Kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah terus meluas dan bertambah hingga penutupan kantor layanan publik juga dilakukan.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Dikenal sebagai daerah dengan kasus penularan korona yang sangat rendah, temuan kasus positif Covid-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah, per Kamis (6/8/2020) saja bertambah 26 kasus. Jumlah ini diperkirakan bisa bertambah seiring analisis tes usap Dinas Kesehatan Jawa Tengah yang masih berjalan.
Data Covid-19 Kota Tegal di Corona.tegalkota.go.id, hingga Kamis pukul 19.30, hanya mencatatkan dua orang positif Covid-19 dirawat. Satu pasien warga Kota Tegal, satunya lagi warga luar Tegal. Secara kumulatif tercatat 16 kasus positif, 6 kasuscdi antaranya warga Kota Tegal.
”Ini masih bisa berkembang karena kami sedang menyelesaikan sekitar 200 tes. Jadi, kami masih menunggu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menjawab pertanyaan wartawan melalui video, Kamis sore.
Saat dikonfirmasi terkait penambahan kasus positif di wilayahnya, Wali Kota Tegal Dedy Yon dan Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi enggan berkomentar. Jumadi mengatakan, ia baru akan memberi keterangan resmi pada Jumat (7/8) setelah pulang dari Jakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari juga tidak mau memberi tanggapan. Ia hanya membaca pesan yang dikirim tanpa membalasnya.
Kota Tegal tercatat pernah dua kali berencana membubarkan tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19, tetapi batal. Alasan pembubaran itu adalah klaim keberhasilan mengendalikan penularan korona.
Faktanya, dari total 240.000 penduduk Kota Tegal, baru 3.500 orang yang dites. Artinya, pengetesan baru dilakukan kepada 1,4 persen penduduk.
Di sejumlah daerah, penularan terus meluas dan berdampak pada penutupan kantor atau instansi. Di Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Blitar menutup kantor dinas kesehatan serta bagian humas dan protokol selama beberapa hari menyusul lima aparatur sipil negara terkonfirmasi positif Covid-19.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti, mengatakan, kedua lembaga itu ditutup sejak Kamis sampai Senin (10/8). ”Selain ditutup sementara, juga (dilakukan) sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan di kedua tempat itu dan tempat lain di lingkungan kantor pemkab,” ujarnya.
Selain itu, dilakukan pelacakan terhadap semua pegawai di lembaga itu. Hingga kemarin, kasus Covid-19 di Blitar mencapai 264 orang (128 orang dirawat, 124 orang sembuh, dan 12 orang meninggal).
Di Medan, Sumatera Utara, penelusuran kontak kasus positif korona di lingkungan pemerintah kota juga masif. Pemkot Medan membentuk tim pengawas protokol Covid-19 hingga tingkat kelurahan.
”Kami lakukan penelusuran semua orang yang kontak erat dengan Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution dalam dua pekan ini,” kata Sekretaris Daerah Kota Medan Wiriya Al Rahman.
Awal pekan ini, Akhyar diumumkan positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit dengan kondisi stabil dan baik. Selain Akhyar, dua kepala dinas juga positif, yakni Kepala Dinas Tenaga Kerja Hanalore Simanjuntak serta Kadis Kebersihan dan Pertamanan M Husni.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut mencatat 4.477 kasus positif atau bertambah 86 kasus sehari. Sebanyak 1.859 orang sembuh dan 213 orang meninggal. Di Sumut kini juga dirawat 515 pasien terduga Covid-19. Rasio kasus positif di Sumut sebesar 18 persen dari 24.858 spesimen yang diuji.
Penambahan signifikan kasus positif Covid-19 juga muncul di Sumatera Barat, khususnya setelah momen Idul Adha. Meskipun punya laboratorium mumpuni dalam pemeriksaan sampel, Sumbar dinilai lemah dalam pencegahan penularan.
Gugus Tugas Covid-19 Sumbar melaporkan, kasus positif bertambah 32 orang dari 1.986 sampel diperiksa. Rinciannya, 11 orang dari Padang, 6 orang dari Kota Solok, 2 orang dari Kabupaten Solok, 7 orang dari Agam, dan 6 orang dari Sawahlunto.
Sejak Rabu terjadi lonjakan signifikan kasus positif Covid-19. Pada Rabu dan Kamis (29-30/7), tambahan kasus positif korona sebanyak 17 orang dan 16 orang. Puncaknya pada Idul Adha, tambahan kasus positif 41 orang, satu orang meninggal.
Dari perspektif kami di bidang kesehatan masyarakat, mencegah lebih baik daripada terinfeksi. (Defriman Djafri)
Tambahan kasus 41 orang itu sekaligus melampaui rekor tertinggi sebelumnya, yakni saat Idul Fitri dengan 35 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Secara terpisah, epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri, berpendapat, selain meningkatnya mobilitas masyarakat, lonjakan kasus dipicu lemahnya pencegahan. Ia menilai, pemprov lebih mengutamakan pendekatan perawatan mengandalkan laboratorium dibandingkan dengan pencegahan.
”Dari perspektif kami di bidang kesehatan masyarakat, mencegah lebih baik daripada terinfeksi. Kalau perspektif klinis, ya, bicara perawatan saja,” ujar Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand itu.
Di Maluku, pasien Covid-19 bertambah 45 orang per Kamis sehingga total menjadi 1.221 orang. Kematian bertambah jadi 25 orang. Kenaikan jumlah kasus ini disebabkan mulai berkurangnya kewaspadaan.
Keterangan pers tertulis yang disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku, penambahan kasus terjadi di Kota Ambon dengan 22 pasien, Kota Tual 21 pasien, serta Maluku Tengah dan Maluku Tenggara masing-masing 1 pasien. Sementara itu, total yang sembuh 779 orang atau 75,4 persen.
Kasus kematian menjadi 25 orang, sementara pekan lalu 22 orang. ”Pandemi ini masih berlangsung, makanya harus terus waspada. Mari sama-sama saling menjaga,” ujar Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku Kasrul Selang. (DIT/XTI/NSA/JOL/WER/CIP/FRN)