan para lansia. ”Sayangi mereka dengan tidak sering mengunjungi mereka. Hormati tanpa harus menyentuh mereka,” katanya.
Menurut dia, memang banyak kasus lansia tanpa komorbit. Namun, karena sudah lansia, risikonya tinggi karena imunitasnya sudah turun jauh. Organ-organ yang semestinya berfungsi menjaga imunitas mereka, sudah mulai turun fungsinya.
”Jadi, kalau bisa menjaga kelompok usia risiko tinggi di keluarga, maka risiko kematian bisa ditekan,” kata Eka.
Pada saat yang sama, proses penularan dan transmisi lokal juga masih terus berjalan. Itu ditandai dengan munculnya kasus-kasus positif. Oleh karena itu, pentingnya menerapkan protokol kesehatan untuk melindungi diri pribadi maupun masyarakat.
Upaya lain, kata Eka, adalah dengan memiliki data orang dengan risiko tinggi dan orang dengan komorbit. ”Dengan demikian, masyarakat bisa melindungi mereka dari risiko tertular,” ujarnya.
Masyarakat juga diharapkan memberi respons yang baik terhadap kasus positif. ”Berulang kali kami sampaikan salah satu upaya mengetahui pemutusan rantai penularan adalah melihat riwayat kontak. Jika menolak tracing, maka sama saja dengan menyimpan bom waktu,” kata Eka.
Sekretaris Daerah yang Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi menambahkan, ia juga meminta semua pihak baik di lingkungan pemerintah provinsi hingga kabupaten kota, termasuk TNI dan Polri, untuk terus memperkuat kolaborasi. Khususnya dalam pembinaan, sosialisasi, dan edukasi terkait Covid-19 guna mencegah jatuhnya korban.
”Keberhasilan menjalankan tatanan baru kehidupan yang aktif dan produktif, serta aman dari Covid-19 terletak pada upaya kolektif bersama. Oleh karena itu, mari kita senantiasa saling mengingatkan untuk tetap patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata Gita.