Kerja Sama UMKM Purbalingga dengan Alfamart Angkat Ekonomi Lokal
Kerja sama Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan industri waralaba toko modern Alfamart diperluas dalam memasarkan produk unggulan UMKM lokal. Diharapkan pelaku UMKM kian berdaya saing tinggi dan naik kelas.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Kerja sama Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan industri waralaba toko modern Alfamart diperluas untuk memasarkan produk unggulan usaha mikro, kecil, dan menengah lokal. Hal ini diapresiasi sebagai upaya menggerakkan ekonomi rakyat terutama di situasi pandemi.
Kerja sama Pemkab Purbalingga, Jawa Tengah, dengan Alfamart pada Mei lalu meliputi 33 produk UMKM yang dipasarkan di dua gerai Alfamart. Kolaborasi itu kini diperluas pada 36 produk UMKM yang dipasarkan di empat gerai Alfamart di Purbalingga.
”Sebelum pandemi, saya bisa menjual sekitar 20 kilogram kopi. Dengan kerja sama ini, alhamdulillah bisa bertahan,” kata Untung Budi Santosa (30), pemilik produk Kopi Lumpang Purbalingga, di sela-sela peresmian pemasaran produk lokal di salah satu gerai Alfamart di Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (6/8/2020).
Untung berharap kerja sama ini bisa mendukung usahanya yang memiliki empat tenaga kerja dan omzet sekitar Rp 6 juta per bulan. ”Saya sudah buka usaha ini selama tiga tahun,” ujarnya.
Surahiningsih (47), pemilik produk gula kelapa cair Sanabel, juga berharap hal serupa. ”Usaha saya ini masih baru. Alhamdulillah bisa dijual di Alfamart. Semoga bisa laris,” katanya.
Pada Mei, Pemkab Purbalingga melalui Dinas Koperasi dan UMKM Purbalingga menjalin kerja sama untuk pemasaran produk unggulan UMKM Purbalingga. Sebanyak 33 produk unggulan dipasarkan di dua gerai Alfamart, yakni di Jalan Sarengat dan Jalan AW Soemarmo. Dua tambahan gerai Alfamart yang menjual produk UMKM Purbalingga adalah Alfamart Jalan Ahmad Yani dan Jalan Tentara Pelajar.
”Penjualannya bagus, Purbalingga potensial sekali. Produk yang banyak laku snack,” kata Deputy Branch Manager Alfamart Cilacap Ikwan Ngabdi Raharjo.
Ikwan mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM untuk membantu proses seleksi produk unggulan. Sejumlah syarat suatu produk bisa dipasarkan di Alfamart, antara lain, memiliki izin pangan industri rumah tangga (PIRT) dan sertifikasi halal.
Secara bertahap, produk-produk UMKM itu diharapkan bisa dipasarkan di 34 gerai Alfamart di wilayah Purbalingga. Bahkan, diharapkan bisa dijual secara reguler di 13.000 gerai Alfamart di Indonesia. Menurut Ikwan, kapasitas produksi UMKM menjadi pertimbangan agar suatu produk bisa dijual secara reguler. Sampai saat ini, omzet penjualan produk UMKM tercatat Rp 400.000-Rp 500.000 per minggu untuk setiap gerai Alfamart di Purbalingga.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengapresiasi manajemen PT Sumber Alfaria Trijaya, khususnya regional Cilacap, sebagai industri waralaba toko modern yang memfasilitasi para pelaku UMKM Purbalingga. ”Atas nama pemerintah, kami berterima kasih kepada Alfamart karena sudah resmi menjadi mitra pemerintah khususnya di bawah Dinas Koperasi dan UMKM,” katanya.
Selanjutnya, Pratiwi berharap semakin banyak produk UMKM Purbalingga yang bisa masuk di toko modern. Menurut dia, sudah saatnya UMKM Purbalingga naik kelas dan memiliki daya saing tinggi.
Sejauh ini, beberapa produk UMKM unggulan yang masuk ke gerai Alfamart di Purbalingga antara lain produk olahan nanas seperti jus dan dodol nanas, semprong wijen, abon sapi, seriping getuk, kerupuk jambu, aneka kopi, serta sambal khas Purbalingga.
Sementara itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto juga terus mendorong pembayaran nontunai melalui QR Code Indonesian Standard (QRIS) di semua sektor perniagaan, termasuk UMKM. Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Samsun Hadi, saat ini dibutuhkan transaksi pembayaran yang mudah, praktis, dan minim kontak terutama di masa pandemi.
”Perkembangan yang terjadi saat ini telah mendorong berbagai sektor, mulai mengubah mekanisme pembayarannya menjadi berbasis QRIS,” kata Samsun dalam siaran pers.