Sulawesi Utara Dorong 15 Kota/Kabupaten Perbanyak Tes Usap
Gugus Tugas Covid-19 Sulawesi Utara mendorong pemerintah 15 kabupaten dan kota di wilayahnya untuk memenuhi target pengambilan satu sampel usap per 1.000 penduduk setiap minggu untuk uji reaksi rantai polimerase.
MANADO, KOMPAS — Gugus Tugas Covid-19 Sulawesi Utara mendorong pemerintah 15 kabupaten/kota di wilayahnya untuk memenuhi target pengambilan satu sampel usap per 1.000 penduduk setiap minggu. Pusat-pusat keramaian akan menjadi sasaran utama pengambilan sampel ini.
Hingga Sabtu (8/8/2020) siang, akumulasi kasus positif Covid-19 di Sulut telah mencapai 2.840 kasus, menyusul identifikasi 18 kasus sehari sebelumnya. Sebanyak 88 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh sehingga meningkatkan total pasien sembuh menjadi 1.575 orang. Sebanyak 1.127 kasus aktif dan 138 kasus berujung pada kematian.
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel, mengatakan, perkembangan ini meningkatkan angka kesembuhan dari Covid-19 di Sulut dari 52,6 persen ke 55,4 persen. Adapun angka kematiannya tetap di 4,8 persen.
Ia juga menekankan, jumlah kasus sembuh di Sulut kini jauh lebih banyak daripada kasus aktif. ”Akumulasi kasus di Sulut terus meningkat sejak kasus pertama diumumkan 14 Maret lalu. Jumlah kasus yang masih dalam perawatan dan pantauan sebesar 39,8 persen,” kata Steaven.
Kendati begitu, kata Steaven, keadaan ini harus tetap diikuti pelacakan kasus secara lebih agresif oleh gugus tugas provinsi maupun kabupaten/kota di Sulut sebagai daerah transmisi lokal. Pengambilan sampel usap secara massal di berbagai pusat keramaian. seperti pasar, terminal, mal, hingga perkantoran, telah dimulai sejak awal pekan lalu.
Gugus Tugas Covid-19 Sulut menetapkan target pengambilan sampel usap dengan rasio 1 per 1.000 penduduk setiap minggu. Artinya, menurut jumlah penduduk sekarang, tak kurang dari 2.529 sampel harus diambil untuk uji reaksi rantai polimerase (PCR) setiap minggu. Setiap kabupaten/kota pun memiliki target yang telah ditetapkan sesuai jumlah penduduknya, sementara pemerintah provinsi bertanggung jawab atas 10 persen dari total target.
”Kondisi perkembangan epidemiologi Covid-19 harus terpantau berdasarkan bukti ilmiah. Jadi, bila suatu daerah melaporkan tidak adanya ketambahan kasus dalam seminggu, itu menjadi fakta epidemiologik sebenarnya, bukan karena ketiadaan aktivitas deteksi,” kata Steaven.
Akan tetapi, selama sepekan terakhir, pengambilan sampel baru mencapai 81,4 persen (2.058) dari target. Empat kabupaten, yaitu Sangihe, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, dan Bolaang Mongondow Selatan, bahkan tidak mengambil sampel sama sekali. Padahal, total sampel yang harus diambil dari empat kabupaten itu selama sepekan hanya 352 atau 13,9 persen dari target provinsi.
Sebaliknya, beberapa daerah justru telah melampaui target jumlah sampel mingguannya, seperti Tomohon (735 dari target 108) dan Bitung (223 dari target 222). Adapun Manado yang jumlah kasusnya 52,1 persen dari total kasus di Sulut baru mampu mengumpulkan 130 sampel dari sasaran 438 sampel per minggu.
Karena itu, Gugus Tugas Covid-19 Sulut mendorong pemerintah daerah untuk mengerahkan tim surveilans dalam kegiatan pelacakan. Apalagi, Sulut kini telah meningkatkan kapasitas laboratorium untuk uji PCR dari 300-400 sampel per minggu menjadi 600-750 sampel per minggu.
Baca juga:Angka Kesembuhan di Sulawesi Utara Cenderung Naik
”Itulah mengapa kami memulai tes massal sejak awal pekan ini. Sebelumnya masih ada antrean sampel swab yang menumpuk di laboratorium kami. Kami menunggu antrean itu clear dulu, baru mulai tes massal,” kata Steaven.
Di lain pihak, Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengatakan, Manado telah masuk zona oranye atau zona risiko sedang. Vicky pun meminta masyarakat ambil andil mempertahankan posisi Manado dengan menjaga kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan. ”Agar bisa maksimal, mari kenakan masker, rajin cuci tangan, jaga jarak sosial, jangan berkerumun, serta menjaga pola hidup sehat,” katanya.
Manado kembali ke zona merah Covid-19 setelah bulan lalu dinyatakan sebagai zona oranye. Karena itu, untuk sementara, Vicky juga belum mengizinkan beberapa pusat keramaian dibuka, seperti tempat hiburan malam, spa, serta wahana permainan anak. ”Tiga tempat ini boleh buka lagi kalau Manado sudah masuk zona kuning, yaitu zona risiko rendah,” katanya.
Kendati demikian, pemerintah kota terus berupaya mencari celah bagi roda ekonomi untuk berputar. Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Manado, drg Sanil Marentek, mengatakan, para pengelola tempat hiburan, hotel, serta pusat-pusat pertemuan akan diimbau mengirimkan surat proposal protokol kesehatan ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Atap (DPMPTSP) Manado agar bisa beroperasi kembali.
”Silakan mengambil formulir dan berkonsultasi dengan pejabat di DPMPTSP Manado. Nanti dinas akan berkonsultasi dengan Gugus Tugas Covid-19 Manado. Pak Wali Kota akan melihat sendiri kesiapan hotel dan tempat hiburan yang mengajukan proposal,” kata Sanil.
Baca juga: Kritik dan Apresiasi dalam Lukisan Para Seniman Sulawesi Utara
Sementara itu, Bolaang Mongondow Timur masih menjadi daerah yang mencatatkan paling sedikit kasus Covid-19. Kini, seorang pasien masih dirawat, sedangkan dua lainnya sudah sembuh. Tidak ada pasien meninggal.
Kegiatan perkantoran pun dilaporkan sudah kembali aktif, begitu pula keagamaan. Namun, anak-anak belum kembali ke sekolah untuk belajar secara tatap muka.
Bupati Bolaang Mongondow Timur Sehan Salim Landjar yakin warganya telah terbiasa dengan protokol kesehatan. Karena itu, tidak perlu menghentikan semua kegiatan untuk mencegah penyebaran virus korona baru.
”Saya sudah turun sendiri untuk menyosialisasikan penanganan Covid-19 di 81 desa. Saya yakin rakyat Bolaang Mongondow Timur peka dan sudah paham cara menghindari Covid-19,” katanya.