Guru dan Siswa di Kalbar Positif Covid-19, Rencana Belajar Ditunda
Rencana untuk belajar secara tatap muka di Kalbar akhirnya ditunda. Delapan guru dan 14 siswa di sejumlah SMA dan SMP diketahui positif Covid-19. Mereka tertular dari transmisi lokal.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Delapan guru dan 14 siswa di sejumlah SMA dan SMP di Kalimantan Barat positif Covid-19. Mereka tertular dari transmisi lokal. Rencana untuk belajar secara tatap muka pun akhirnya ditunda.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Senin (10/8/2020), menuturkan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Senin (10/8/2020), ada enam orang tambahan positif Covid-19. ”Enam orang ini terdiri dari siswa dan guru,” ungkap Harisson.
Enam orang itu tersebar di sejumlah daerah. Dua siswa salah satu SMA di Ketapang, satu siswa salah satu SMP di Ketapang, dan dua siswa salah satu SMA di Ngabang, Kabupaten Landak. Selain itu, satu guru SMP di Ngabang, Landak.
Enam orang itu merupakan hasil dari uji tes cepat dan tes usap terhadap guru di seluruh Kalbar yang berada di ibu kota kabupaten/kota. Untuk mempersiapkan proses belajar dan mengajar secara tatap muka, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dibantu dinas kesehatan kabupaten/kota memang melakukan tes untuk mengetahui kondisi kesehatan guru dan siswa.
Hingga sejauh ini, sampel yang dimasukan ke laboratorium Untan sebanyak 604 sampel dari guru dan petugas lainnya. Hasilnya, ada delapan guru dan satu tenaga pendamping laboratorium di salah satu SMA positif Covid-19. Namun, tenaga pendamping laboratorium ini sudah sembuh.
”Sedangkan sampel siswa yang sudah diperiksa di laboratorium Untan sebanyak 495 sampel. Sebanyak 14 orang di antaranya positif Covid-19. Artinya, 2,8 persen dari populasi siswa yang diperiksa positif Covid-19,” papar Harisson.
... artinya, 2,8 persen dari populasi siswa yang diperiksa positif Covid-19.
Total 8 guru dan 14 siswa yang positif Covid-19 tersebar di sejumlah daerah, yakni di Kota Pontianak, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sambas. Guru dan murid yang positif Covid-19 langsung diisolasi. Di Pontianak isolasi dilakukan di Rusunawa Nipah Kuning, sedangkan kabupaten lain di tempat yang telah ditetapkan.
”Itu pemeriksaan sementara yang dilakukan terhadap guru dan murid. Kontak erat dengan guru atau murid yang positif terus ditelusuri, antara lain teman dan guru juga diambil swab untuk diperiksa di laboratorium Untan,” kata Harisson.
Transmisi lokal
Guru dan murid yang positif Covid-19 tersebut diduga tertular dari transmisi lokal. ”Sekarang masyarakat sudah melakukan aktivitas seperti biasa, terkadang tidak memperhatikan protokol kesehatan. Hal itu meningkatkan risiko ketertularan,” ungkapnya.
Harisson mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan agar tidak terjadi lagi penularan. Sebab, diduga masih ada orang yang positif Covid-19 di Kalbar yang tanpa gejala.
Dengan demikian, secara kumulatif total kasus Covid-19 di Kalbar hingga Senin (10/8/2020) ada 416 orang konfirmasi Covid-19. Sebanyak 380 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan 4 orang meninggal.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, dengan munculnya kasus baru tersebut, maka rencana proses belajar secara tatap muka ditunda sampai dipastikan tidak ada guru dan murid yang positif Covid-19. Sutarmidji meminta pemerintah kabupaten/kota terus melakukan tes usap untuk memetakan wilayah mana yang perlu diwaspadai.
”Orangtua murid diharapkan memperhatikan anak-anaknya. Saya melihat ada anak-anak sekolah yang ke tempat kerumunan tanpa protokol kesehatan. Bahkan, ada siswa SD ke tempat kerumunan tanpa menggunakan masker,” ucap Sutarmidji.
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Untan Pontianak Agus Fitriangga, Selasa (4/8/2020), mengingatkan, pembelajaran secara tatap muka sebaiknya dihindari dahulu dalam kondisi seperti sekarang ini. Hal itu perlu untuk mencegah munculnya kluster baru Covid-19.
Agus menilai, perkembangan Covid-19 masih sangat dinamis saat ini. Dengan kondisi seperti itu, dikhawatirkan terjadi gelombang kedua. Oleh sebab itu, lebih aman jika proses belajar secara tatap muka dihindari dahulu.