Tim SAR gabungan dibantu warga menemukan satu dari empat orang yang hilang dalam kecelakaan kapal cepat di Perairan Sungai Dawas, Sumatera Selatan, Kamis (6/8/2020).
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Tim SAR gabungan dibantu warga menemukan satu dari empat orang yang dinyatakan hilang dalam kecelakaan kapal cepat di Perairan Sungai Dawas (bukan Sungai Penuguan seperti ditulis sebelumnya), Sumatera Selatan, Kamis (6/8/2020). Proses pencarian tiga korban lainnya pun terus difokuskan di sekitar lokasi tersebut.
Petugas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Cabang Sungai Lilin Rahmad Sahid, Kamis, mengungkapkan, korban yang ditemukan adalah Nia, warga Desa Suka Mulya, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin. ”Dia ditemukan dalam keadaan sudah meninggal di sekitar tongkang,” ujar Rahmad.
Proses pencarian dilakukan tim SAR gabungan dengan sejumlah warga, termasuk keluarga korban, hingga dini hari dengan peralatan seadanya. ”Mereka berjibaku hingga menemukan jasad Nia sekitar pukul 04.45 WIB,” katanya.
Sebelumnya, ada lima orang yang dinyatakan hilang, satu di antaranya adalah serang (pengemudi kapal cepat). Namun, diketahui belakangan, serang itu sudah ditemukan dalam kondisi masih hidup. ”Dengan begitu, tinggal tiga korban lagi yang masih dicari,” ucapnya.
Nia, ujar Rahmad, adalah guru pendidikan anak usia dini (PAUD) di Tungkal Ilir. Dia dalam kondisi mengandung sembilan bulan. Adapun suami Nia, yang bernama Cukup, juga turut menjadi korban yang sampai sekarang belum ditemukan.
Proses pencarian terus dilakukan dengan bantuan tambahan personel dan peralatan dari Kantor SAR Palembang yang telah datang pada Kamis pagi. Kini fokus pencarian di sekitar tongkang batubara.
Selain Cukup, dua penumpang lain yang masih dicari adalah anak-anak. Orangtua dari kedua anak itu selamat dalam kecelakaan ini. Warga sekitar tempat lokasi kecelakaan turut membantu mencari korban yang hilang. ”Para nelayan dan warga setempat berupaya mencari korban sampai siang ini,” ucapnya.
Aman Mahmud, Kepala Desa Pinang Banjar, yang turut terlibat dalam proses pencarian, menerangkan, jasad Nia baru ditemukan setelah tongkang dipindahkan. ”Proses pemindahan dilakukan selama dua jam. Tak lama setelah itu, jasad Nia pun ditemukan,” katanya.
Dirinya menduga korban lain yang hilang kemungkinan terjebak di sekitar atau di bawah tongkang. Kemungkinan lain, para korban telah terbawa arus. Aman mengatakan, satu hal yang menjadi kendala proses pencarian adalah banyaknya tongkang yang bersandar di pinggir Sungai Dawas. ”Jumlah tongkang sampai puluhan sehingga sangat berisiko,” katanya.
Keberadaan tongkang ini, menurut Ahmad, juga turut menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Kapal itu bertolak dari Karang Agung menuju Sungai Lilin mengangkut 10 penumpang. Namun, baru satu jam perjalanan, mesin kapal tiba-tiba mati.
Akibatnya, kapal tersebut terbawa arus sungai yang deras dan menabrak tongkang batubara yang bersandar di tepi sungai. Kapal itu pun hanyut dan masuk ke bagian bawah tongkang. ”Kami sudah berkali-kali meminta pihak berwenang untuk menertibkan tongkang tersebut karena keberadaannya sangat membahayakan warga yang beraktivitas di sepanjang alur Sungai Dawas,” ujarnya.
Sungai Dawas ini berada di perbatasan antara Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin. Sungai tersebut juga diapit tiga kecamatan, yakni Kecamatan Babat Supat, Tungkal Ilir, dan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin. ”Jadi, ketika terjadi kecelakaan seperti ini, warga langsung berinisiatif menolong korban. Ini sudah menjadi tradisi,” kata Aman.